Kupikir semesta memang mempermainkan kita saat itu. Bertemu di waktu yang entah tepat atau tidak menjadi dekat tanpa arah tujuan.
Kemudian kau dan aku tersesat dalam perasaan sendiri sibuk menerka nerka apa mau hati.
Sampai kini ku temui jawaban atas tanya dalam benak bahwa sebenarnya hatiku tidak pernah sekalipun menginginkanmu dan kurasa kamupun begitu.
Kini ku tahu bahwa kata kita memang tidak akan pernah tepat untuk menggambarkan kau dan aku karena selamanya semesta memang tidak menggariskan kau dan aku dalam satu garis takdir.
Karena terkadang, semesta memang sebercanda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata luka
RandomSaat semua yang ada dalam kepala dan hati tidak pernah mampu bersuara.