2

240 42 22
                                    

"Pfft." Tawa Wooseok segera menderai setelah mendengar ucapan Sakura. Gadis berambut sebahu itu dibuat memerah begitu sadar bahwa laki-laki di sebelahnya itu sangat puas mentertawakannya.

"Apa yang kau tertawakan?!"

"Tidak. Hanya kau percaya diri sekali."

"Kau yang memulai lebih dulu!"

Wooseok menyelesaikan tawanya. Sepasang matanya mengerling pada tempat di mana paparazzi bayaran itu berdiri sebelumnya. Tidak ada sosok itu lagi di sana, maka Wooseok dapat bersadar lega.

"Dia sudah pergi. Sepertinya kita tidak perlu kemana-mana," ucapnya. Sakura mencoba mengecek keberadaan paparazzi tersebut dan menemukan hal yang sama. Dia telah pergi.

"Kalau begitu, aku sudah boleh kembali?" tanya Sakura. Wooseok mengangguk sebagai jawaban. Tanpa menunggu apapun lagi, Sakura segera membuka pintu mobil laki-laki itu. Pikirannya sudah tertuju pada tempat tidurnya. Ingin beristirahat segera sebelum menghadapi kekacauan besok setelah berita kencan mereka ditayangkan media. Namun, lengannya ditahan dengan cepat oleh Wooseok.

"Hei... aku sebenarnya juga tidak ingin—" ada jeda di kalimat pemuda itu. Ia seolah sedang berpikir, membuat Sakura menunggu dan menerka apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh pemuda itu. "—boleh aku menginap di sini?" Wooseok melanjutkan. Ia memalingkan wajahnya, masih memertahankan egonya.

"Hah?" Sakura dibuat tak percaya. "Paparazzi itu kan sudah pergi, kau bisa kembali ke tempatmu. Lagipula aku tidak mau berbagi kamar denganmu."

Wooseok mengacak rambutnya."Memangnya siapa yang mau berbagi kamar denganmu? Aku terpaksa dan tak tahu harus kemana. Sejak beritaku dan Hana ada di mana-mana, banyak sekali stalker yang memantau apartementku," ucapnya. Laki-laki bersurai dark brown itu membuka ponselnya,memerlihatkan isi pesan yang dikirimkan managernya. "Lihat? Sekarang aku bahkan tidak bisa menginap di rumah managerku karena banyaknya wartawan yang berjaga di sana."

Sakura menghela napas "Memangnya kau tidak punya teman pria?"

Wooseok memalingkan wajahnya. Sakura bisa melihat telinga pemuda itu memerah. "Tidak," cicitnya, nyaris tak terdengar oleh Sakura.

Sakura nyaris saja tergelak jika saja ia tidak langsung ditatap tajam oleh seniornya itu. "Itu karena sifat sombongmu itu tau!" Kembali, Sakura mengela napas. "Baiklah, kau boleh tidur di apartementku aku akan kembali ke dorm,"

"Malam-malam begini?"

Sakura mengangguk. "Memangnya aku mau menghabiskan waktu denganmu."

"Akan kuantar," ucap Wooseok menawarkan.

"Akan jadi masalah kalau kau terlihat berkeliaran di sekitar dorm kami malam-malam begini."

"K-Kalau begitu, tetaplah di sini" Sebenarnya Wooseok juga tidak ingin menghabiskan waktu bersama juniornya itu. Ditambah mereka tidak akrab sama sekali sebelumnya. Hanya saja, tempat ini adalah tempat teraman untuknya saat ini. Jika ia pergi ke hotel atau penginapan, gosip itu akan berkembang makin parah. Maka, tempat yang tidak diketahui media seperti ini adalah pilihan terbaik. Juga, walaupun malas mengakui, ia masih tahu diri tidak membiarkan juniornya itu pergi malam-malam karenanya.

Sakura memandang Wooseok tak percaya. Ia segera membuat gerakan menyilangkan tangannya di depan dada, seolah melindungi diri. "Ingat ya, hubungan ini hanya keperluan bisnis! Jangan macam-macam!" ucapnya yang membuat Wooseok mendengus.

Wooseok menggerakan bola matanya, mengamati Sakura dari atas sampai ke bawah kemudian menyeringai "Aku tidak tertarik denganmu," ujarnya.

"Kim Wooseok!"

Hopeless RomanticWhere stories live. Discover now