"Waw... hebat. Berita kita dimana-mana." Wooseok merebahkan diri di tempat tidur Sakura. Sebelah tangannya sibuk mengganti channel televisi sementara Sakura berdiri diambang pintu menahan kesal karena seniornya itu semakin menjadi-jadi menganggap apartemennya seolah miliknya.
"Hei... Kim Wooseok. Bisakah kau keluar dari kamarku?" Sakura bertanya dengan penuh penekanan di setiap kata. Gadis itu menghela napas kasar begitu tidak dihiraukan."Ya! Kim Wooseok!" Sakura berteriak membuat laki-laki itu menutup telinganya dengan kedua tangan.
"Tapi kau hanya ada televisi di kamarmu. Aku bosan hanya melamun di sofa"
"Kau yang ingin menginap di sini, jadi itu sudah konsekuensinya." Sakura menghampiri Wooseok, berusaha menyeret pemuda itu keluar dari kamarnya. Namun apa daya, tubuhnya yang kurus malah terjatuh di tempat tidur, tepat di sebelah seniornya itu.
Wooseok memiringkan tubuhnya, menatap Sakura di sebelahnya. "Aku sudah bilang 'kan ingin menghabiskan waktu dengan kekasihku," ujarnya lalu menyeringai.
Sakura menampilkan raut masam tapi telinganya mulai memerah. Siapapun jika ditatap seperti itu oleh Kim Wooseok pasti akan merona, termasuk dirinya. Hanya saja, Sakura tahu betul jika seniornya itu sedang jahil padanya. Maka ia dengan segera mendorong seniornya itu hingga berguling dan jatuh ke lantai.
"Hei!" Wooseok berteriak tapi Sakura tersenyum mengejek. "Sana habiskan waktumu dengan lantai," ucapnya.
Wooseok ingin protes tapi matanya kini terpaku pada playstation di bawah tv Sakura. "Hei, mau main game?"
"Kau menantangku?"
Wooseok tersenyum miring "Bisa jadi?"
Pada akhirnya mereka menghabiskan berjam-jam waktu untuk bermain game dibarengi tawa juga saling menghujat. Wooseok tak ingat kapan terakhir kalinya ia benar-benar menikmati waktu seperti sekarang ini. Sudah lama sekali, batinnya.
"Aku mena—" Ucapan Wooseok terputus begitu kepala Sakura jatuh di bahunya. Mereka sejak tadi bermain sambil bersandar pada headboard . Wooseok terlalu menikmati sampai-sampai tak sadar bahwa juniornya itu telah menahan kantuk dan akhirnya tertidur juga.
"Hei... hei... bangun" Wooseok berusaha membangunkan Sakura tapi gadis itu tetap tertidur dengan lelap. Wooseok mengela napas, ia memerhatikan wajah Sakura yang terlihat sangat lelah. Pandangannya teralihkan pada lutut Sakura yang lebam.
Kau berlatih sangat keras ya hari ini.
"Hari ini saja. Hanya hari ini kau kubiarkan bersandar di bahu seorang Kim Wooseok," ujar Wooseok bermonolog. Ia memerhatikan Sakura yang terlihat tidak nyaman dengan posisinya. Dengan sangat hati-hati laki-laki bersurai dark brown itu mengubah posisi Sakura, merebahkan gadis itu di tempat tidur dengan baik. Baru saja ia ingin beranjak, Wooseok merasakan tangannya digenggam. Sangat erat sampai-sampai ia sendiri tak tega untuk melepaskannya.
"Hah... hanya untuk hari ini. Hari ini saja"
...
Sakura membuka mata perlahan. Tidurnya terasa sangat nyenyak semalam. Mungkin karena dirinya sangat lelah, pikirnya. Detik berikutnya ia nyaris saja berteriak begitu melihat wajah Kim Wooseok hanya berjarak beberapa centimeter saja dari wajahnya. Laki-laki itu masih terlelap di sebelahnya. Belum lagi tangan mereka yang saling menggenggam. Buru-buru Sakura memejamkan mata kembali ketika Wooseok melenguh.
Wooseok terbangun. Kedua matanya melebar begitu melihat Sakura sangat dekat dengannya, belum lagi tangan mereka yang masih saling menggenggam sejak semalam. Laki-laki itu perlahan menarik tangannya. Ia bangun pelan-pelan, berusaha tak menimbulkan suara. Wooseok menutup sebagian wajahnya yang memerah dengan punggung tangan sebelum beranjak menuju kamar mandi.
YOU ARE READING
Hopeless Romantic
FanfictionKim Wooseok seorang idol ternama terjerat skandal kencan dengan member girlgroup, Jung Hana. Untuk melindungi Hana, gadis yang ia cintai, Kim Wooseok menyetujui saran gila agensinya. Membangun hubungan palsu dengan Miyawaki Sakura, juniornya yang ti...