Dilema

586 44 1
                                    

Krystal masih terus mengenggam erat tangan Kai, mencoba memberikan Kai semangat untuk tetap berjuang hidup. Sudah hampir 5 jam Krystal menunggu Kai, tapi Kai tak kunjung sadar juga. Entah berapa banyak tetesan airmata yang Krystal jatuhkan. Matanya tak terjaga sedari semalam, dia terus menatap lekat wajah Kai, berharap kekasih hatinya itu memberikan respon ataupun membuka matanya. Tapi nyatanya nihil, Kai tetap terlelap dari tidur panjangnya.

"Kai.. Ku mohon.. Buka matamu, Kai" isak Krystal.

Krystal mengelus pipi Kai dengan lembut. Dia sangat berharap Kai membuka matanya.

"Permisi nona, silakan tunggu di luar dulu. Dokter akan memeriksa pasien sebentar"

Krystal hanya mengangguk dan keluar dari ruangan tempat Kai di rawat.

"Kai.. Bertahanlah.. Demi aku" ucapnya lirih.

"Krystal"

Krystal langsung memeluk Joohyun, dia mengeratkan pelukannya.

"Kakak.. Kai.. Dia tidak bangun dari semalam. Padahal aku terus menunggunya, tolong kakak, bangunkan Kai"

Joohyun mengeratkan pelukannya dengan Krystal.

"Sudah.. Sudah.. Percayalah Krystal, Kai adalah pria yang kuat dia pasti akan membuka matanya. Sekarang kau pulanglah dulu ke rumah, istirahatlah lalu nanti malam kau kembali kesini lagi.

"Tidak kakak.. Aku tidak mau.. Aku ingin tetap disini dan menjaga Kai"

"Krystal kau jangan membantah" ucap Junmyeon yang tiba-tiba datang.

"Lihat penampilanmu sayang, sudah acak-acakan seperti ini. Nanti Kai akan berpaling lagi jika melihat Krystal berpenampilan seperti ini"

Krystal hanya terdiam, dia hanya menangis dan menundukkan kepalanya.

"Joohyun, kau jaga Kai dulu yah. Aku antar Krystal pulang dulu"

Joohyun hanya mengangguk.

"Kakak, jika terjadi sesuatu tentang Kai langsung kabari aku yah kak"

"Iyah sayang"

Krystal melihat Kai sebentar, sebelum dia pergi.

***

"Krystal.. Krystal.. Krystal.. Ckck.. Kasihan sekali kau sayang, harusnya kau bahagia denganku tapi kau malah memilih menderita bersama pria pecundang itu.. Ckck"

Myungsoo membakar foto Krystal, dan tersenyum sinis.

"Jika memang kali ini Kai lolos dari mautnya, nampaknya aku harus merubah strategiku. Mungkin aku bisa menghabiskan nyawamu saja Krys. Jika kau tidak menginginkan untuk bersamaku sebaiknya aku habisi saja dirimu, sayang. Karena aku tak sanggup melihat kau dengan pria lain" ucapnya dengan nada sinis.

***

"Kai"

Krystal menyeka airmatanya, dia terus menatap foto Kai lirih.

"Sayang.. Krystal" ucap Yoona yang tiba-tiba datang.

"Hei kau kenapa?"

Krystal hanya menangis, dia memeluk ibunya.

"Ibu.. Kai bu.. Dia terluka lagi bu"

"Kai? Kekasih barumu itu?"

Krystal hanya mengangguk.

"Sudah.. Sayang.. Berhenti menangis"

Yoona menyeka airmata Krystal.

"Sayang.. Ayahmu sudah kembali dari luar negeri. Dia ingin menanyakan alasan kau mengakhiri pertunanganmu dengan Myungsoo"

"Bukankah aku sudah memberitahu ibu tentang masalah itu?"

"Iya sayang, ibu juga sudah menjelaskan pada ayahmu. Tapi dia ingin mendengar penjelasan dari dirimu, sayang"

"Tapi bu.. Aku takut ayah tak mengerti"

"Sayang.. Yakinkan ayahmu, ibu yakin ayahmu pasti akan menerima keputusanmu. Karena yang nantinya akan menikah kan dirimu, bukan ibu ataupun ayah. Jadi ibu selalu mementingkan kebahagiaan putri ibu ini"

Krystal hanya mengangguk, dia memegang lengan Jisoo dengan erat. Mereka keluar dari kamar dan menuruni tangga. Yunho sudah menanti dengan wajahnya yang sangat tegas. Membuat Krystal menelan ludahnya sendiri.

"KRYSTAL" teriak Soohyun.

Krystal langsung tersentak, tubuhnya gemetar. Dia menggigit bibir bawahnya.

"Apa yang kau lakukan, Krys? Apa kau ingin mencoreng nama baik ayah, hah? Berapa lama kau berhubungan dengan Myungsoo? Tiga tahun, bukan? Itu bukan waktu yang sangat singkat Krystal, tapi mengapa kau malah mengambil keputusan seperti itu? Ayah tidak mau tahu Krystal, pertunanganmu dan Myungsoo tidak bisa dibatalkan!"

"Tapi ayah? Krystal sudah tidak mencintai Myungsoo lagi"

"Cinta? Jadi karena sudah tidak cinta kau mengakhiri pertunanganmu dengan Myungsoo?"

"Tapi ayah.. Aku dan Myungsoo—"

"Hentikan Krystal, aku sudah tak ingin mendengar lagi alasanmu, kau lanjutkan pertunanganmu dengan Myungsoo, atau kau akan kehilangan seluruh fasilitasmu ini. Termasuk rumah ini"

"Apa maksudmu, Yunho?"

Yoona yang sedari tadi diam, kini angkat bicara saat Yunho menyinggung rumah yang mereka tempati.

"Ya Yoona, aku banyak berhutang dengan Siwon, ayahnya Myungsoo. Maka dari itu, jika Krystal memutuskan pertunangannya dengan Myungsoo, kita akan kehilangan semua yang kita miliki"

"Apa maksudmu ayah?" tanya Junmyeon yang tiba-tiba datang.

Yunho hanya terdiam.

"Jika ayah bersikap seperti itu, sama saja ayah menjual Krystal pada keluarga mereka untuk menyelamatkan harta ayah, apa ayah begitu egois sehingga hanya memikirkan diri ayah sendiri? Pikirkan juga kebahagiaan Krystal, ayah. Dia sudah tak ingin bersama Myungsoo. Aku mohon padamu, mengertilah perasaan Krystal"

Krystal hanya menangis dan terisak.

"AYAH.. KATAKAN.. JANGAN DIAM SAJA!!!" teriak Junmyeon.

PLAAAKKK

"Kau tau apa Junmyeon? Untuk mengurus hidupmu sendiri saja kau tidak becus, tapi sekarang kau mencoba untuk menggurui ayahmu. Lihat dulu dirimu!"

"Aku memang bukan Junmyeon yang seperti ayah inginkan, tapi aku selalu menghargai perasaan orang lain, tidak seperti ayah yang hanya mementingkan diri ayah sendiri. Selama aku masih hidup aku tak akan pernah membiarkan Krystal untuk menikah dengan Myungsoo"

"KAUUUUU"

Yunho menunjuk ke arah wajah Junmyeon. Yoona mencoba menahan amarah suaminya.

"Junmyeon.. Cukup sayang.. Hentikan"

"Tapi bu—"

"Pikirkan lagi Krystal.. Kau lebih memilih cintamu, atau memilih untuk menyelamatkan keluarga ini?"

Krystal hanya diam, dia meneteskan airmatanya. Memejamkan kedua matanya, dia benar-benar di posisi yang sangat dilema.

"Aku mau melanjutkan kembali pertunanganku dengan Myungsoo ayah" ucap Krystal.

Junmyeon menatap Krystal bingung, dia tak mengerti dengan keputusan Krystal.

Sementara Yunho, dia tersenyum sangat bahagia. Dia langsung memeluk tubuh Krystal erat.

Yoona melihat jelas kesedihan yang tergambar diraut wajah Krystal. Hatinya pun merasa sangat sakit, saat melihat pengorbanan putri kesayangannya itu.

To be continued...

JUST FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang