Jiro

785 95 24
                                    

Pagi ini, seperti biasa. Aku bangun kesiangan lagi. Ya habisnya mau gimana lagi, Harvest Moon nya lagi nyiapin ultahnya Karen sih :(. Mana bisa aku berhenti ditengah-tengah event.

Lagi-lagi, Sabubur itu marah-marah setelah ngebangunin gue. Hiraukan saja bocah itu. Aku mendekat ke Ichiro-nii-san dan langsung memeluk dari belakang. Hap.

"Astagfirullah, Jiro. Cuci muka dulu! Itu ilernya masih berbekas." tegur Ichiro.

"Bentar. Masih pingin meluk Ichi-nii-san. " balasku manja.

"Cepet cuci muka dulu! Ntar kesiangan lagi. "

Dengan berat hati, aku mulai ngelangkah ke kamar mandi. Cuci muka dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

*

"Cepat kumpulkan buku matematika nya! " teriak Jyuto-sensei.

"Baru juga masuk, kok udah ada tugas lagi ya?! " keluh Dice.

"Ya kamu kan anak baru, jadinya wajar aja. " jawab Hifumi.

"Hah? Tugas apaan seh?! " sungut Ichi.

"Nii-san, cepet salin punyaku! Ini bener semua kok jawabannya! " sombong Saburo.

Tolong tinggalkan adik kakak ini. Kita beralih ke aku yang lagi sibuk main game Candy Crush.

"Jiro!"

"E-eh, iya pak? " jawabku kaget ketika ketahuan main hp di kelas.

"Nanti bawa semua buku tugasnya ke meja bapak ya. "

"Loh? Kenapa gak ketua kelas aja? " aku melirik kearah bangku si ketua kelas.

Loh kok ilang?

"Tadi dia langsung pergi, gak tau kemana. "

Alamak. Kabur lagi pasti si boncel. Udah tau, Jyuto-sensei hobi nyuruh ini itu.

"Iya pak. Iya. " dengan berat, aku iyain aja.

'Punya dua tangan, kok gak digunain sih' pikirku misuh-misuh.

Aku membawa tumpukan buku nan berat itu ke ruang guru. Kebetulan, ruangannya lagi sepi gaes. Gak tau tuh manusia pada kemana.

Setelahnya, aku menyimpan buku-buku itu diatas meja Jyuto-sensei.

Plak!

Dengan kurang ajarnya, tuh tangan nampar pantat gua sambil diremes-remes gitu.

'Anjir lah! Masa gua dilecehin lagi! Fuck!'

"Bapak tangannya harap dijaga ya. Gak usah mukul-mukul pantat saya." ucapku sambil menjauhkan tangan Jyuto-sensei.

Sabar. Senyumin aja dulu. Gak tau kalau nanti.

"Salah sendiri kenapa pantatnya ngegoda banget! "

KAMBING!

Refleks, tanganku terkepal kuat. Kesal mendengar bacotan guru bangsat ini. Aku menggigit bibir kuat agar tak mengeluarkan kata-kata umpatan itu.

Mana tuh tangan masih aja grepe-grepe !

Udah ah bodo amat mau dikata kurang sopan juga. Aku pelototin tuh guru sampai rasanya nih mata mau keluar trus pergi gitu aja tanpa permisi.

*

"Si Jiro kenape sih! Mukanya asem banget! "

"Heh! Gak sopan ya kamu sama kakak sendiri! " balasku.

Emang Sabubur itu gak punya sopan santun. Mentang-mentang adik kesayangan Ichi-nii, jadi gak pernah ngakuin aku sebagai kakaknya.

"Nii-san~ Saburo dibentak sama Jiro-nii! "Adunya teriak pada kakak tertua itu.

Makin bad mood aja aku nya :( kalau ditanya kenapa aku gak ngadu aja sih ke Ichi-nii tentang pelecehan ini, ya jawabannya simple aja.

Aku engga mau nyusahin Ichi-nii.

Dulu juga pernah om-om tetangga hampir mau perkosa aku sama Saburo. Untung Ichi-nii yang waktu itu lagi beli permen langsung pulang. Kita kepaksa pindah rumah karena engga mau masalah itu keulang lagi. Kita cuman 3 anak kecil yang bahkan harus bertahan hidup dengan biaya seadanya.

Bahkan Ichi-nii sampe kerja sebagai kasir di Ikebukuro. Aku juga bukan anak manja, jadi aku juga kerja. Cuman kerja jadi Joki game doang. Sementara si Sabubur emang gak dibolehin kerja. Dimanja banget emang tuh bocah.

Kalo aja. Kalo aja orang tua masih ada, mungkin kita gak bakal semiris ini. Gak usah kerja kayak gini. Gak perlu bikin Ichi-nii pulang malem terus. Ya, tapi mana mungkin aku berharap yang gak mungkin begini. Hufft.

"Jiro."

"Iya, Ichi-nii? "

"Hayuk pulang. Hari ini Nii-chan mau bikin kroket buat kalian. "

Uhh, makin sayang aku sama kakak sendiri. Bersyukur banget punya kakak kayak Ichi-nii.

"Ichi-nii-san, Saburo minta kroket yang banyaaaak ya... Jiro gak usah dikasih. "

"Saburo bangke! " umpatku.

"Heh, Jiro. Mulutnya. "

"Hehe. "

Pokoknya jangan sampe keluargaku ini kenapa-napa lagi. Amiin.

----------------------------------------------------

Tbc.

Keep Healthy, babe.

Hypnosis Mic FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang