Ichiro

730 83 35
                                    

Mungkin saat itu terlihat sangat romantis. Ketika aku sengaja membuat kue kering dengan bentuk yang bermacam-macam, hanya untuk diberi pada orang itu. Iya. Orang itu. Orang yang menyebut dirinya 'Toki-Sama'.

Sejujurnya, aku tidak mempunyai niat seperti yang kalian bayangkan ketika memberi kue-kue kering itu. Hanya ingin sedikit menjahili saja.

Kue dengan rasa manis yang aku buat ketika pelajaran tataboga dilakukan. Bahkan reaksi guru olahraga itu terlihat sangat senang -terlihat dari pancaran matanya. Tak tau saja kue kering itu terbuat dari apa. Muehehehe...

Namun ternyata, si guru ubanan itu malah mengartikan berbeda.

"Aku tau kau menyukaiku. Baiklah. Kau boleh menjadi pacarku." ucapnya kala itu.

"Ha?!"

.

Hampir saja aku membuat masakanku gosong karena melamun kejadian absurd tadi siang. Sungguh diluar dugaan sekali. Tiba-tiba berpacaran dengan guru menyebalkan itu.

Dan bodohnya, aku malah tidak menolaknya. Padahal kalau bisa, aku ingin memukul wajahnya sekali.

Ceklek

Menengok ke arah pintu yang terbuka, sontak membuatku terkejut dan lansung berlari setelah mematikan kompor.

Adik kesayanganku, Jiro, tengah basah kuyup.

"Jiro. Ada apa? Apa diluar hujan? " tanyaku panik. Segera mengambil handuk dan memberikannya pada adikku.

Namun sesaat, aku mencium bau tak enak darinya. Ini.. Air hujan kan?

"Jiro. Ada apa? " nadaku melembut ketika tau ada yang tidak beres.

Jiro hanya melirikku dan tersenyum tipis, lalu pergi begitu saja ke arah kamar mandi. Kurasa ia ingin membersihkan diri. Mood nya sedang tidak baik. Aku akan bertanya padanya nanti.

Tiba-tiba handphone bututku berbunyi.

+628xxxxxxxxx

Hey
Tayo

Ini bukan tayo. Sia salah sambung

Tau

Aku mengerutkan dahi bingung. Sapa nih? Orang gabut? Gak jelas banget. Aku langsung menyimpan handphone dan kembali memasak. Setelah itu, memanggil adik-adik tersayang. Jiro dan Saburo.

Tapi, ketika ingin masuk kamar Jiro, samar-samar aku mendengar suara isakan kecil. Ingin langsung masuk, tapi takut mengganggu. Apa mungkin aku biarkan ia sendiri dulu kali ya? :(

Tinutinut

+628xxxxxxxxx

Kamu berani gak bales pesan aku

'Heh, sapa sih ni'

Apa sih?
Ngajak gelud lo

Mulutnya di jaga ya

Emang lo siapa sih? Ganggu aj

Mau aku putusin, hm?

Oalah jancok. Si ubanan ternyata! Bener-bener emang ini bapak-bapak! Tau dari mana coba nomer hp aku! Jangan-jangan stalker lagi! God help me!

+628xxxxxxxxx

Tau dari mana no hp w

Cium dulu baru aku kasih tau

HILIH KINTIL!

Block jangan?

Tapi karena Yamada Ichiro itu murid yang baik hati, pinter masak, sayang keluarga, rajin menabung, maka ia tidak akan sejahat itu untuk memblock nomer gurunya sendiri. :) Apalagi sekarang dia sudah menjadi pacar orang tersebut. Pacar katanya (ಥ_ಥ) mo nangees aja.

Tapi ya untung saja wajah gurunya itu tampan. Terlihat dingin tapi sebenarnya bucin. Jadi bisa dimanfaatin, hihi.

.

Kebetulan hari ini ada pelajaran olahraga. Jadi, sebagai seksi olahraga yang baik, aku nurut saja ketika disuruh untuk mengambil bola di gudang. Jaraknya lumayan jauh sih, tapi aku ikhlas kok.

Yang jadi masalahnya adalah TUH GURU NGINTILIN GUE. Dia yang nyuruh tapi dia juga malah ikut. Kenapa gak ngambil sendiri aja sih malih!!!

Gudangnya gak kotor-kotor amat sebenarnya, hanya saja gelap karena tidak ada pencahayaan sama sekali disana. Dan saat itu, aku langsung dibuat kaget ketika tiba-tiba didorong kearah tembok dan dicium brutal. Iya. Sama si guru bangsat itu.

Dia mencekram bahuku agar tak bisa bergerak sama sekali. Gila tenaganya kuat banget beh! Jujur aku gak mau buka mulut walaupun tuh guru udah jilat atau mainin bibir aku. Tapi ya, yang namanya uke pasti kalah sama seme :)

Dengan kekuatan, Samatoki menggigit bibir bawahku sampe berdarah. Jadi ya otomatis tuh lidah bisa masuk ke mulut. Mana rasanya aneh karena bercampur darah gitu. :(

Tapi lupain gimana rasa ciumannya karena sekarang kedua tanganku sudah dipaksa melingkar dilehernya. Karena gak mau keliatan murahan, ya aku balas pake jambak rambut belakangnya.

"Emhh... Mnn... "

Sial! Mau berapa lama lagi ciumannya ini :( udah bengek nih gak bisa napas. Well, kalo boleh jujur sebenernya ciumannya enak hehe. Tapi kan aku dari awal emang gak niat pacaran sama guru sendiri. :( emangnya aku suka sama laki-laki lagi apa?

Ketika jambakanku sudah mulai brutal, ia baru menarik kepalanya sehingga menimbulkan sedikit jarak.

"Nanti lagi kalo diajak cium harus mau."

Eh anjir. Kapan dia ngajaknya :( tiba-tiba udah nyerang aja. Gak ada akhlak emang.

"Enak kan?" tanyanya sambil sedikit meremas pinggulku pelan.

Ichiro sih gak mau munafik. Jadi dia mengangguk pelan tanpa melihat wajah pacarnya itu.

"Enak."

---------------------------------------------

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hypnosis Mic FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang