1. Berkunjung Ke Rumah

73 10 2
                                    

Malam ini Wira akan berkunjung ke rumah Alana. Ini pertama kalinya Wira berkunjung ke rumah kekasihnya. Lucu sekali bukan, malam-malam berkunjung ke rumah pacar, masih menggunakan seragam sekolah?. Wira berpacaran dengan Alana lewat media sosial Facebook kala itu, ini pertama kalinya mereka bertemu.

Jadi Wira itu sedang mengikuti prakerin di sekolahnya, saat itu Wira duduk di bangku kelas 2 SMK Swasta tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan Alana ia duduk di bangku kelas 1 SMK Negeri di kampungnya. Memang rumah Alana bisa dibilang diperkampungan, cukup jauh juga dari rumah Wira. Tapi cinta Wira tidak pernah mengenal kata jauh, maklum saat itu Wira sangat mencintai kekasihnya ini.

Saat diperjalanan Wira menghubungi Alana,

[Hallo? Rumahmu benarkan dipinggir jalan?, sebentar lagi aku sampai Lana] ucapnya disebrang sana

[Iya, Iya rumahku dipinggir jalan, kalau kamu sudah didepan rumahku telepon aku lagi ya, dan hati-hati]

Tut

Alana mematikan telepon genggamnya.

Tak lama ada suara motor berhenti di depan rumah Alana. Dan Alana berkata "Ah mungkin itu dia". Dan benar saja itu Wira.
Wira tersenyum dan berkata "Ah hallo Lana, ini aku Wira". Alana melamun, ini pertama kalinya Wira berkunjung ke rumah nya, apakah setelah ini dia tidak akan berkunjung lagi? Atau saja ini pertama dan terakhir seorang Wira datang, sebab tidak ada laki-laki lain atau kekasihnya yang dulu-dulu pernah berkunjung ke rumahnya kalau bukan temannya. Dia takut Wira seperti orang-orang diluar sana, fisik menjadi penentu rasa. Alana takut malam itu hari terakhir bersama Wira, padahal mereka sudah menjalin hubungan selama 3 bulan saat ini, hanya saja Wira baru sempat menemuinya malam ini.

Wira membuyarkan lamunan Alana "Hayo ngelamunin apa sih chuby" Wira memegang kedua pipi gembul Alana dengan gemas, ah bukan memegang lebih tepatnya mencubit.

"Oh tidak aku tidak melamunkan apa-apa, ayo masuk kak ! Diluar gerimis, nanti bajumu basah".

Botak tapi tampan- batin Alana

Ini pertama kalinya Wira berkunjung kerumah perempuan yang notabage nya sebagi kekasihnya. Wira malu-malu, tapi ibu Alana menyuruh Alana dan Wira masuk. Dan akhirnya mereka masuk ke rumah Alana.

Diruang tamu

"Assalamualaikum. Lana ini aku bawakan mie ayam sama martabak, maaf seadaanya ya" Wira memulai pembicaraan .

"Waalaikumsalam, Ah iya terimakasih banyak kak repot-repot bawain aku makanan,nanti aku makan ya" Alana tersenyum manis kepada Wira. Ya Alana terkdang suka memanggil Wira "Kak"

"Hayo lagi ngobrol apa?" Sahut ibu Alana yang datang tiba-tiba. Belum sempat mereka jawab ayahnya Alana datang tiba-tiba.

"Eh aya minantu" (eh ada menantu) wajar saja ayahnya Alana logatnya sunda. Karena sudah tua jadi dikit-dikit bisa bahasa Indonesianya.

Wira pun menyalami kedua orang tua Alana. Setelah 20 menit bercakap-cakap dengan orang tua Alana, giliran Alana bercakap-cakap dengan Wira.

"Kak, apakah kakak tidak malu pacaran dengan Ana?" Alana memulai obrolan hangat malam itu di ruang tamu.

"Kau ini bilang apa Lana, aku ini sangat menyayangimu, jadi kamu tidak boleh meragukan cinta aku" dangan percaya dirinya Wira menjawab seperti itu.

Kalau sedang seperti ini, Alana cantik yah- batin Wira

"Apa kamu tidak malu punya pacar gendut kaya aku?. Kak aku ini gendut, tidak bisa merias wajah, hanya memakai bedak tabur saja, dan aku suka makan kak. Kau tidak malu?" Sambil Alana terisak

"Lana kok kamu sedih? Aku tidak peduli kamu mau gendut atau meral sekalipun, aku tetap mencintaimu. Ah kau jangan menor-menor kau masih kelas 1 Lana, lalu kamu hobi makan? Ah tidak apa-apa Lana. Aku ingin melihat kamu sehat ok" jawab Wira sambil mengelus anak rambut Alana.

"Makasih banyak kak, aku sayang kamu. Aku gak mau kamu ninggalin aku" jawab Alana,masih terisak .

"Sudahlah, ayo makan mie ayam mu. Nanti malah habis sama bang ridwan hehe" Wira mengalihkan pembicaraan, kalau sudah mengenai makanan Alana tidak bisa menolaknya, makanya Alana gendut. Alana memang mempunyai kakak bernama Ridwan.

"Ok siap kak"

Malam itu Alana sangat bahagia bisa betemu dengan Wira. Wira yang sederhana, Wira yang kadang menyebalkan, Wira yang selalu mengukir senyum di bibirnya, Wira yang juga tergila-gila pada Alana. Alana harap malam ini bukan yang terakhir Wira berkunjung ke rumahnya, ya semoga saja.

Happy reading guys😊
Maaf pendek ya, ini pertama kalinya aku nulis jadi mohon dimaklumi yah😁. Terimakasih

Follow Ig aku @callmecaca28

Si Angka Sepuluh BerjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang