11. Taman dan Kedai Mie Ayam

10 1 0
                                    

Pagi yang indah di hari sabtu ini. Ingin sekali Alana menemui kekasihnya itu. Dari malam sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali. Ponselnya pun tidak aktif. Alana sangat khawatir.
Alana mencoba menghubunginya kembali

"Semoga aktif kali ini" Alana bermonolog

"Tuuuutt ... Tuuuuttt ...."

[Hallo] itu suara yang dirindukan Alana.

[Hallo kak,kakak dimana?] tanya Alana.

[Aku di rumah. Kenapa Na?]

[Ketemu yuk. Di taman deket sekolah kamu yah]

[Ok]

Tutt

Wira mematikan ponselnya.

Ada apa dengan dia-batin Alana.

Alana segera bersiap. Dan melajukan motornya ke taman. Ternyata Wira sudah sampai disana.

"Hai kak" ucap Alana. Langsung mendaratkan bokongnya dibangku yang sudah diduduki Wira.

"Kenapa? Tumben ngajak ketemu" tanya Wira yang terlihat kebingungan. Pasalnya selalu Wira yang menemuinya,dan mengajaknya bertemu.

"Ini kak. Ada yang neror aku" Alana menyodorkan sepucuk note.

Wira melihat note yang berisi menyuruh Alana memutuskannya. Jika tidak ia akan menyesal.
Wira meremas note tersebut dan membuangnya.

"Lana jangan membuatku pusing. Siapa sih yang mengirimkan surat itu?" Wira bertanya dengan raut muka yang begitu menyeramkan.

"Maksud kamu apa membuat kamu pusing?" sentak Alana

"Maaf, kemarin aku banyak tugas. Gak hubungin kamu. Maaf yah" Wira menyesali perbuatannya. Ia sama sekali tidak menghubungi Alana. Alana terdiam.

"Sini peluk" ucap Wira sambil mendekati Alana dan akhirnya memeluk dan mengusap kepala Alana.

"Hiks ... Hiks aku kangen tau Wir" Alana menangis didada bidang Wira. Ia sangat merindukannya.

"Udah jangan nangis. Beli mie ayam yuk. Udah lama ngga nge date bareng kamu" ucap Wira sambil mencubit ujung hidung Alana

"Sakit tau Wira. Nge date tuh sama tugas kamu" ucap Alana kesal.

"Idih si gembul aku cemburu sama tugas sekolah. Udah ah ayo. Aku traktir" ucap Wira langsung menarik Alana.

"Heh motor aku gimana?" tanya Alana.

"Pake motor kamu. Aku gak bawa motor" terang Wira

"Ya udah ayo" ajak Alana

Mereka pun pergi ke sebuah kedai mie ayam di dekat taman itu. Alana senang bisa bertemu Wira, jika bersamanya Alana selalu merasa aman dan nyaman.

Kedai mie ayam ini ternyata mie ayam yang dulu dibelikan Wira saat berkunjung ke rumah Alana. Dan Wira tau kesukaan Alana karena dia yang bilang. Katanya selalin suka Wira, Alana juga suka mie ayam.

Flashback on

"Kamu tau gak selain aku suka kamu. Aku suka apa lagi?"

"Coklat?"

"Bukan"

"Terus?"

"Mie ayam, karena aku jadi suka mie ayam. Saat kamu bawain mie ayam ke rumah aku dulu"

"Dasar"

Flashback off

Mereka sudah sampai di kedai mie ayam mang Ujang. Itu mang Ujang pemilik kedai mie ayam ini. Katanya sudah 20 tahun berjualan disini. Jadi sudah terkenal.

"Loh Wira" ucap seseorang dibelakang mereka. Alana dan Wira sontak melihat pemilik suara itu.

"Astri"

Sen Astri-batin Alana

"Ya ampun kangen banget" sontak Alana melotot. Astri memeluk Wira di hadapannya. Dan Wira sendiri fine-fine aja. Bahkan dia mengelus punggung Astri.
Menyebalkan sekali pemandangan ini.

"Eh sorry, aku gak ngeuh kamu sama pacar kamu Ra" ucap Astri yang kini sudah melepaskan pelukannya.

"Eh iya ini kenalin Astri, Na" ucap Wira sambil menunjuk Astri

"Aku laper, ayo" Alana tidak menggubris ucapan Wira. Dia justru menarik lengan Wira ke dalam kedai tersebut dan mencari tempat duduk

"Lana, kamu ini kenapa sih?" tanya Wira yang nada bicaranya tidak lembut seprti biasanya.

Alana hanya terdiam.

"Lana, kamu gak sopan maen pergi aja aku kan cuma mau ngenalin ...." belum sempat Wira melanjutkan ucapannya Alana sudah memotongnya.

"Udah kenal Wir, lagian dia senior aku di sekolah" terang Alana yang kini cemberut memenyunkan bibirnya.

"Eh maaf aku gak tau Lan, ya udah kalau kamh laper. Aku yang pesenin yah"

Wira pergi melenggang memesan mie ayam, saat ia kembali. Tak lama pesanannya sudah sampai.
Mereka berdua mulai menikmati mie ayam mang Ujang. 

"Sayang jangan banyak-bangak sambalnya!" perintah Wira yang hanya diangguki oleh Alana.

"Iya" ucap Alana sambil memasukan sambal kedalam mie ayamnya

"Itu kok banya sih yang" kata Wira yang melihat kelakuannya.

"Hari ini yah, aku lagi pengen pedes. Besok-besok ngga deh" ucap Alana sambil tersenyum.

Wira terdiam. Dia takut Alana sakit lagi, dulu-dulu juga Alana sakit magh. Karena tidak makan nasi. Malah memakan makanan yang pedas-pedas. Ayolah Wira sangat menyayangi Alana.

"Ya udah, tapi kalau sakit maghnya kambuh bilang yah!"  ucap Wira sambil mengelus kepala Alana

"Wira rambutnya berantakan" ucap Alana yang geram kepada kelakuannya.

"Ya udah lanjut makannya" perintah Wira. Hanya diangguki oleh Alana

Setelah mereka dari kedai mie ayam. Mereka menghabiskan waktu mengelilingi jalanan Ibu kota. Mereka sangat bahagia, Alana sampai melupakan kejadian tadi di kedai mie ayam.

Apa yang mengirim teror Alana juga Astri yah? Banyak pertanyaan dibenak Alana. Tapi Alana simpan saja. Ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Wira.

Sorry baru up guys

Abis patah hati wkwkw. Ini cerita aku sih sebenarnya. Cuma diubah aja jalan ceritanya. Tapi 3 hari yang lalu aku udahan sama dia hehe. Sakit, cinta yang aku jaga terkhianati.

Lah jadi mellow gini

Happy reading🤗
Makasih yang sudah meluangkan membaca😘

Follow ig aku @callmecaca28
Jangan lupa vote dan juga coment yah

Si Angka Sepuluh BerjalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang