「Off Jumpol
Gun Atthaphan」warn!
drinking, swearing, angst!play the media!
║Aku tidak ada niat untuk bermain dengan takdir Tuhan saat itu. Saat dimana aku menemukan mu. Saat aku jatuh tertimpa kenyataan kalau kau bukan milik ku.
Club malam hari itu tidak sepi. Orang ribut mencari sepasang bibir dan sebuah tubuh yang bisa diajak bermalam. Bau minuman menyeruak dari dalam hati orang-orang munafik yang bertopeng mencari kesenangan padahal hanya seekor kucing yang kehilangan induknya.
Aku ada di sana. Tempat dimana lautan orang berpikiran kacau berada. Tidak sendirian, teman-teman ku sibuk mencari wanita cantik yang mau dibayar murah. Aku disini hanya menatap gelas cocktail, tanpa minat untuk mencoba menggaet perempuan berpakaian tipis.
Tap!
"Oh hey, sorry. Bisa tolong bantu aku membawa teman ku ini ke mobil?"
Lelaki mungil ini mencoba menyeimbangkan tubuhnya yang diberatkan oleh, yang aku sangka, temannya yang sudah terbang tinggi oleh alkohol dan kokain. Aku berusaha tidak peduli dengan tidak membuka mulut. Melanjutkan minum dan mengambil asap rokok baru.
Aku kembali mencoba mengalihkan perhatian otak ku dengan wanita-wanita yang menari kotor di atas panggung dengan alas lembaran uang dolar itu. Mencoba menikmati. Ada niat kecil untuk menarik salah satunya lalu di jadikan teman malam tapi apa daya, aku terlalu malas menggerakkan hati dan raga.
"Hey sweetie! You look kinda cute and i bet you look even cuter under me,"
Aku melirik ke kanan dan mendapati lelaki mungil tadi masih berdiri di dekat bar tetapi bedanya ada lelaki putih yang mencoba menggodanya. I mean, i would do him too but sudah ku bilang, aku sedang malas.
"Sorry sir, i would rather be in my room with my dog, cuddling all night."
"We can do that later, sweetie. How much are you?"
Punch!
Entah. Ada gunung merapi yang melepuh di dalam dada ku mendengar omongan pria barat ini. Dia terjatuh cepat ke lantai dan menghantam lantai bar. Tanpa aba-aba, aku menarik lelaki mungil tadi dan membawanya keluar dari gerbang neraka itu.
"Terima kasih. Tapi sungguh, aku bisa bertahan sendiri tanpa pukulan mu tadi,"
"Yeah, bertahan di kamar pria tadi and dripping dolars. Sounds good. Mau ku antar ke dalam lagi?"
"Eh! No no no."
__________________________
║Aku percaya apa yang aku lakukan selalu berkaitan erat dengan takdir Tuhan di hari esok.
Aku ada di sana. Dimana kau berada dalam pelukan dirinya. Dimana saat itu aku sedang berada di kondisi terlemah. Dimana aku berada di kondisi membutuhkan manusia lain untuk menenangkan badai di hidupku. Kau ada di sana, di pelukan lelaki itu.
Aku selalu ingat malam kita. Malam yang dipenuhi kemunafikan di dalam diri kita. Aku yang munafik menginginkan mu dalam rengkuhan jiwa ku sedangkan kau menggantung ku di tengah tali rapuh yang kau sebut-sebut pelarian.
Hari dimana kau datang padaku dengan lebam di penjuru wajah cantik itu. Kau dengan wajah seperti itu masih bisa tersenyum dan berkata,
"hey, i'm really okay,"
That shit mad fucked up. Kau menahan lenganku untuk melampiaskan amarah pada lelaki yang kau sebut tunangan.
Aku melihat dimana mata coklat itu terlihat gelap, tidak diterangi awan senja seperti yang biasa ku lihat saat kita tertawa. Di satu sisi aku ingin menangis, maaf karena aku tidak bisa mengembalikan awan cerah jika Tuhan berkata kalau hari itu Dia berkehendak hujan.
Aku tau, aku lah yang membuat mu merasa komplit. Tidak dengan segala makan malam romantis di dekat pantai atau menghujani mu dengan uang dan perhiasan.
Yang aku bisa hanyalah menemani mu disaat kau jatuh dan disaat kau berada di puncak kebahagiaan mu.
Baby, i don't wanna slow dance, in the dark.
Dimana saat puncak bahagia mu hanya bisa ku lihat dari kursi gereja dan kau mengucapkan janji suci diatas segala janji yang kita buat dahulu-
hey! idk if this hit da feels or not. anyway! enjoy this chap and comment whatcu guys think about this kinda angst chapter?
what you guys think?
idea: slow dancing in the dark at 12am
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓰𝓶𝓶𝓽𝓿 𝓲𝓷𝓼𝓽𝓪𝓰𝓻𝓪𝓶
Fanfictiongmmtv boys on insta! serba-serbi anak om tha lowercase intended