BMW i8 melesat membelah jalanan kota yang ramai lancar. Keberadaan mobil mewah itu tidak terlalu menarik perhatian, karena di Willowland banyak orang yang memiliki mobil mewah. Wajar, Willowland adalah negara terkaya, termaju, dan termakmur di bumi.Keheningan menyelimuti mobil. Hanya suara detik jam Revan yang mengisi kesunyian di dalam mobil. Revan fokus menyetir, sementara Naeya mengecek pesan di ponsel pintarnya.
JEAJea, Indira udah dateng?
Udah ma
Tadi pas mama pergi dia datengOhh
Jangan lupa suguhin makananIya ma🙂
Naeya tersenyum simpul. Revan melirik jam, kemudian mengalihkan pandangannya ke Naeya.
"Naeya, udah jam makan siang. Mau makan dulu gak?" Tanya Revan.
Naeya mengulum bibirnya; menahan emosi. Ia tahu, itu bukan pertanyaan; tetapi pernyataan.
"Terserah." Jawabnya. Ia mengalihkan pandangannya keluar kaca mobil. Naeya pusing, lebih baik Revan yang menentukan daripada membuang tenaga untuk berdebat dengannya. Lagipula, ia hanya menumpang, mobil ini milik Revan.
Revan membelokkan mobil mewahnya menuju sebuah restoran bertema alam yang sangat mewah. Naeya sedikit antusias--
Hanya sedikit, oke?
Restoran ini sudah ada sejak 30 tahun yang lalu. Dulu, ia sering pergi kesini bersama Hasan (ayah Tessa/suami kedua Naeya), Jea, Tessa, dan juga Moyjubed.
Terakhir kali Naeya berkunjung kesini adalah 11 tahun yang lalu, tepatnya 2 bulan sebelum Hasan meninggal. Kematiannya karena faktor usia, dia sudah 83 tahun. Terlebih lagi, Hasan hanyalah manusia biasa, bukan Immortal.
Itulah sebabnya Naeya hanya sedikit antusias, karena sudah lama tidak kesini. Selebihnya ia sedih, karena banyak memori yang ia miliki bersama Hasan di restoran ini.
"Naeya, kamu kenapa?"
Naeya tersentak. Kemudian ia berakting seolah-olah mengantuk. "Eng... enggak. Cuma ngantuk aja." Alibi Naeya berhasil meyakinkan Revan.
"Yaudah ayo turun. Udah sampai."
Naeya dan Revan keluar dari mobil masuk kedalam restoran.
Banyak yang berubah dari restoran ini. Ukurannya lebih luas, jumlah meja lebih banyak, menu yang lebih bervariasi dan lainnya.
Tetapi, bentuk meja dan kursi barunya mengikuti bentuk meja dan kursi yang lama; mempertahankan seni yang sudah dikonsep dari awal. Dari situlah kenangan ribuan atau mungkin jutaan orang yang pernah berkunjung terkenang dengan baik.
Revan memilih kursi yang berada ditepi dekat air mancur. Lagi-lagi, kenangan Naeya dan Hasan terbuka. Tempat itulah yang menjadi tempat favorit mereka. Walaupun meja 5 orang telah terganti dengan meja 2 orang, tetap saja kenangan takkan bisa terlupakan.
Revan dan Naeya duduk berhadap-hadapan. Seorang waitress menghampiri mereka dan memberikan buku menu.
Selama 11 tahun, perubahan menunya cukup banyak. Menu andalan sejak pertama kali didirikan masih dipertahankan, sementara menu yang dianggap sudah tidak laris diganti dengan menu yang lebih up to date.
"Baked Tenderloin satu, minumnya air putih. Kamu Naey?"
"Spiced Rice with Smoked Beef and Vegetables satu, minumnya air putih aja."
"Oke, Baked Tenderloin satu, Spiced Rice with SBV satu, air putihnya 2. Ditunggu ya." Waitress itu melesat pergi menuju kasir.
Naeya memainkan ponselnya, membuka Instagram; menutupnya lagi. Ia berusaha menutupi kecanggungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naeya
Fantasy"2 sosok sumber kebahagiaanku telah lama hilang..." Terjebak dalam keabadian, harus melewati puluhan tahun dengan kesunyian. Tak ada seorangpun yang mampu mengisi ruang kosong didalam dirinya. Tak ada seorangpun yang menjadi ruang sandarnya. Hingga...