PROLOG

76 16 0
                                    

Kamar mandi berukuran 3x6 tak mampu membuatnya bernapas dengan lancar. Dadanya sesak. Matanya tak bisa lagi mengeluarkan air mata. Kapan terakhir kali ia mengeluarkan air mata? Ah... Baru kemarin dan beberapa minggu ini secara terus menerus. Ia sudah hidup di dunia hitam. Matanya kosong, tak punya tujuan hidup.

Berbagai benda yang dapat melukai kulit sudah berada disebelahnya: Pisau, garpu, dan gunting; Ia membaringkan tubuhnya didalam bathup, menatap langit-langit. Melihat semua bayangan-banyangan di pikirannya yang terpantul di langit-langit kamar mandi ini.

Jika Kau tidak bisa mengambil nyawa ku sekarang, maka aku yang akan menghentikan sendiri detak jantung ini. Ia meraba sisi bathup, mengambil benda apa saja yang sudah ia siapkan. Aku tahu ini salah, dan aku tahu kalau Tuhan akan membenci ku, tapi.... Selamat tinggal.

Tangannya mengepal kuat-kuat. Satu goressan di pergelangan tangan sudah menerjunkan aliran darah. Matanya terpejam menikmati rasa sakit yang seakan ikut mengalir keluar bersamaan dengan darahnya itu.

Maafkan aku Tuhan, untuk kali ini, aku ingin melihat mereka bersedih disamping jasad ku. Bertanya-tanya alasan aku melakukan ini. Membiarkan mereka hidup dalam kebingungan. Merasakan apa yang aku rasakan. Merasakan tak memiliki pegangan sedikit pun dalam hidupnya. Tuhan, terimakasih karena kau telah membiarkan aku bernapas di bumi selama ini, tapi maaf. Aku sudah tidak sanggup dengan semuanya........ Tolong jaga Dia..

BE MINE | Hwang YunseongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang