TIGA

25 6 0
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk vote dan comment gaizzzz :) Author senang melihat notifikasi itu hehehee..

Happy Reading Lovely People. (Dapet kiss dari author aja ya, gausah dari Yunseong. Yunseong milik Author.. *eh)

==============================


Azura? Ya aku menyukai gagasan itu.

Hwang Yunseong masih terdiam didalam apartemen miliknya, bersandar pada pintu masuk. Ia tidak percaya bahwa Aileen adalah orang yang tidak suka berkenalan ataupun berbincang dengan orang asing, buktinya saja kemarindia banyak berbicara dengannya. Yunseong mengingat-ingat kembali percakapan mereka yang kemarin.

"Aku tidak memiliki hubungan dengan mereka" jawab Yunseong pada saat kemarin setelah membantu Aileen membawa koper. "Hanya sebatas pembeli dan penjual apartemen"

"Ah. Kupikir kau kerabatnya"

Gadis itu banyak bicara. Tak segan memberikan beberapa pertanyaan dan juga tak segan menjawab beberapa pertanyaan.

Pada saat itu Yunseong berpikir, akan menarik bila ia bisa berjalan-jalan mengelilingi kota Seoul. Sudah lama dirinya tidak berada di kota kelahirannya, walaupun sebenarnya hanya satu tahun. Tapi hanya itu alasan yang bisa ia pikirkan untuk mengajak Aileen berpergian.

"Kau mau menemani ku berjalan-jalan mengelilingi Seoul besok? Jika kau mau saja. Tak perlu dipaksakan"

Menggemaskan melihat Aileen berpikir sembari menaikkan bibirnya keatas hinga menampakan kembali lesung pipi dan mengetuk-ngetuk dagu dengan jari.

"Mungkin bisa... Dan.. mungkin tidak" jawaban Aileen pada saat itu sangat ambigu. "Jika Ray tidak mengajakku pergi, maka aku akan menemani mu dan lagi pula, memangnya kau ini orang mana sebenarnya, Hwang Yunseong? Tawaran mu terdengar seperti bukan warga sini saja" Aileen tertawa mengejek lawan bicaranya. 

Ray. Gadis itu beberapa kali menyebutkannya. Azura menyukainya? Atau mereka sudah berpacaran? Tidak tahulah, yang penting, aku harap besok dia bisa berjalan-jalan bersama ku, batin Yunseong.

Hwang Yunseong segera berdiri tegak ketika ia menyadari dirinya terlalu ingin mengusik gadis yang baru saja ia kenal. Gadis itu terlalu menarik baginya sejak pertama kali ia melihatnya hingga Yunseong harus menahan diri untuk tidak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih.

Mata Yunseong menatap berkeliling apartemennya. apartemennya memiliki dua lantai: Lantai pertama sebagai ruang TV atau berkumpul, ruang makan, dan dapur, semuanya tanpa sekat terkecuali bagian kamar mandi. Lantai dua hanya berisikan sebuah kasur dan lemari; Apartemen ini masih terlihat masih kosong. Beberapa barang yang sudah ada hanyalah fasilitas dari apartemen dan peninggalan dari pemilik sebelumnya. Ia tidak berniat untuk membeli barang lain. Kalau dibutuhkan, nanti saja ia akan membelinya. Bersama Aileen, mengkin?


Aileen duduk bersila diatas sebuah kursi menghadap kaca besar dengan meja dihadapannya, tangan ia silangkan diatas dada. Cahaya malam yang menembus kaca besar menjadi satu-satunya penerangan di apartemennya. Kedua bola mata Aileen menyipit, tak berpaling dari layar ponsel. Ray belum menghubunginya.

Biasanya jika jam sudah menunjukkan pukul 10 malam di hari jumat, Ray akan menghubunginya untuk memberi kabar bahwa sudah diperjalanan menuju apartemennya dengan membawa beberapa bungkus ramen.

Aileen mendecakkan lidah dan memalingkan wajahnya sebentar lalu kembali menatap layar ponsel. "Ini pasti ulah si perempuan baru Ray" ia bergumam dan mendengus sebal.

BE MINE | Hwang YunseongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang