"Kau ini kemana saja?" Ketus lelaki berbadan mungil dengan wajah manis yang sama dengan setiap perilakunya sembari menyunggingkan senyuman. "Banyak sekali penulis yang men-submit halaman kerjanya sejak minggu lalu"
Aileenn yang baru sampai di toko buku tempat kerjanya yang sangat damai—hening, tak ada suara, menyengir riang. "Maaf, tapi kan aku sudah memberitahu mu kalau aku mengambil cuti kembali minggu lalu"
Aileen berjalan menghampiri kursi kerjanya tepat didepan sebuah meja yang digunakan untuk pengunjung mendaftarkan data diri.
Toko buku itu terbilang yang terbesar didaerah Nakseongdae-ro dan tak jauh dari kawasan tempat tinggal Aileen. Rak berwarna coklat tua berjajar memenuhi setiap sudut ruangan hingga membentuk lorong-lorong.
Aileen mulai membuka layar tabletnya. Ia tak suka bila harus me-review halaman kerja penulis diluar sana menggunakan komputer yang berada di meja itu. "Apa yang kita punya hari ini?" Tanya Aileen. "aku tak sabar membaca semua cerita yang tersedia"
Son Dong Pyo hanya diam menopang dagunya dan memiringkan wajah kearah Aileen. Menunggu apa yang seharusnya Aileen berikan.
Aileen sengaja menghembuskan napasnya keras lalu ia mulai membuka totebag-nya. "Ya..ya.. aku tahu" ia mengeluarkan sebuah coklat berbentuk persegi panjang yang cukup besar, lalu menoleh kearah teman kerjanya itu. "Kau pasti nenunggu ini bukan?"
Son Dongpyo tersenyum puas lalu merampas coklat itu dari Aileen. "Tidak sia-sia aku merekomendasikan mu untuk bekerja disini, jadi kau bisa terus memberikan ku oleh-oleh" jawab Dongpyo dan mulai membuka bungkus coklatnya. "Kau kemarin ke Thailand? Membeli beberapa pakaian untuk kau jual?"
Aileen mengangguk. "Memangnya aku bisa pergi untuk berlibur?"
Waktu Aileen terlalu padat. Mulai dari bekerja untuk me-review cerita pada halaman kerja yang di submit oleh penulis amatir hingga bolak-balik Thailand dan Jeoang untuk keperluan bisnis online shop yang sangat menguntungkan baginya.
Aileen membuka website toko bukunya, mengklik bagian daftar tulisan yang telah di submit oleh para penulis. Ia terbelakak —matanya melebar semaksimal mungkin. "Ini kenapa banyak sekali?" keluh Aileen, jarinya masih menggeser kearah bawah layar tabletnya.
"Aku kan sudah bilang" sahut Dongpyo dengan mulut masih mengunyah. "Tapi kau tenang saja, aku sudah mereviewnya, kau hanya tinggal membaca yang sudah ku archive, dan yang lainnya.." Dongpyo menoleh ke Aileen dengan dahi dikerutkan lalu menggeleng. "Sudah ku tinggalkan. Tak ada yg bagus"
"Ah, teman ku yang satu ini memang sangat membantu" Aileen mengguncangkan tubuh Dongpyo.
"Hya, jangan seperti ini. Aku jadi tidak bisa menikmati coklat ku dengan tenang" kata Dongpyo. "Lebih baik kau mulai membaca cerita yang sudah ku archive, sebelum semakin menumpuk"
Aileen beranjak dari kursi yang baru tadi ia duduki. "Aku kesana dulu"
Dongpyo mengangguk, mengetahui Aileen sangat suka membaca tulisan-tulisan itu teoat disudut ruang toko buku yang memiliki kaca besar, menampakan taman diluar sana.
Setelah berjalan menghampiri spot kesukaannya, Aileen duduk diatas karpet dengan sebuah bean bag sebagai sandarannya. Memilah-milih judul ceritan yang masih berbentuk mentah dan belum terselesaikan oleh para penulis.
"Mr. DH?" Aileen menatap heran layar tabletnya. Nama penulis itu satu-satunya yang bertuliskan Hangeul. "Oke, Mr.DH, mari aku baca cerita mu ini" gumam Aileen penuh semangat, tertarik dengan satu-satunya nama itu.
Aileen kembali mengernyitkan dahinya ketika judul dari cerita 'Mr.DH' bertuliskan '(untitle)'. "Jadi kau belum memiliki ide untuk judul cerita mu?" Aileen bertanya seakan ada si penulis dihadapannya lalu mulai memfokuskan dirinya untuk masuk kedalam alur cerita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE | Hwang Yunseong
RomanceDia bermuka dua. Dia bukan dia. Aku tahu itu. Tapi semuanya menarik. Segalanya berubah. Hampa. Jantungku berdegup dengan kencang melihat segalanya. Dia tak ada. Dia pergi. "Tuhan, bila Kau memberikan ku satu kesempatan lagi, maka aku berjanji akan...