Beomgyu masih bersikap dingin. Begitu sampai di depan rumah Yeonjun, Taehyun sebenarnya meminta ciuman dari Beomgyu, akan tetapi Beomgyu secara terang-terangan menolaknya. Pacarnya itu langsung pergi setelah helm pinknya dikembalikan. Tiada kata sampai jumpa atau lainnya.
Akhirnya Taehyun berjalan lunglai masuk ke rumah masternya dengan perasaan terluka. Dia mau menangis saja rasanya.
Begitu masuk ke dalam rumah, ia disambut oleh keheningan yang terasa mencekam. Namun itu tidak berdampak apapun pada Taehyun. Dia lebih memikirkan pacarnya.
"Mengabaikanku, manis?"
Taehyun refleks terhenti di tengah jalan. Dia pun menoleh ke asal suara, di sanalah masternya berada. Duduk dengan kerennya di sofa tunggal sambil memegang segelas liquor. Tatapannya tajam pada Taehyun yang memang mengabaikan presensinya di sana.
"Berani mengabaikan mastermu, Sayang?"
Taehyun refleks menunduk. "Maaf, Master."
Yeonjun menyesap minumannya sedikit. "Ganti baju."
Taehyun menurut. Dia berbalik dan berjalan kembali memasuki sebuah kamar. Di sana dia bisa melihat pakaian yang sudah disiapkan untuknya. Baju wanita, lebih tepatnya kostum maid, berwarna putih yang roknya mungkin hanya sanggup menutupi bagian selangkangannya, sedang pahanya tidak.
Taehyun menghela napas. Biasanya dia antusias, tapi sekarang tidak. Sejak Beomgyu menyebutnya jalang, hingga detik ini Taehyun kepikiran dan merasa bersalah.
Tapi daripada mendapat hukuman dari masternya yang tidak pernah main-main seperti yang dilakukan Beomgyu, Taehyun pun segera melepas seragamnya dan menggantinya dengan kostum maid itu.
Pada kenyataannya kostum itu benar-benar bukan kostum maid pada umumnya. Setelah dipakai, Taehyun memandang dirinya di cermin dan begitu jelas sekali dari samping bahwa bagian belakang tubuhnya tidak tertutupi apa pun selain tali yang mengikat malas di pinggangnya. I meant it. Kostum itu lebih terkesan seperti apron daripada baju maid.
Literally, they're just fvcking here. But since his master is kinky asf, the younger must do this shit.
Well let's skip the rest.
This contain 21+ and i won't risk anything.
Sudah pukul 4 pagi saat Taehyun membuka mata dan melirik jam dinding. Ia menyeka pipinya sendiri yang terasa lengket oleh jejak air mata semalam.
Rumit.
Semalam ia telah melakukan bdsm dengan masternya. Pria itu dipanggilnya master bukan tanpa alasan. Orang itu juga yang mengajarkannya tentang bdsm. Cukup dengan memohon untuk disakiti, dia telah berhasil membuat masternya senang.
Saat ini saja dia masih mengenakan baju itu. Tapi segala hal di sekelilingnya kacau. Sekacau pikirannya.
Beomgyu. Beomgyu. Beomgyu.
Sejak tadi hanya kepikiran Beomgyu. Sama sekali tidak menikmati segala "odd pleasure" yang diberikan dari cambukan, pukulan, dan sebagainya. Malah air matanya mengalir bukan gara-gara perlakuan yang diberikan bertubi-tubi di tubuhnya, malah karena Beomgyu.
Taehyun pun akhirnya bangun. Dia harus segera membersihkan diri dan pulang. Nanti dia sekolah, bertemu Beomgyu lagi, dan menyesaikan masalah mereka.
Rumah itu sepi karena memang Yeonjun langsung pergi. Dia ditinggalkan sendirian seperti biasa dengan keadaan tubuh memar-memar akibat cambukan dan ikatan tali tambang yang cukup kuat.
Selesai membersihkan diri dan ganti baju, dia pun langsung bergegas pergi. Baru saja keluar dari gerbang, ia mendapat telepon dari nomor bernama Huening Kai Hyung.
Taehyun mendesah lelah, lalu mengangkat panggilan tersebut.
"Teyunie...."
"Hyung mabuk?"
"Hehe iya aku juga merindukanmu, sayang..."
Taehyun merotasikan matanya saat mendengar cegukan di seberang sana.
"Kemarilah, temani aku tidur, baby...."
"Tidak mau."
"Hah? Hahahaha lucu sekali. Kalau begitu kau harus bayar 2 miliar, jalang kecil. Sekarang kau pilih, bayar utang itu dengan uang sejumlah 2 miliar, atau dengan tubuhmu. Aku tidak yakin kau punya uang sebanyak itu sekarang. Aku juga yakin sugardaddy mu bahkan tidak akan sudi memberimu uang sebesar itu tanpa imbalan tubuhmu juga."
Bangsat, umpat Taehyun dalam hati.
Benar, ia terlilit utang. Tapi bukan dia yang berutang pada Huening Kai maupun Yeonjun, melainkan orangtuanya.
Dan orangtuanya mati begitu saja dengan cara bunuh diri menggunakan bermacam-macam narkotika, dikonsumsi sekaligus, lalu overdosis dan mati.
Uang hasil utang mereka habis. Untuk apa lagi kalau bukan untuk beli semua obat terlarang itu.
Taehyun tak punya pilihan lain selain pergi ke apartemen Hyuka saat itu juga. Kalian tahu apa kelanjutannya kan?
Yes, just fvcking.
Berakhir dengan Taehyun yang jatuh pingsan akibat kelelahan dan keadaan perut kosong. Begitu bangun, hari ternyata sudah sore. Dia meraih ponselnya yang belum sempat dia cek sejak kemarin sore. Baterai sudah lowbat, bahkan langsung mati saat Taehyun baru akan membuka 100 pesan dari Beomgyu.
"Bangun juga akhirnya. Pulang sana. Nanti malam pacarku mau datang. Pergilah, mau kubersihkan."
Taehyun menurut saja. Dia pakai bajunya, lalu pergi begitu saja dari apartemen Hyuka. Dalam perjalanan orang-orang tak henti melihatnya gara-gara penampilannya serupa zombie. Lifeless. Bahkan supir taksi saja sampai khawatir dengan kondisinya.
Lupakan sekolah, tiga hari berturut-turut dia melakukan seks dan tubuhnya sudah menjerit ingin istirahat. Lupakan makanan, dia hanya ingin tidur dengan nyaman di ranjangnya.
Begitu sampai dia langsung membayar dan beranjak menuju tempat tinggalnya. Kepalanya sakit, badannya sakit, perutnya sakit, semuanya sakit.
Ia membuka pintu, melepas sepatu asal-asalan dan menyeret kakinya menuju kamar.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat seseorang sedang duduk di tepi ranjangnya.
"Beom Hyung...." panggilnya bersamaan dengan terciptanya genangan di mata. Senyumnya mengembang dan dia segera berjalan mendekat sambil merentangkan tangan.
Tapi Beomgyu mendorongnya. Membuatnya jatuh ke lantai dan menatap Beomgyu shock.
"Beom Hyung...." lirihnya dengan air mata yang akhirnya meleleh lagi. Ia terluka melihat seberapa dinginnya tatapan Beomgyu padanya. Masih sama seperti kemarin.
"Akhirnya ingat rumah juga hm?"
"Kupikir kau sudah kerasan menjadi jalang di luar sana," lanjut Beomgyu dengan sarkasnya disertai seringai dua makna; marah dan kecewa.
Taehyun merangkak menghampiri Beomgyu dan memeluk satu kakinya erat-erat. Ia menangis keras di sana sembari memohon maaf.
"Kenapa menangis, hm? Sana pergi melacur. Tidak usah kembali lagi."
Taehyun dengan mudahnya terpental oleh tendangan kasar kaki Beomgyu pada tubuhnya. Tapi dengan cepat dia memeluk kaki itu lagi.
"Aku tidak punya pilihan lain. Kalau aku punya uang, aku tidak akan mungkin melakukan ini. Mengertilah, Hyung...."
"Tidak punya pilihan lain katamu? Aku jelas-jelas menawarkan bantuan padamu, tapi kau menolaknya mentah-mentah. Aku sama sekali tidak mengerti jalan pikirmu, Taehyun!"
"Itu uang orangtuamu! Aku tidak ingin merepotkan kalian. Aku tidak ingin lagi berutang pada orang lain. Kau dan orangtuamu sudah banyak membantuku, sudah cukup, aku tidak mau merepotkan kalian lagi."
"Tolol."
Sekali lagi Beomgyu menendang Taehyun, dan pergi begitu saja dari TKP. Menyisakan Taehyun menangis histeris di sana.