Gemuruh, saat ini lapangan sedang penuh dan sesak oleh para murid-murid, bukan karena sedang melangsungkan upacara namun itu disebabkan oleh seorang siswa yang tengah berdiri di tengah kerumunan, dengan buket mawar yang digenggamnya.Pengakuan cinta, itulah yang menjadi tontonan menarik para murid yang berkumpul di lapangan. Didepan pria tersebut tak beberapa langkah berdiri seorang gadis, kebingungan, terlihat jelas diwajahnya Carrissa . Bukan terkejut ataupun bahagia. Namun bingung, sedikit takut bercampur malu menjadi satu. Saat itu inilah perasaannya.
Ia tidak menyukai pria didepannya, sejak 4 bulan yang lalu saat baru saja menginjakkan kaki di sekolah ini ia sudah memiliki satu nama dihatinya. Tidak mungkin baginya untuk menerima Diren, teman sekelasnya yang terkenal kaya. Namun menolaknya juga bukanlah persoalan mudah, apalagi di depan semua siswa siswa ini.
Menolaknya didepan semua orang ini sama saja mencari masalah dengannya. Tidak bisa, dia baru saja 4 bulan bersekolah di sini, dia tidak ingin terkena masalah. Tapi perasaan memang tidak bisa dipaksakan, ia memang akan menolaknya tapi tidak disini, tidak di tempat ini.
Carrissa menarik tangan diren dan berlari menyusuri kerumunan, sang pemilik tangan terkejut dan bingung oleh kelakuan gadis itu, ia belum menerima jawaban atas pengakuan cintanya.
Sudah agak jauh, untungnya kerumunan tersebut tidak mengikutinya kesini, dibelakan sekolah.Jika tidak itu akan menjadi masalah. Ia terengah engah, begitupun dengan pria yang lari bersamanya.
"Itu..bagaimana jawabanmu." Kata pria tersebut dengan tidak sabar.
"Maafkan aku, aku tidak bisa menerimanya..." Katanya dengan sopan, didepannya ini bukanlah orang biasa, ia takut salah bicara dan malah membuatnya marah.
"Kenapa?! Aku kaya, aku rasa aku juga tampan. Dengan begitu bukannya aku bisa membahagiakanmu!" Bentaknya, benar saja ia memang marah.
"Maaf kan aku. Aku telah memiliki seseorang yang kusukai, sungguh maafkan kau." Sahutnya dengan hati-hati.
Merah padam,terlihat jelas di wajahnya pria tersebut sedang marah besar. Mungkin ia telah membuat masalah besar dengan pria ini pikirnya, namun ini tidak bisa dihindari. Tidak ada seorangpun yang dapat memaksanya.
Diren bukanlah pria baik baik. Seminggu yang lalu ia baru saja putus dengan lucia. Namun sekarang ia barusaja mengakui perasaannya kepadanya. Ia tidak pernah serius dengan wanita. Selalu bergonta ganti seperti baju saja.
Carrisaa tidak ingin diperlakukan seperti itu. Ia bukan barang, masalah apa pun yang menimpanya nanti dia tetap tidak akan menerima perasaanya. Ia juga takkan menyerah dengan pria yang ia sukai, menyerah bukanlah gayanya. Sejauh ini ia bahkan belum berjuang. Bagaimana bisa dia menyerah sebelum mencoba?
"Kau...beraninya!! Kau sudah tidak betah hidup damai?! Bukankah jika kau menerimaku kau akan hidup senang!" Marah, ia sudah terlanjur malu. Jika saja tersebar berita bahwa carrissa menolaknya maka mau ditaruh dimana mukanya?
Gadis itu benar benar telah mempermalukannya. Cepat atau lambat kebenaran tentang penolakkannya pasti akan tesebar. Dan bagaimana bisa diren menerima itu! Harga dirinya begitu tinggi. Terlalu dimanja, itulah yang membuatnya menjadi semena-mena terhadap seseorang yang tidak memiliki kekuasaan seperti carrissa.
Namun ia takkan goyah hanya karena itu. Tidak, bagaimana pun tetap tidak."Tapi itulah jawabanku, tidak. Kurasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku sebaiknya pergi..." Katanya sembari beranjak pergi.
"Berani nya kau jalang! Lihat saja bagaimana aku membuatmu tidak betah di sekolah ini." Ucapnya dengan teriak. Halaman belakang sekolah memang sepi, itu karena beredarnya rumor bahwa tempat itu berhantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Mine
Teen FictionLiam Sebastian itulah pria yang kian di idam-idamkan oleh Carrissa, gadis cantik dengan sikap pemalu dan menggemaskannya. Namun Diren, pria sombong dan angkuh yang menginginkannya, dapatkah Carrissa menolak Diren dan menyatakan perasaannya kepada Li...