Genre: Romance & School
Status: Tamat
Note: Masing-masing bab memiliki 3k kata!
Judul Sebelumnya: Aku Gak Pengen Bahagia/Kau Pantas Bahagia
✎♡✎
Merasa kesepian karena dijauhi tanpa alasan oleh Delvin yang merupakan sahabat masa kecilnya, Renita be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✎♡✎
Hari ini akan berbeda, tidak akan seperti kemarin lagi. Renita berangkat sekolah usai sarapan pagi buatannya sendiri, jika kemarin ia tidak sempat sarapan, maka hari ini ia sarapan tanpa terburu-buru. Perempuan itu tidak ditimpa nasib sial seperti kemarin, Renita datang tepat waktu ke sekolah dan lega jika kesalahan kemarin tidak terulang lagi hari ini.
Sekolahnya masih belum terlalu ramai, dengan ini, Renita tidak perlu berjalan tergesa-gesa seperti kemarin. Ia berjalan menuju kelasnya dengan lega dan di tengah koridor menuju kelas, dia mendapati seorang pemuda bertubuh tinggi mengenakan masker tengah kebingungan entah apa yang membuatnya bingung itu. Renita berantusias untuk menolong pemuda itu barangkali dia butuh bantuan dan ia bisa membantunya.
"Hai, ada yang bisa saya bantu?" tanya Renita menawarkan bantuan.
Pemuda itu menolehkan kepalanya ke arah Renita sembari melepaskan maskernya dan terlihatlah wajahnya yang rupawan sampai membuat Renita tak berkutik beberapa saat. "Hai juga, aku murid baru di sini dan mau ke ruang kepala sekolah, tapi tidak ketemu juga daritadi."
'Ganteng banget!'batin Renita saat terpukau dengan paras murid baru itu dalam beberapa saat.
Dia membuyarkan lamunannya dan membantu murid baru itu. "Kalo gitu, sini aku anterin ke ruangan kepsek."
"Makasih ya?" Renita mengangguk ringan sembari berjalan di depan memandu pemuda itu ke ruangan kepsek dengan canggung.
✎♡✎
Renita dan murid baru itu tiba di depan ruang kepsek, Renita memastikan jika ruangan itu benar-benar ruangan kepsek sebelum memberitahukannya pada murid baru itu. "Oke, ini ruangannya ya?"
"Makasih."
"Sama-sama, aku balik ke kelas dulu nih. Kamu jangan nyasar lagi, ya?"
"Hahahaha! Iya." Melihat pemuda itu tertawa, Renita semakin terpesona dan nyaris tak memperhatikan jalannya. Ia mengalihkan perhatiannya dari pemuda itu dan fokus berjalan menuju kelasnya, sebentar lagi bel sekolah berdering dan Renita jelas tidak mau kejadian kemarin terulang lagi hari ini.
✎♡✎
Lonceng sekolah berdering bertepatan dengan ketibaan Renita di kelasnya, dia duduk dengan lega di kursinya dan istirahat sejenak setelah berlari-larian di koridor sekolah sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelasnya dan menyadari sesuatu. Kemarin, orang itu hadir bahkan tak berhenti membully dirinya, siapa lagi jika bukan Novita. Tidak mungkin jika Renita salah lihat, dia benar-benar tidak menemukan sosok Novita di kelas.