✎【 Prolog 】✎

638 155 428
                                    

✎♡✎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✎♡✎

Matahari bersinar benderang menyinari bumi, cahaya kuningnya yang mempesona menyilaukan banyak orang berlalu lalang dengan aktifitasnya masing-masing. Burung-burung berkicau merdu dan hinggap di atas pepohonan, beberapa ekor kucing menguap di tengah jalan perumahan. Kemarin malam, gadis remaja yang berusia sekitar 17 tahun itu, tidur larut malam demi menyelesaikan tugas sekolahnya yang menumpuk kian hari. Ditambah rasa stresnya karena perlakuan teman sekelasnya padanya. Pagi hari menyapa, gadis remaja itu masih tertidur di atas kasurnya berbalut selimut.


Sekarang sudah jam 7 lewat 20 menit, tersisa 10 menit lagi gerbang sekolah ditutup. Tapi gadis itu, masih belum terbangun dan tak menyadari waktu yang terus berjalan. Begitu mendengar suara kucing tetangga bertengkar karena berebut pasangan, gadis itu membuka matanya perlahan dan melihat seisi kamarnya menjadi sangat terang. Ia biasanya tidur dalam kondisi kamar yang gelap, karena sudah pagi, celah cahaya matahari masuk menyinari kamarnya. Gadis itu terbangun dan meregangkan tubuhnya usai lembur dari rumah menyelesaikan tugas sekolahnya, dia masih belum menyadari jika dirinya sudah terlambat masuk sekolah.


Gadis itu menjalani aktivitas bangun tidurnya seperti biasa, ia beranjak dari kasurnya dan mengambil handuknya yang tergantung di pojokan kamar. Sebelum mandi, dia berbalik badan untuk menggeser tirai jendela. Saat itu, wajahnya menjadi bingung kenapa hari sudah begitu cerah. Dia bergumam dengan dirinya sendiri sudah jam berapa sekarang sambil membuka jendela kamar, suasana komplek tampak cukup ramai karena orang-orang mulai beraktivitas. Saat dia melihat salah satu tetangganya berangkat sekolah, barulah ia teringat sesuatu yang menggemparkan bagi dirinya.


"AH!! AKU TELAT!!" Gadis itu berteriak kencang di dalam kamarnya dengan histeris.

"WOY! BERISIK! MASIH PAGI JUGA!" Sahut salah satu tetangga gadis itu yang merasa risih mendengar jeritannya.

Tak peduli tetangganya terganggu atau tidak dengan teriakannya tadi, gadis itu tetap melanjutkan aktivitas paginya. Tinggal beberapa menit, lagi gerbang sekolah akan ditutup. Karena waktunya mepet, gadis itu tidak mandi. Tapi dia menyemprotkan parfum pribadinya, hingga setengah botol. Dia menyemprotkannya ke segala sisi tubuhnya dari badan, kedua tangan, ketiak, kaki, sampai telapak kaki, punggung, dan kepalanya. Setelah menyemprotkan parfum, dia memakan permen mint sebanyak 3 bungkus sekaligus agar bau napasnya yang tak sempat gosok gigi itu, harum dan menyegarkan.

Dia merapikan seragamnya sambil berlari tunggang langgang ke arah ruang tamu karena terus dikejar waktu, tidak ada saat yang tepat untuk bersantai karena 5 menit lagi sekolah ditutup. Meski sudah hampir terlambat, gadis itu tetap memaksakan diri untuk berangkat sekolah sembari berpikir positif. Masih ada sedikit waktu lagi, setelah memasang sepatunya, ia berlari sekuat yang ia bisa menuju sekolah di tengah jalan perumahan yang sepi. Jarak rumahnya dengan sekolah, cukup dekat. Hanya butuh 2 menit lamanya perjalanan jika cepat, tapi kalau lambat, tambah 2 menit lagi.

Dalliance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang