PROLOGUE 1.1

53 7 0
                                    

Cuaca cerah pagi ini menembus sela-sela jendela yang belum terbuka. Victoria menggeliat nyaman, entah mengapa pagi ini kasurnya terasa sangat nyaman, lembut dan dingin. Ia akan membuka matanya sebentar lagi. Hari ini hari Minggu, jadi biarkan saja tubuhnya bermanjakan dengan selimut tebal pada pagi hari.

Tubuhnya menggeliat dan berbalik menghadap kanan sampai sesuatu menubruk bibirnya, terasa lembut dan wangi aroma maskulin. Astaga, bahkan saat seperti ini ia sampai mencium aroma pria arogan itu, tak lama ia mengerjap karena tersadar apa yang menubruk bibirnya itu adalah bibir seorang pria seksi dan sebuah tangan besar melingkari punggungnya. Ia melompat kaget dan cekalan tangan itu menahan nya.
Wajah pria itu terlihat sayu khas mata bangun tidur, tersenyum menggelikan dan membuat victoria ingin menamparnya. ‘Oh God, ia lupa pria itu sedang berada disini.’ Victoria mendorong sekuat tenaga dan bangkit dari tidurnya. Mengecek semua pakaiannya yang ternyata masih lengkap, namun. My, kapan aku melepas bra-ku? Batinnya. Ia melirik kesamping tempat pria itu menengadahkan wajahnya dengan kedua tangannya digunakan sebagai bantalan.

Ia mencari-cari dimana bra itu dan sialnya ia tidak menemukan sampai suara berat namun seksi itu berkata.

“ Kau mencari ini Sweety ?” mengayunkan pelan sebuah tali dengan dua cup yang berwarna merah kesayangannya.

“ berikan padaku Juan!” meraih lalu bangkit menuju kamar mandi, namun ia berbalik dengan tatapan kesal yang dilemparkan untuk pria itu.

“ ini terakhir kali kau menginap di apartment ku. Dan, pria sekelas dirimu seharusnya merasa tidak nyaman berada di apartment studio seperti ini.” Berbalik menuju kamar mandi dengan setengah membanting pintunya. Menggemaskan sekali Sweety, kau benar aku tidak nyaman jika berada didekatmu dan melihat mu membuka bra semalam.

Victoria keluar dengan memakai jubah mandi yang benar-benar tertutup dan itu bukan dirinya, jika saja tidak ada dia mungkin Victoria akan seenaknya bertelanjang dan berjalan kesana kemari.

Kamarnya terhubung oleh ruang bekerja, dan dapur. Dengan sekat sebuah rak buku untuk ruang tamu minimalis. Apartment nya terlihat kecil namun semua barang tertata rapi ciri khas dirinya. Jadi jika ia bertelanjang dada sekarang tidak akan ada satu ruang untuk tidak terlihat dari area manapun. Tempat tidurnya sudah rapi, dan ia berjalan menuju dapur ternyata dia sedang berada disana dengan mengocok telur, terdapat beberapa hidangan disana yang dari bau nya Victoria sudah menduga jika itu sup asparagus kepiting, oke baiklah, pria ini memang tampan, seksi, dan memancarkan pesona yang setiap wanita tak mampu menolak ditambah dengan pria itu sedang berada di dapur dengan bertelanjang dada dan sedang memasak. Ciri suami idaman para ibu yang memiliki gadis perawan.

Victoria menggigit bibirnya dan menggelengkan kepala nya cepat-cepat. Pikiran macam apa itu? Ia hanya menilai pria itu dan menambahkan satu kalimat. Namun dia adalah pria dingin, arogan, dan sangat bossy, juga sedikit overprotective sifat yang semua perempuan tidak menginginkannya.

“apa kau akan terus berdiri seperti seperti pelayan yang sedang menunggu makanan untuk diantarkan para tamu? Duduklah!” pria itu duduk dimeja makan dan mempersilahkan si empunya rumah duduk, yang benar saja. See itulah kekurangannya.

Destiny (About Love And Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang