Saat itu, ziel dan Reina juga ada pertengkaran kecil. Yang mungkin membuat ziel gak habis pikir untuk melakukan itu.
Rasa bersalah pun menghantui Rei yang saat itu bukannya memasuki kelas tapi malah melamun di salter atas sekolahnya.Tatapan kosong itu seakan membuat ku rapuh, tanpa sepatah kata yang terucap. Bukan ini yang aku minta, melihatmu dengan penuh rasa sakit yang meluka.
Mungkin pulang sekolah adalah saat yang tepat bagi Rei untuk bicara dan meminta maaf pada ziel yang sedari tadi hanya dikelas.
Oh shit ini kan bukan jadwal pulang tapi jadwal untuk istirahat karena saat itu Rei ada kelas sore yang harus ia hadiri, bukan hanya Rei tapi juga ziel dan teman teman lainnya.
Saat itu, Reina menghampiri kelas yang terlihat berantakan oleh anak anak yang tak tau dengan kebersihan itu , kali ini ziel tampak sudah membaik namun murung yang terlihat di wajahnya belum jua hilang.
Namun Rei mencoba berangsur angsur untuk menghilangkan murung yang terpapar diwajahnya ziel."Ziel, kita makan yuk" bujuk Reina yang saat itu sendiri dan duduk tepat di samping ziel.
"Iya, tapi aku gak laper" ucap ziel pelan
"Ayok sayaang, kita maka dulu. Jangan kegini dong" bujuk Reina dengan amat lembut agar membuat ziel luluh dan mau diajak makan juga bersihin bajunya.
Siapa sangka jika rayuan Rei itu membuat luluh ziel dan nurut untuk ketoilet bersihin baju dan wajahnya yang berantakan. Dan juga mengajak ziel untuk membeli makanan atau hanya sekedar melihat makanan yang mungkin cocok menurut mereka berdua. Tapi saat itu, reina memilih untuk membelikan sandwich dan memesannya untuk ziel dan juga dirinya.
Sepanjang jalan, ziel hanya diam tanpa berkutip.
Yaa semalam, memang terjadi pertengkaran antara keduanya yang karena perbedaan pendapat yang membuat mereka berdebat, dan berujung seperti sekarang.Beberapa menit setelah itu, sandwich yang rei pesan akhirnya siap juga mereka, mereka bergegas kembali ke bangku yang ada ditangan sekolah yang memang menjadi kesenangan Reina untuk bersantai, bukan hanya Reina tapi siswa dan siswi yang berada dalam lingkup sekolah yang sama juga menyukai tempat itu, karena disama rindang , sejuk dan nyaman. Apalagi saat istirahat atau sekedar mengerjakan tugas.
"Hei, ini makan dulu sandwich nya". Sambil memberikan sebuah sandwich yang ada ditangan gadis itu pun tersenyum ke arah ziel yang hanya diam, lalu mengambil nya dari tangan Reina gadis manis yang menyanyangi ziel.
"Maafin Rei, karena semalam gak mau ngalah". - tunduk sedih Reina terlihat saat ia mengucapkan kalimat itu.
" itu Bukan salah kamu, itu juga karena gue yang juga gak mau ngalah, karena gue mentingin ego daripada sabar" dengan tetap memperhatikan sandwich yang kini sudah berada ditangannya.
"Kamu boleh marah, boleh gak suka, tapi tolong jangan kegini. Tolong jangan terlalu gampang untuk dihasut apalagi dipanas panasin Ama orang, coba kamu nya fikir apa ada salah satu diantara mereka yang mau nolongin atau sekedar belain kamu? Enggak ada kan? Mereka itu nyari gimana kamunya itu jatoh. Kamu tau? Dari tadi Rei khawatirin kamunya, karena dengerin kamu dikeroyokin". Penjelasan Rei begitu panjang untuk dicerna. Tapi seenggaknya udah cukup untuk membuat Gaziel faham akan semua rasa yang dimiliki Reina. Meskipun terkadang Reina itu ngeselin.
"Tapi kamu kemana? Kemana pas gue dikeroyok? Gue bener bener ngerasa sendiri". Reina yang tadinya diam seketika dikagetkan dengan Biel yang terlihat menangis dihadapan nya. Baru kali itu Reina gadis manis yang kini hadir dihidup ziel itu melihat ziel menangis.
"Maafin Rei, karena Rei gak tau kalo kamunya dikeroyok, karena tadi Rei dikantin. Tapi Rei bener bener kesel sama orang yang berani nya nyentuh kamuu"
Kesal Rei.Perbincangan itu cukup membuat gaziel dan Reina tenang, namun tanpa disadari bel istirahat sore pun usai, dan mereka harus kembali bergegas kembali ke kelas masing masing sebelum pelajaran itu dimulai.
Namun Rei bukannya masuk kelas tapi malah memastikan ziel apa dia udah berada dikelas lalu berlalu meninggalkan kelas ziel yang tidak jauh dari kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZILOVE
Teen FictionItu hanya lelucon bagi mereka yang menganggap semua yang kulakukan itu bodoh . Disaat itu yang aku butuh kan hanya kehadiranmu yang mampu menenangkan.