0.4

1K 162 3
                                    

{ it is all done }
::

Sorai

This is the day. Fiuh...

Belum siap rasanya ketemu sama orang yang dulu lo anggap sebagai segalanya. Sebagai seseorang yang lo rasa bakal sempurna buat lo. Tapi dulu.

"Rai, aku nggak bakal ganggu kamu sama Joshua buat selesain ini. But, boleh nggak aku anterin kamu ketemu sama dia?" Masih jam 10 pagi, gue udah nggak tega sama laki gue ini.

Gue meluk dia dan mendongak. "Sure, sayang. Masa nggak boleh?"

Dia senyum, but i know it was a pain smiling through his lips.

"Ok, then. Aku siap-siap ya. You can wait at the lobby." Ujar dia. Gue nggak suka disaat dia natap gue setulus ini karna dari situ gue bisa tau semua apa yang dia rasain.

"No, bareng-bareng aja. Kamu kan bukan supir online, Jae."

"Oke deh. Wait ya aku siap-siap dulu."

Pas nunggu Jae, entah kenapa gue deg-deg-an banget karna gue takut sama apa yang akan terjadi hari ini.

"Ayo, Rai."

Ada rasa aneh pada saat gue liat Jae senyum di hari ini. The smile is full with worry.

Gue pegang tangan Jae selama perjalanan menuju parkiran. I do everything to make him sure that i'm always here, with him. I want to give him a lot of comfort.

Hari ini hari Sabtu, biasanya kita bakal bangun siang dan sore nya kita bakal rencanain hal apa yang bakal kita lakuin di malam minggu.

Di mobil, gue nggak berhenti buat merhatiin Jae. He's kinda flat today.

"Jae, are you ok?"

"Jujur atau bohong?"

"Jujur."

"I'm not ok, Rai. Aku khawatir banget hari ini kamu mau ketemuan sama Joshua. I trust you, i really do. But, feelings are feelings, right? Aku takut. You know it." Jawab dia sehabis itu menghela napas berat.

"Jae... you know that i love you. With all the things we've been through together, all, Jae. Maybe it sound cringey and chessy, but for me you are enough and perfect for me. Aku nggak bakal merubah perasaan aku semudah atau secepat itu, Jae. Aku sayang banget sama kamu, kamu tau kan kita pernah janji untuk nggak pernah ninggalin satu orang diantara kita. Kalo kita mau selesai, kita harus sama-sama pergi, sama-sama rela." Gue nggak tega kalau udah kayak gini.

"The promise is promise, Rai. Kamu bisa aja akan selalu sama aku, tapi mungkin perasaan kamu nggak selalu sama kayak aku."

This is way tooooo dramatic.

"Ok, you know what. I hate this kind of situation. Pas kita sampai nanti, aku cuma mau bilang sama Joshua itu kalo aku udah bahagia sama kamu dan aku udah mati rasa sama dia. You have to stop worry about this. And about the promise? Aku nggak kayak gitu, Jae. I'm always be sooo faithful on everything, including our relationship. I can't be unfaithful, cause i love you. Aku bakal berhenti kalau memang hubungan ini udah nggak bisa ditolong lagi. You know me, Jae. Kamu tau aku nggak begitu."

AROUND.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang