Keberuntungan

989 57 8
                                    

Anneth: yaudah ini khan kalian sampingan kursinya, gua sendiri berarti
Joa: selamat menikmati kesendirian sekarang neth
Anneth: dah males gua loorang ngeledek mulu dari di bandara tadi
Friden: yaudah si neth tungguin aja, siapa tau yang punya bangku belum masuk, siapa tau khan ganteng
Anneth: gak ngarep si gua
Joa: ngarep juga gak apa si neth
Anneth: udah ah jo, sana kalian duduk
Joa: yaudah kita kedepan ya, hati-hati
Anneth: iya udah sono
Anneth duduk di kursinya dan merapihkan barang-barangnya.
Anneth merogoh tas nya untuk mencari bantal lehernya yang selalu ia bawa
? : maaf mba, boleh duduk disini, disini ada orangnya?
Anneth menjawab tanpa membalikan badan karena ia masih mencari bantal lehernya di tas
Anneth: silahkan
? : nyari bantal leher ya?
Anneth menoleh, bagaimana ia bisa tau kalau anneth sedang mencari bantal leher
Anneth sangat kaget, wajah deven kini tepat sekali berada di depan wajahnya saat ia menengok, anneth bisa merasakan hembusan nafas deven yang selalu membuatnya merasa tenang.
Suatu keberuntungan untuk deven, ia dapat kursi bersebelahan persis dengan anneth
Deven: boleh duduk disini?
Anneth: kursi lo?
Deven: iyaa, boleh?
Anneth: yaudah duduk kalo emang kursi lo
Deven duduk di sebelah anneth, sementara anneth masih mencari bantal lehernya
Deven: mau aku bantu?
Anneth: bisa sendiri
Dan akhirnya bantal leher anneth ketemu, ternyata ada di dalam tas nya
Brukkk.....
Kepala anneth terpentok dan membuat deven refleks memegang kepala anneth dan mengelus rambutnya.
Deven: kamu gak apa?
Anneth: gak
Friden: neth kenapa?
Anneth: aman den
Friden: okee
Friden tidak melihat deven karena memang deven sedang menunduk memegangi kepala anneth
Keadaan begitu canggung antara anneth dan deven, mereka sama sama tidak bicara dan anneth pun tak sedikitpun menoleh ke arah deven walaupun sebelahan, sementara joa dan iden, mereka tidak tau jika deven ada satu pesawat dengan mereka karena memang kursi mereka berada di depan sedangkan anneth di tengah.
Sampai akhirnya pesawat sudah terbang tinggi mereka masih tidak bicara, anneth hanya melihat ke arah jendela saja, tanpa sekalipun menoleh ke arah deven
Deven: oke, aku tau kalo kamu masih marah sama aku, tapi.....
Anneth: tolong jangan bahas disini, jangan buat aku ngelakuin hal yang lebih nekat dari ini
Deven: iya, aku gak ada bahas disini
Anneth: oke good
Andai saja ini di bis atau mobil, mungkin anneth sudah minta turun dan pergi, tapi sekarang, ia di pesawat dan tidak mungkin bisa keluar
Pesawat sudah hampir terbang tinggi dan anneth masih mengabaikan deven
Deven: neth jangan cuekin aku gini
Anneth: cape mau tidur
Anneth memejamkan matanya seolah tidur, padahal ia tidak tidur, hanya malas saja meladeni deven, karena anneth yakin jika ia mengobrol dan arah obrolannya pasti kesitu-situ juga.
Cukup lama anneth memejamkan matanya, sebelum akhirnya, ia lapar dan ingin makan
Anneth: iya itu aja....., oke
Deven: ia cukup.... Terimakasih
Deven: kamu mau makan itu aja
Anneth: ya
Deven: sorry sir is there meat?..... I want one.... Thank you
Mereka sama-sama menunggu makanan datang, dan saat makanan datang, daging yang dipesan deven tadi ditaruh di depan anneth
Anneth:??
Deven: kamu makan daging ini ya, disini gak ada nasi
Anneth: gak usah makasih
Deven: aku mohon sama kamu makan ya neth, aku gak mau cuma gara-gara aku kamu sakit, pasti kamu tadi pagi gak sempet makan
Anneth diam saja karena ia tidak ingin bertengkar disini
Anneth: ini bukan karna aku nurut sama kamu, aku cuma hargain apa yang kamu pesen
Deven: iya, apapun alasannya yang penting kamu makan
Anneth menerima daging yang dipesan oleh deven, ia memakannya setengah karena anneth sedang tidak selera makan.
Setelah selesai makan, anneth bermain ponsel, ia iseng memoto pemandangan di atas awan dari jendela pesawatnya, lalu ia menguploadnya di instagram pribadinya dengan caption
" it's fine tho no one cares"
Lalu anneth mematikan ponselnya dan benar-benar tertidur.
Deven yang melihat anneth tertidur pulas membenarkan posisi anneth, ia memberikan selimut agar anneth tidak kedinginan, ia melakukannya dengan hati-hati karena takut anneth terbangun.
Deven membuka ponselnya dan melihat anneth membuat story di instagramnya, deven membukanya dan membaca caption yang dituliskan anneth.
Ada rasa sakit di hati deven, karena tulisan itu dibuat anneth sesuai dengan isi hatinya saat ini, deven tau jika anneth pikir ia sudah tidak lagi peduli dengannya, tapi deven akan terus mencoba untuk membujuk anneth dan meminta maaf,deven benar-benar ingin memperbaiki hubungannya dengan anneth, sebenarnya tidak ada maksud apapun dan deven juga tidak memiliki perasaan lebih dengan salsa, hanya sebatas teman
Deven harus bisa mempertahankan hubungannya dengan anneth, ia tidak ingin kehilangan anneth seperti dulu.
Sementara anneth tertidur sangat pulas, deven membuka laptopnya dan mengerjakan beberapa tugas yang harus ia selesaikan untuk mengejar beberapa nilai yang tertinggal karena kesibukan bernyanyinya selama ini.
Deven kebelet dan ingin ke kamar mandi,ia menutup laptopnya dan pergi ke kamar mandi, di waktu yang bersamaan, dari arah depan, joa berjalan mendekati anneth
Joa: nethh bangun neth
Anneth: apaansi jo
Joa: lo ada bawa penutup mata gak?
Anneth: cari aja di tas
Joa: okee
Joa membuka tas anneth dan mencari penutup matanya
Joa: ada nih neth, pinjem yak
Anneth: lah bukannya dapet ya, emang lo gak dapet?
Joa: dapet, tapi gua gak suka aja kalo baru gitu
Anneth: yaudah pake aja itu punya gua
Joa: sebelah lo gak ada orang neth?
Anneth: ada
Joa: mana
Anneth: gak tau lah jo, gua tidur
Joa: yaudah gua balik lagi, makasih ya neth
Anneth: iya, dah sana jangan ganggu gua tidur
Joa kembali lagi ke kursinya dan deven keluar dari kamar mandi
Deven: kok kamu bangun?
Anneth: dibangunin jo
Deven: kenapa?
Anneth: dia pinjam penutup mata
Deven: yaudah kamu lanjut tidur lagi aja
Anneth: lo darimana kok tadi jo kesini lo gak ada? 
Deven: aku dari kamar mandi tadi, mau lanjut nugas lagi, kamu tidur lagi aja
Anneth: gua gak ngantuk, lo kalo mau ngerjain tugas kerjain aja
Deven: okee
Anneth: liburan masih aja ngerjain tugas, eh lupa khan udah selesai liburannya
Deven: iya, aku ngejer nilai karena kemarin banyak ambil job sama kak rifan
Anneth: oh, kok gua gak tau
Deven: aku sengaja gak kasih tau kamu.
Anneth diam saja, dalam hatinya terus timbul-timbul tanya, mengapa deven tidak memberitahunya? Apa maksud deven?
Deven: aku lanjut nugas lagi
Deven fokus terhadap laptopnya dan sedikit mengabaikan anneth, bukannya maksud deven untuk mengabaikan anneth tapi deven tidak ingin anneth lebih marah lagi.
Sepanjang penerbangan, deven terus mengerjakan tugasnya dan anneth sesekali memperhatikannya lalu bermain ponsel lagi, jika bosan, anneth menyalakan layar yang ada di depannya dan menonton film.
Akhirnya selama berjam-jam di udara, mereka sudah melihat kota jakarta dari atas
Deven masih mengerjakan tugasnya dan anneth tertidur, deven sampai tidak tega membangunkan anneth karena anneth tidur sangat pulas
Deven mengelus kepala anneth dan berusaha membangunkannya
Deven: neth, bangun neth
Anneth: iyaaa
Deven: kamu capek ya
Anneth: lumayan lah
Deven: yaudah bangun dulu ini pesawat udah mau landing
Anneth: okee
Sampai akhirnya pesawat landing, joa dan friden keluar duluan dari pesawat dan deven-anneth menyusul di belakang.
Friden dan joa sangat kaget saat melihat anneth keluar dengan deven di sampingnya.
Joa: hah?
Anneth: kenapa jo?
Friden: deven?! Sejak kapan lo ada disini
Anneth: dia duduk samping gua daritadi
Joa: shit! Kok gua gak tau, lo juga gak ngomong neth
Anneth: gua kira kalian udah tau
Friden: engga, kita gak tau, lo ngapain ngikutin kita
Deven: kita pergi bareng-bareng, ya pulangnya juga bareng den
Friden: khan sahabat lo masih disana
Deven: sahabat kita
Friden: engga, sahabat lo doang
Deven: gua minta maaf, yaudah kita ngobrol di luar aja, gak enak disini
Mereka berempat keluar dari dalam bandara, menunggu supir joa jemput
Friden: ven, gini deh, lo tau khan apa yang gua suka dan engga
Deven: iya den iya gua ngerti, gua cuma
Friden: apapun alasannya...
Deven: oke, gua gak akan lagi nutupin apapun lagi dari kalian, maaf
Friden: gua paling gak suka ada yang muka dua
Joa: jangan diulang ven, lo gak bakal dapet apa-apa juga
Deven: jangan marah lagi sama gua den, jo
Friden: iyaa ven iya
Friden memeluk deven erat dan membuat deven tersenyum lepas
Deven: thanks den, jo
Joa: gua maafin lo ven, jangan pernah nyembunyiin apapun lagi, kalo ada apa-apa tuh cerita, jangan dipendem sendiri
Deven: iya jo, pasti
Kini deven menatap anneth, daritadi anneth diam saja tidak bicara, deven mencoba untuk mendekat ke arah anneth
Anneth: ayo jo pulang
Joa: iya neth bentar
Deven: neth tunggu dulu, sampe kapan sih kamu mau terus-terusan gini?
Anneth: lepasin
Deven: aku tanya, mau sampe kapan kayak gini? Dari di pesawat tadi kamu cuekin aku mulu
Anneth: ven, break
Deven: gak mau
Anneth: gua mau sendiri dulu, kasih gua waktu buat mikir
Deven: gak mau neth, gak mau
Anneth: ven tolong dong, kalo lo gini terus gua bakal minta putus sama lo
Deven: enggak!
Anneth: yaudah mangkanya
Deven: ngomong neth, aku harus gimana, aku harus gimana supaya kamu gak marah
Anneth: tinggalin gua dulu, kalo gua udah gak marah sama lo, gua telpon lo nanti
Deven: yaudah kalo itu emang mau kamu, aku pergi dulu
Deven: den, jo, gua duluan ya
Friden: gak mau barengan aja?
Deven: gak usah den, gua naek taxi aja, gua gak mau putus sama anneth
Joa: bareng aja kali
Deven: anneth minta gua buat ninggalin dia dulu, yaudah gua cabut duluan ya, bye neth
Deven pergi meninggalkan anneth, joa dan friden di bandara, ia pulang duluan naik taxi
Deven benar-benar merasa dingin, kehangatan yang selama ini diberikan anneth sudah hilang, hatinya begitu dingin sekarang, perlu waktu untuk deven mengembalikan kehangatan itu dan mengembalikan hatinya lagi.
Anneth trauma karena yang dulu-dulu, kekecewaan, kehancuran, dan keadaannya yang benar benar anneth takuti akan terulang dimasa sekarang ini.
Supir joa datang, mereka langsung masuk kedalam mobil dan mengantar anneth pulang ke rumah
Anneth: kenapa sih jo? Kenapa gua terus terusan ngalamin hal yang sama
Joa: jangan nangis
Anneth: gua gak tau harus gimana, lo tau kan marsha...
Joa: neth, itu dulu, udah jangan dibuka lagi luka lo, tutup rapet-rapet
Friden: bener kata joa neth, tutup semua luka lama lo
Anneth: gua takut, gua takut kalo sampe gua alamin hal itu untuk yang kedua kalinya nanti
Joa: ada gua sama iden, lo percaya khan sama gua sama iden?
Anneth: ya gua percaya, tapi.....
Joa: kalo lo percaya, gak ada tapi-tapi, sekarang lo istirahat di dalem, gua sama iden langsung balik
Anneth: yaudah makasih ya jo, den
Friden: istirahat neth
Joa dan friden keluar dari dalam rumah anneth dan langsung pulang, sementara anneth membawa barang-barangnya ke kamar dan langsung tidur.
Sudah lama rasanya anneth pergi ninggalin rumah, dan di rumah tidak ada siapa-siapa saat ia pulang, anneth belum menghubungi siapapun karena ponselnya mati saat jalan menuju rumah tadi.

AnganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang