|7| Clueless

1K 47 38
                                    

Epiphany of Two December :

Dua orang yang saling jatuh begitu dalam untuk mencintai
Saling tergila-gila satu sama lain
Saling mengagumi
Saling tergantung dan membutuhkan
Saling merasa kehilangan saat terpisah

Tapi juga saling meragukan kepercayaan masing-masing

Saling menghancurkan satu sama lain

Mereka dipenuhi Cinta dan Curiga yang meledak-ledak dalam waktu yang bersamaan






"Jangan pernah lepaskan mantel dan maskernya sebelum sampai tujuan sayang."

Yu Jin merapikan mantel panjang hampir menyentuh mata kaki, -kepunyaan Seokjin dan kembali mengutak-atik shyal yang melilit leher Taehyung. Entah berapa kali wanita itu melakukannya, Taehyung bahkan hampir tercekik.

"Tolong bawa kembali Seokjin sayang."

Yu Jin memeluk Taehyung, sekali lagi. Melimpahkan jutaan harapan pada anak itu.

Tck, merepotkan sekali anak itu. Batin Taehyung kesal. Tidak tulus, iya jujur seperti itu adanya. Taehyung masih tidak bisa melupakan ingatan bagaimana wanita yang telah dianggap ibunya itu bertautan tangan dengan gadis lain, Taehyung tidak suka itu.

Taehyung memang seperti itu, sejak dulu. Semua yang telah diklaim miliknya, maka itu adalah mutlak miliknya. Hal itulah yang membuatnya begitu membenci Hoseok, bahkan Yoona.

Dan ketimbang berbagi secara damai, Taehyung lebih memilih pergi. Dan hal itulah yang kemarin hampir dilakukannya lagi, tapi Seokjin menghalanginya. Mendahuluinya pergi dan sekarang membebankan rasa bersalah pada wanita itu. Mengharuskannya menebusnya dengan mengikuti perintahnya, secara terpaksa.

Taehyung benci situasi ini. Dia tidak suka diatur sejujurnya, apalagi jika kepercayaan sudah tak bisa dipegangnya.

Sambil terus menunduk, Taehyung memasuki taksi online yang baru tiba. Tapi tiba-tiba Yu Jin mencegahnya dan meminta menunggu sebentar.

Sepuluh menit berselang, wanita itu muncul kembali dengan satu keranjang plastik besar dengan pegangan yang Taehyung yakin itu pasti isinya makanan.

"Tolong bujuk Seokjin menghabiskan makanannya ya sayang. Ini cukup untuk kalian berdua." Yu Jin mengangkatnya kepayahan.

Astaga berat sekali. Taehyung hampir menjatuhkannya, karena tak menyangka akan seberat itu. Baiklah, anggap saja akan pergi tamasya berdua.

"Eomma jangan khawatir, Seokjin pasti akan menghabiskannya."

Taehyung menutup pintu, menghela nafas lega, terbebas dari tatapan memohon wanita itu.

.
.
.
.

Matahari semakin terik, tapi Seokjin masih terlalu malas untuk membuka matanya. Seluruh tubuhnya meronta-ronta tak nyaman, tapi Seokjin tak berdaya untuk bergerak sedikitpun.

Alkohol, sekali lagi menjadi pelariannya semalam. Merepotkan. Beruntung ada orang seperti Ken yang masih mau menganggapnya saudara. Rela membuang waktu mengurus muntahan mabuknya seusai lelah bekerja, dan masih terganggu paginya dengan dering telepon nyaring seorang ibu mencari anaknya.

Dan Seokjin masih tak sanggup membuka matanya hanya untuk berterimakasih saat pagi-pagi sekali Ken pamit berangkat kuliah.

Bahkan matanya masih begitu sensitif dengan cahaya yang menerobos celah jendela, jadi Seokjin memutuskan untuk melanjutkan tidur entah sampai kapan.

Epiphany of Two DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang