Setiap orang boleh mencintai, tapi waktu berhak untuk menghakimi.
Kalimat di atas sepertinya cocok untuk menggambarkan perjalanan kisah cintaku dengannya.
Kesendirian ku saat ini bukan tanpa sebab. Waktu menjadi alasan, tentang sebuah penyesalan, tentang sebuah kisah yang ingin kembali diulang.
Namaku Dewa, tepatnya Dewa Langit Penyaksi, siswa SMA yang sama sekali belum pernah mengenal dengan yang namanya pacaran, layaknya orang-orang pada umumnya.
Ya mungkin kalian mengerti yang ku maksud, bukan sama sekali aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, hanya saja gaya berpacaran ku itu loh, kuno banget.
Sekedar balas-membalas surat, bertemu di perpustakaan tapi malu-malu dan saling mengumpat di rak-rak buku, tidak pernah main bareng, makan bareng, apalagi berciuman, atau hanya sekedar berpelukan juga belum pernah, kuno bukan.
Makannya, ku pikir sama saja aku tidak pernah pacaran. Tetapi si tinggi yang sedikit pintar namun tampan ini, baru merasakan sesuatu yang berbeda ketika mengenal seorang siswi baru di SMA.
Sofia Adisti Putri, nama yang cantik, sebanding dengan parasnya yang menguras perhatian ku setiap hari.
Entah bagaimana caranya, gadis ini begitu memikat, mata besarnya, pipi chuby nya, senyum polos lengkap dengan gigi gingsul nya, seketika aku menyukai nya tanpa alasan.
Sebagai ketua OSIS di sekolah, tidak terlalu sulit bagiku untuk bisa memikat nya.
Coba ku tanya sekarang, siswi baru mana yang tidak memburu ketua OSIS tampan ketika OSPEK?
Hampir semua ingin berdekatan dengan sang pangeran sekolah bukan?.Memang begitu keadaannya. Bukannya tidak ada yang mengincar ku, banyak, mereka mengantri, bahkan sampai histeris, tapi hatiku masih layu, tidak ada yang menggugah atau berani mengusik perasaan beku ini.
Bukan juga aku belum pernah merasakan bibir lembut wanita, tidur seranjang dengan mereka, itu sungguh membosankan, mereka memberinya gratis untukku.
Tapi dia berbeda, aku menyukai nya karena dia mungkin sama sekali tidak menyukai ku, menurutku itu menarik, penuh dengan tantangan dan pembuktian diri sebagai laki-laki.
Entahlah, sekali lagi aku hanya bisa mengaguminya tanpa sepatah kata dari kejauhan. Biar ku tunjukkan melalui kisah ini.
_____________________
hai... jangan lupa suport Dewa di cerita ini ya, caranya Vote, komen dan share sebanyak-banyaknya.
follow juga, karena semua itu gratis.
terimakasih :).
KAMU SEDANG MEMBACA
330 Days With You
Novela JuvenilSetiap orang boleh mencintai, tapi waktu berhak untuk menghakimi. Sebuah penyesalan akan tetap datang di akhir, begitu pun rasa sayang, terkadang ia datang terlambat. Rasa itu muncul setelah kami tidak lagi bersama. Tinggal aku yang menderita, menco...