" Bagaimana keadaannya? " tanyaku pada dokter-dokter yang mengelilingin wanita misterius itu
" Pangeran mungkin ini sangat mrngecewekan anda, tapi wanita ini sadar tapi tidak memiliki kesadarannya, dia seperti terlahir kembali menjadi bayi, dia tidak bicara atau bergerak, dia hanya melihat sekeliling saja dan mengedipkan mata dan terus berulang" kata para dokter menjelaskan
" Kalian semua keluar! "perintah Touya membuat ku bingung
Kulihat tampa membantah satu persatu keluar dari ruangan
" Pangeran lihat rungan ini" kata Touya membuat ku tersadar akan sesuatu, jantungku terasa sesak" Touya jangan-jangan? " Shikamaru mulai membuka segel bawahnya
" Kalian sungguh tidak peka, terlalu lama kalian melamun dan baru membuka segel bawah kalian, ini benar-benar tidak salah lagi" kata Touya menatap wanita itu dengan rasa waspada
" Sasuke tatap lah matanya, sepertinya dia ingin menyampaikan pada mu" kata Touya memalingkan wajahnya, aku pun juga merasakannya, aku harus berani menerima resiko demi semuanya.
Perlahan ku berjalan dan tepat dihadapan ku, dia menatap ku dengan sengit, tampa berpikir lagi langsung saja ku buka tatap mata yang tidak asing bagiku.
•
•
•
Silau hal pertama yang kulihat saat kutatap mata itu, namun cahaya perlahan memudar. Kulihat seorang gadis berdiri membelakangi ku, iya terlihat manikmati pemandangan bunga lili, dia sangat jauh tapi rasanya dia tidak asing. Hatiku terus bergetar, kaki ku sangat sulit bergerak, jiwa ku ingin sekali berlari kearah wanita itu, bahkan angin begitu malu pada kecantikannya, seakan-akan melambai dengan alunan indah" Ne Sasuke kun, apa kau merindukan ku? " kata wanita itu tampa membalikan tubuhnya, kulihat dia mengerakan tangannya kebelakang lalu menautkan kedua tangannya
" Ne Sasuke kun, aku ingin menceritakan sebuah rahasia apa kau mau mendengarkannya? Hhhh maaf kan aku Sasuke kun, walau kau tidak mau mendengarnya, aku akan tetap menceritakan rahasia ini" katanya dalam hening, entah kenapa rasa takut muncul dibenak ku, tapi aku setiap gerakan ku serasa lambat dan ia terasa jauh
" Sasuke kun, kau tau bahwa aku punya kembaran? Dia wanita yang ada dirumah mu, kau tau kan jika aku adalah wanita yang ditakdirkan membawa takdir dunia? Hhhhh ternyata takdirku terbagi dua? Kau mau ingat dengan pertanyaan mu kan, kenapa mata ku tidak spesial seperti ayahku? " kata dia tetap saat aku dapat menggapainnya dan memeluknya dari belalang, aroma yang benar-benar aku rindukan
" Ne Sasuke kun, kau pasti tau jawabannya sekarang? Mata itu dimiliki kembaranku, sedangkan aku memiliki semua kekuatan dan garis takdir itu, dari lahir kembaran ku tidak memiliki kehidupan, karena keturunan pembawa takdir hanya ada satu, sedangkan kami terbagi. Dia hidup tapi tidak hidup" katanya dengan gemetas aku rasakan saat ini dia tengah menahan tangisnya, kepeluk ia dengan erat agar dia tau aku ada untuknya
" Aku pikir semua akan berjalan seperti keinginan orang tua dan pendeta langit, tapi pada usia ku yang ke 17 tahun, titah langit pun disampaikan bahwa aku akan mengorbankan diri ku untuk kedaimain, ingat bukan disaat itu juga kita sedang melakukan pernikahan, ibu dan ayah meminta waktu dengan mengorbankan nyawanya dan itu hanya bertahan satu tahun, hiks aku sungguh egois" ku rasa kan tangisnya mulai pecah, aku tetap diam dan terus memeluknya
" Ne Sasuke kun, saat pengorbanan ternyata aku hanya mengorbankan setengah jiwa ku dan malah terkurung didunia bawah, mereka memanfaatkan kekuatan ku untuk menyerang kita, aku benar-benar bodoh ,aku tau salah satu cara untuk terbebas dari siksaan dunia bawah dan juga cara untuk membalas mereka dengan sepadan kita butuh pembawa garis takdir, sebelumnya aku binggung kenapa pembawa takdir bisa terlahir kembar" katanya sambil menatap langit
" Ternyata takdir tuhan lebih nyata ya kan Sasuke kun? Aku tidak sempurna dan aku juga terkurung ditempat yang kalian tidak bisa temukan, jadi aku putuskan untuk memberi setengah ingatan dan sisa kehidupan ku pada dia yang memiliki mata istimewa, dengan begitu dia akan hidup sepenuhnya, dia akan lebih baik dari aku yang gagal ini, ku harap dia juga akan jadi ibu yang baik pada Dai kun ku" ku rasakan air yang cukup deras membasahi kedua tangaku, perlahan tangannya membuka dekapan ku, dan dia berjalan kedepan sedikit menjauhiku
" Ne Sasuke kun, ku serahkan semuanya padanya, Hidupku, Cintaku, Impianku, Kasih sayangku, Takdirku, Teman-temanku, Rakyatku, Anakku, dan juga suamiku" katanya membuat ku meneteskan air mata tampa diminta
" Ne Sasuke kun, mau kah kau membantu ku menjaga adikku satu-satunya? Ne dia tidak pernah dikenalkan kedunia ini, tolong perkenalkan dia, Ne namanya ada Hinata. Nanti saat aku selesai dalam proses transfer kehidupan dengannya, dia akan memiliki ingatan ku, ne bantu dia, dia lah satu-satunya yang mampu membantu mu melawan dunia bawah dan juga menemukan jasadku" katanya lalu berbalik ke arah ku dengan senyum indahnya
" Ne Sasuke kun, katakan pada Dai kun aku sangat mencintainya, maaf kan aku karena tidak ada untuk melihatnya besar, aku sungguh mencintainya, ne sayonara anata" kata Himeka dengan senyum indah dengan air mata yang mengalir deras dari mata yang tertutup indah, perlahan iya mulai menghilang, menyisahkan aku yang terdiam
•
•
•
" Sasuke" kata Shikamaru sambil menepuk-nepuk pundak ku, lantas saja aku tersadar dan meraba pipi ku yang basah dengan air mata" Shika sebaiknya kita keluar saja, biarkan Sasuke tenang dulu" kata Touya menyeret Shikamaru yang mengoceh tentang ketidak tahuannya, tentu saja touya dan dia saja yang bisa melihat kedalam mata wanita ini, dan mengorek semuanya, dan ku yakin touya juga tadi berbicara dengan Himeka. Mengingatnya membuatku meneteskan air mata, ku lihat pada wanita yang bernama Hinata , dia sedang tertidur lelap
" Apa kah aku sanggup? Takdir sungguh kejam"kata ku pelan lalu keluar dari dalam kamar ini
Sepanjang jalan aku hanya mendengar maid dan pengawal yang menyapa ku dengan hormat, pikiran benar ada yang salah pada dunia bawah pun benar, himeka tunggu aku, aku akan menemukan jasas mu. Tanpa sadar aku sudah dikamar Daisuke, ku helakan nafasku, berusaha kuat untuk mengatakannya, ku buka pintu, kulihat Dai tengah tertidur lantas ku lihat jam sudah memasuki waktu tidur. Waktu berjalan sangat cepat disaat yang benar-benar menyesakkan buat diriku, berjalan kearah Dai dan terus mengelus rambutnya
" Dai pesan ibumu, dia sangat mencintaimu dan maaf dia tidak bisa melihat jagoannya tumbuh besar" kata ku pelan sambil mengelus rambutnya, saat ku rasa cukup aku pun bangkit, namun tangan ku dicegah oleh tangan mungil itu
" Hiks otou sama, apa ibu tidak mau membilangnya secarang lansung? Apa ibu tidak rindu Dai otou sama hiks" kata Dai dengan wajah kusut nya
" Ibu mu ingin sayang, tapi takdir tidak mengijinkannya" kataku sambil menemani Dai yang terus bertanya dan menangis hingga terlelap
" Haruskah takdir terus mempermainkan perasaan manusia? "kata ku pelan sambil menatap langit malam
Tbc
Uwu minna apa kabar? Masih ada yang nunggu ff gj aku ini? Maaf ya baru up hhhhh, lagi g mood aja gitu maaf ya kalau g bagus, semoga kalian suka
Dan jangan lupa komen ok, apa yg perlu diperbaiki dan jika ada saran jangan sungkan diungkapkan, makasih udah mau membaca cerita gj saya