Dua

26 6 0
                                    

Memang benar apa kata orang, tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan yang tanpa melibatkan perasaan. Akan ada salah satu dari mereka yang mencintai sahabatnya. Begitu juga yang dialami Maria De  Vanderrina yang menaruh hati kepada sahabatnya, Lucas. Dia juga yang telah menghasut Lucas agar Dia putus dengan Anne. Dia juga yang telah meminta Lucas untuk menyingkirkannya. Entah Lucas yang terlalu bodoh dan gampang percaya, atau memang mulut Maria yang sangat pandai untuk memengaruhi Lucas.

Maria memang menyukai Lucas sejak lama, bahkan Dia juga yang mengenalkan Lucas pada Anne. Namun sayangnya, Lucas justru jatuh hati pada Anne, bukan padanya. Hal ini yang membuat iri di hati Maria kian membuncah.

Sampai akhirnya, Dia menghasut Lucas dengan mengatakan jika Anne adalah seorang pelacur. Dia juga mengatakan jika Anne pernah berkencan dengan beberapa lelaki tanpa sepengetahuan Lucas. Dan yang paling membuat Lucas marah, Anne pernah hamil dengan salah satu lelaki yang berkencan dengannya, namun Dia menggugurkan kandungannya. Tentu itu semua hanyalah bualan semata. Semua itu hanyalah kebohongan yang Maria buat agar Lucas membenci Anne dan memutuskannya. Hati Maria benar-benar sudah dibutakan oleh rasa irinya terhadap Anne.

"Apa benar semua yang kau katakan itu, Maria?" Tanya Lucas.

"Tentu. Untuk apa aku berbohong padamu soal ini? Aku mengatakan ini agar Kau bisa mendapatkan seseorang yang lebih baik, Lucas. Dan, setelah mendengar semua yang aku katakan padamu, apa Kau masih berpegang teguh pada pendirianmu, jika Anne memang gadis yang baik untukmu? Ah, baru saja aku menyebutnya gadis. Bukankah, Dia sudah bukan gadis lagi? Dia sudah pernah mengandung, jadi sebutan gadis sudah tidak pantas untuknya." Jawab Maria sambil menyilangkan kakinya.

"Akan aku rebut apa yang seharusnya menjadi milikku. Selamat menemui malaikat mautmu, Anne sayang." Batin Maria

***

Setelah  membunuh Anne, hubungan Lucas dan Maria semakin dekat. Beberapa kali mereka menghabiskan waktu bersama di sebuah bar di pinggiran kota. Entah untuk sekedar berbincang sambil menegak sedikit Vodka, atau menghabiskan malam dengan berdansa di Dance Floor.

Hari itu, Lucas dan Maria tengah menginap di salah satu hotel. Sambil mengamit tangan Lucas, Maria terus berceloteh tentang kebahagiaannya karna akhirnya Dia bisa memiliki Lucas setelah sekian lama menunggu. Lucas pun menanggapi dengan tenang, Dia mulai berpikir untuk melupakan Anne dan mencintai Maria.

Ketika menaiki Lift, Maria merasakan sesuatu yang aneh. Dia merasakan ada sepasang mata yang menatapnya. Padahal Dia hanya berdua dengan Lucas di dalam Lift. Genggaman tangannya semakin mengerat pada tangan Lucas.

Maria mulai ketakutan tatkala Lampu di Lift tiba-tiba mati. Dia mulai menekan-nekan tombol di Lift, namun tetap tidak ada reaksi apapun. Ketakutannya sedikit berkurang saat lampu Lift sudah menyala. Namun, saat Dia menoleh ke arah Lucas. Dia melihat Lucas tengah menatap tajam dirinya. Tangan Lucas bergerak memegang tangannya, semakin lama semakin naik hingga ke pundaknya. Tatapannya semakin tajam dan wajahnya semakin mendekat ke arah Maria. Maria kembali ketakutan dan melangkah mundur hingga kepojok Lift. Lucas masih tetap tidak mengatakan apa-apa. Dia masih menatap Maria dengan tajam, namun tangannya mulai naik ke leher jenjang Maria. Dengan gerakan cepat, tangan itu mencekik leher Maria dengan kuat. Maria yang terkejut, berusaha melepaskan tangan Lucas dari lehernya. Namun gagal, kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan Lucas.

"Kau harus mati, Maria!!" Teriak Lucas tepat di depannya.

Maria terkejut dengan teriakan Lucas. Perlahan wajah Lucas berubah. Semakin pucat, dengan mata yang menggelap, baju yang tadinya jas kini berubah menjadi dress lusuh yang penuh dengan darah. Tangan yang tadinya kekar khas laki-laki kini berubah menjadi kecil dengan kuku yang tajam. Ditambah dengan lengan kiri yang hanya setengah, lalu kepala yang terbelah dua dengan kapak yang masih menancap di kepala memperlihatkan wujud otak di dalamnya yang dipenuhi banyak belatung. Matanya terus mengeluarkan darah berwarna hitam dan giginya berubah runcing dengan darah yang masih keluar dari sudut bibir. Telinga yang semestinya menempel sempurna di kepala, kini tengah menggantung dan hampir putus dari tempatnya.

"Kau harus mati, Maria!!" Teriak sosok di depan Maria.

"A--Anne. Ka--kau." Ucap Maria terbata-bata karna tangan itu semakin kuat mencengkram lehernya.

"Ya, ini aku. Kau harus merasakan apa yang aku rasakan, Maria!"

Roh Anne terus mencekik leher Maria hingga Maria kesulitan bernafas. Maria sudah pasrah, Dia tidak bisa bernafas. Nafasnya tercekat, ditambah dengan penampakan yang dilihatnya di depan mata semakin membuatnya takut. Akhirnya Maria mati di tangan Roh Anne. Dengan lihainya, Roh Anne mencabut kapak dari kepalanya dan menancapkan kapak itu tepat di leher Maria. Dalam sekejab, leher itu sudah berpisah dari badannya. Tak hanya itu, Dia juga memotong seluruh bagian tubuh Maria menjadi potongan-potongan abstrak. Tepat ketika, Roh Anne memotong perut Maria, Dia mengambil organ hati Maria dan memakannya dengan rakus. Kini dendamnya terhadap Maria sudah tuntas, tinggal satu orang lagi untuk menyempurnakan balas dendamnya.

Setelah puas memotong-motong tubuh Maria, Roh Anne kembali berubah menjadi Lucas. Yaa, Anne hanya meminjam tubuh Lucas untuk menyalurkan dendamnya terhadap Maria. Dan kini, balas dendam itu sudah terbalaskan. Dengan masih menguasai tubuh Lucas, Roh Anne keluar dari Lift dan pergi meninggalkan mayat Maria begitu saja.

- Welterusten Anne -

WELTERUSTEN ANNE(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang