FLSBCK

17 4 0
                                    

Flashback-One

Belum di-revisi menyeluruh jadi maap-kan aku ketika banyak typo.

Happy reading gengs.

_____

Tik

Tik

Tik

Hujan mengguyur kota Bandung dengan deras-nya yang banyak membuat orang-orang berlalu lalang di sekitar jalan-an mengumpat kesal.

Banyak pengendara sepeda motor dan orang-orang yang berjalan kaki terlihat meneduh di halte atau pun tempat yang bisa melindungi diri mereka dari terjangan air yang turun dengan deras-nya.

Di banyak-nya orang-orang yang meneduh terlihat seorang gadis yang sedang asik dengan dunia-nya sendiri.
Terlihat earphone yang menyumpal kedua telinga-nya hingga ia tidak mendengar umpatan-umpatan kasar nan kesal dari para orang-orang di sekitaran-nya.

Sambil menggoyang-goyangkan kaki-nya dan menikmati suara yang mengalun indah di kedua telinga-nya gadis tersebut menunggu dimana hujan yang turun akan berhenti dan digantikan dengan ada-nya pelangi yang indah.

Gadis tersebut terlihat kesal setelah melihat terdapat panggilan yang masuk ke ponsel-nya yang membuat lagu yang sedang ia dengar-kan dan nikmati berhenti secara mendadak dan di gantikan dengan deringan PONSEL. Gadis tersebut tambah kesal setelah melihat siapa yang berani-beraninya mengusik diri-nya.

'Shit, kenapa lagi shi Papa nih ganggu aku aja,'

Dengan mengumpat kesal dalam hati-nya, gadis tersebut menggeser tombol hijau di IP-nya.

"Halo, Pa,,"

'Kamu di-mana sayang?' Tanya sang Papa di sebrang sana.
'Kata Bibi kamu belum pulang ke rumah dari tadi,' Lanjut sang Papa

"Masih di halte Pa. Lagi nunggu hujan reda, masih deres ini,,"

'Maka-nya kalo mang Tatang jemput gak usah so-soan suruh pulang, kan ribet jadi-nya kalau hujan kayak gini,'
Omel sang Papa yang kesal dan juga khawatir terhadap anak gadis-nya satu ini.

"Iya, Pa. Maaf, aku cuma pengen mandiri aja kok," Lirih gadis tersebut.
'Iya deh. Maafin Papa juga ya, gak bisa ada di sana waktu kamu butuhin Papa,' Ujar sang Papa dengan raut wajah yang letih dan juga sedih.

"Gak apa-apa kok, Pa. Lagian aku disini juga seneng-seneng aja," Jawab gadis tersebut sambil menampil-kan senyum menawan-nya di wajah cantik-nya walaupun ia tahu bahwa sang Papa juga tidak dapat melihat senyuman-nya itu.

'Yaudah, kamu pesen taxi aja biar cepet sampe rumah tanpa kehujanan,' Balas sang Papa lagi.

"Iya, Pa,," Jawab gadis tersebut dengan halus.

'Yaudah, baik-baik disana ya sayang. Papa sayang Zia,'

"Zia,,,

Tut...Tut...Tut....

Belum sempat Kezia atau gadis tersebut menjawab Papa-nya sudah mematikan panggilan-nya secara sepihak.

Selalu begini, kenapa sih Papa-nya itu tidak menunggu Kezia membalas ucapan-nya tadi memang-nya Kezia ini tidak punya perasaan apa? Dengan kesal Kezia menarik earphone-nya hingga terlepas dari kedua telinga-nya dan dengan kasar pula Kezia memasukan earphone serta Ponsel-nya kedalam kantung seragam sekolah-nya.

Kezia memandang dengan sendu langit yang masih menampil-kan warna hitam ke abu-abuannya yang masih juga mengeluarkan air namun tidak sederas dan sebanyak tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang