➳ O1

31 1 0
                                    

Seperti biasa, kegiatan yang dilakukan Arga Pagi hari adalah bangun, siap-siap berangkat sekolah, dan sarapan. Itulah rutinitasnya di pagi hari.

"Ma, Pa, aku langsung berangkat ya," pamit Arga pada orang tuanya.

"Makan dulu ga," Kata Siska — Mama Arga.

"Arga kenyang ma," Arga pun segera mencium tangan kedua orang tuanya, dan segera bergegas berangkat sekolah, tapii..

"Argaaa.." panggil Anto — Papanya.

"Kenapa pa?" Arga pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah papanya.

"Kalo papa liat-liat kalian udah gak pernah berangkat bareng lagi? Kenapa? Kalian kan satu sekolah?" Tanya papanya kepada kedua anaknya.

"Gpp, Arga pamit ya pa, ma," Arga pun langsung bergegas pergi, dan tidak memedulikan apa kata papanya.

"Kamu marahan ya sama ade kamu?" Kini Anto beralih ke Raga — Kakak Arga.

"Nggak pa, yaudah aku pamit juga ya," Raga pun langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya dan bergegas pergi.

• • •

Arga sudah di sekolah, kini ia sudah sibuk dengan ponsel yang ia mainkan, biasalah game.

"Argaa.." Sapa Reva — teman sebangku Arga yang baru datang.

"Haloo," Balas Arga sedikit melirik ke asal suara.

"Kalo gak tidur, pasti ngegame," lanjut Reva sudah hafal dengan aktivitas yang di lakukan Arga setiap pagi, bukan setiap pagi, bahkan setiap saat.

Arga pun hanya mengedikkan bahunya.

"Ehh ga, lo udah PR Bahasa Inggris?" Tanya Reva yang sudah mengeluarkan bukunya.

"Yang mana?"

Selalu saja, jika di tanya PR pasti jawaban Arga seperti ini.

Bel istirahat pun berbunyi. Arga pun memilih keluar kelas dan menuju ruang musik, tidak seperti biasanya Arga mau keluar kelas saat istirahat. Sesampainya di ruang musik, Arga langsung memainkan alat musik kesukaannya, drum. Tetapi Arga memainkannya seperti orang kerasukan.

"ARGGHHH!!!" Selesai permainkan Arga berteriak kencang. Rupanya ia meluapkan emosinya.

Prok.. Prokk.. Prokkk..

Rupanya sedari tadi Arga memainkan drum ada yang mengintipnya dari luar.

"Bagus juga permainan lo," Kata Vino — Kakak kelas Arga dan ketua Eskul Band.

Arga hanya menatapnya datar.

"Lo lagi marah ya? Keliatan garang banget permainan lo," Tanya Vino.

"Kepo banget," Arga berjalan hendak keluar dari ruang musik, tapi..

"Kenapa lo gak join aja di eskul band? Walaupun lo tadi maininnya kayak orang kerasukan, tapi bagus kok, jarang loh ada orang lagi marah, bisa terkontrol kaya gitu mainnya," Ucap Vino panjang lebar.

"Gak, makasih,"

"Ciihh, sombong banget," Ucap Vino pelan, tapi masih terdengar oleh Arga. Ia juga tidak memedulikan, dia pun segera keluar dari ruang musik.

Setelah dari ruang musik ia tidak langsung kembali ke kelas, melainkan ia berjalan menuju perpustakaan, tumben-tumbenan seorang Arga datang ke perpus.

Sesampainya di Perpustakaan Arga mengambil novel bergenre Fantasi. Genre novel favoritnya, Arga memilih tempat duduk dipojok supaya mendapat ketenangan, sekalian menenangkan diri sehabis main drum tadi. Ya Arga membutuhkan ketenangan saat ini.

Ketenangan Arga tidak berlangsung lama. Karena ada seseorang yang memanggilnya.

"Argaaaaa..." panggil seseorang dengan suara sepelan mungkin, supaya tidak menganggu ketenangan di perpustakaan.

Arga pun terpaksa menegakkan kepalanya, dan melihat siapa yang memanggilnya.

"Reva?" Arga menaikkan sebelah alisnya.

"Udah bel, ayo masuk," lanjut Reva.

"Ohh," Arga pun menutup bukunya, dan mengembalikannya ketempat asal. Merekapun kembali ke kelas bersama.

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang