➳ O2

23 1 0
                                    

Keesokan harinya, sama seperti biasa Arga menjalankan Aktivitasnya setiap pagi, tapi ada yang beda. Pagi ini Arga berangkat bersama Raga — kakaknya. Ini bukan tanpa alasan, melainkan Anto yang menyuruh mereka supaya diantar supir, dan dari keduanya tidak ada yang menolak, alhasil sekarang mereka duduk bersebelahan. Sungguh sebenarnya Arga maupun Raga merindukan hal ini.

Selama 10 menit didalam mobil tidak ada yang memulai pembicaraan, sangat sepi. Mereka sibuk satu sama lain dengan ponselnya. Sampai Arga membuka suaranya.

"Kak.." Ucap Arga pelan.

"Hm?" Balas Raga tanpa menoleh.

"Jujur, gue kangen sama kita yang dulu," Arga terus melihat Raga, tersorot dari matanya betapa rindunya ia pada sosok kakaknya itu. Tapi apa boleh buat, semua telah rusak begitu saja.

Raga tidak membalas ucapan Arga, tapi ia cukup terpaku dengan ucapan Adiknya, jari-jarinya yang tadi sibuk memainkan ponsel mendadak berhenti. Ada Keinginan Raga untuk memeluk Adiknya saat ini juga, sungguh dia juga merindukannya.

"Mas Raga, Mas Arga, kita sudah sampai di sekolah mas," Ucap Pak Tono — supir keluarga mereka.

Tanpa sepatah kata pun Raga langsung keluar dari mobil, meninggalkan Arga yang masih menatapnya.

Arga membuang nafas dengan kasar, selalu saja seperti ini.

"Makasih ya pak," Ucapnya pada supir, sebelum ia turun.

• • •

Arga berjalan menuju kelas dengan santai, karena sekarang masih jam 06:10 masih ada banyak waktu sebelum bel, jadi Arga tidak perlu buru-buru. Ia juga memakai earphone.

Arga sedikit heran, biasanya jam segini sekolah belum ramai, tapi kenapa sekarang sudah banyak siswa yang di sepanjang koridor, biasanya mereka nongkrong dulu dan masuk jika sudah mepet. Tapi Arga tidak memedulikan mereka, ia terus berjalan menelusuri koridor dan sampailah di kelasnya.

Betapa takjubnya Arga melihat teman-teman yang sudah lengkap di kelasnya. Memang tidak semua, melainkan semua siswa cowo teman sekelasnya sudah berkumpul di kelas. Ada apa hari ini? Apa Arga tertinggal sesuatu? Lagipula bagi Arga itu juga tidak penting untuknya.

Arga pun langsung meletakkan tas di mejanya, dan duduk. Ia beralih pada ponselnya untuk mengecek sosmednya. Arga sangat malas, makin hari makin banyak orang-orang yang tidak ia kenal mem-follow ignya, dan men-dm-nya. Arga tidak suka itu, lantas ia langsung memprivat akunnya. Itu lebih baik bagi Arga.

Tak berselang lama, Reva pun datang dan Arga langsung menyudahinya kegiatannya tadi, baru saja ia ingin tidur tapi Reva yang sudah duduk di sampingnya, menahannya.

"Eh ga lo tau gak?" Tanya Reva Antusias.

"Gak," Jawab Arga malas.

"Serius gue,"

"Udah ah gue mau tidur," Baru saja Arga akan menundukkan kepalanya di atas meja, tapi Reva menahan kepala Arga.

"Ishh Argaaa! Lo ga heran apa? Daritadi dikoridor udah banyak anak-anak, apalagi cowo-cowo? Biasanya mereka-kan mepet gitu datengnya," Jelas Reva, sebenarnya itu yang Arga pertanyakan tadi. Ada apa dengan hari ini? Apa mereka abis kena Razia makanya jadi rajin? Lagipula itu juga bukan urusan Arga buat apa dipikirin.

"Mungkin abis kena razia, ketauan suka bolos atau nongkrong," jawab Arga sekena-nya.

"Bukaaannn!! Aduh lo kudet banget ya, emang lo ga baca grup angkatan apa? Udah rame tau," Ucap Reva gregetan, ia tau pasti Arga tidak mengeceknya.

"Gak," Sudah diduga Arga tidak mengeceknya, "Emangnya ada apaan?" lanjut Arga, karena Reva ngomong setengah-setengah Arga jadi penasaran.

"Itu loh, hari ini ada murid pindahan dari Bandung, cantik banget, ya sebelas, dua belas lah sama gue," jelas Reva, ia terkekeh sendiri dengan kalimat terakhirnya.

"Ohh," jawab Arga seadanya.

"Ohh doang?" Reva melongo mendengar ucapan Arga, memang Arga tidak bisa diduga. Biasanya cowo jika ada siswi pindahan akan lanjut bertanya 'cantik ga cewenya' 'masuk kelas berapa tuh' 'ada fotonya gak?'

"Terus gue harus apa?" tanya Arga, bukan lemot tapi memang itulah responnya.

"Lo gak penasaran sama cewenya?"

"Gak,"

"Yakin?"

"Iya,"

"Lo ga mau deketin cewenya? Kayak cowo-cowo yang dateng pagii ituu? Cantik lohh" Reva sengaja, ia ingin melihat respon apa yang akan Arga tunjukkan.

"Gak,"

"Lo normal kan ga?"

"Gak,"

"HAHH?! APAAA?!" Reva tampak kaget. Seriuskah Arga tidak normal?

"Kok lo teriak? Lo ngomong apasih tadi? Gak denger gue," Arga memang tidak mendengar jelas ucapan Reva tadi, karena ia hanya akan menjawab pertanyaan Reva dengan "Gak"

"Lo beneran gak normal ga?" Reva tampak berbisik.

"Gausah bisik-bisik, normal gue, dah ah gue mau tidur," Lanjut Arga dan langsung menundukkan kepalanya di meja.

"Alhamdulillah," ucap Reva lega, ya kali Reva punya temen gak normal(?)

Bel masuk berbunyi, dan Bu Rika — Wali kelas 11 IPA 2 (Kelas Arga) memasuki kelas. Padahal pelajaran pertama bukan pelajarannya.

"Pagi Anak-anak," Sapa Bu Rika setelah memasuki kelas.

"Pagi buuu..." Jawab siswa/siswi serentak.

"Jadi hari ini kita kedatangan murid baru, ayo silahkan masuk," Bu Rika memanggil murid baru itu.

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang