2. M. Alden R.

125 14 8
                                    

Jangan salah sangka dulu, jika ada sebuah nama huruf 'm' dengan titik didepan nama seseorang dapat diartikan seseorang itu menggunakan nama islam.

Seperti halnya milik Alden. Laki-laki rupawan bertubuh tinggi tegap dengan dada membidang itu sama sekali tak ada nama islami dalam namanya. Apalagi untuk golongan laki-laki begajulan sekolah seperti dirinya. Yang notabenenya salah satu the most wanted ever di SMA Bergada Satya, sudah jelas sekali seberapa bandel dirinya sampai terkenal di sekolah dilain sisi soal prestasi.

Mario Alden Rajendra.

Nama biasa dengan ejaan yang sempurna tanpa berbelit-belit. Sama seperti sikap pemilik sang nama yang sangat tidak menyukai hal-hal yang menyusahkan. Semacam Ulangan dadakan atau Ujian sekolah, maybe?

Tapi itu hal tersebut sama sekali tidak berlaku saat ia berada dibidang Olahraga maupun musik. Kedua bidang yang membutuhkan bakat khusus, namun  sangat dikuasai oleh kedua tangan terampilnya sejak kecil. Basket dan nge-Band. Dua hal favoritnya selama menempuh pendidikan reguler di sekolah.

"Mas Mariioooo..."

Yang berteriak tadi, namanya Reyhan Bintang Sinaga, cowok tengil suka sekali cerewet macam anak cewek, teman satu sekolah Alden yang sama-sama jadi anggota osis dengan jabatan seksi dokumentasi. Tapi cukup oke buat dijadiin teman hangout bareng.

"Set, dah, Reyhan minta kena gampar Alden apa gara-gara manggil waketu Osis pake nama itu?"

Yang tukang protes ini namanya Eldino Prayoga. Cowok tinggi kurus yang suka banget tebar pesona, sang gamers sejati, suka masak tapi jorok minta ampun. Contohnya adalah mandi 3 hari sekali, dan  paling lama seminggu sekali. Tapi anehnya Dino nggak pernah bau badan, bahkan mulutnya tiap pagi berangkat sekolah bau wangi terus. Apalagi pas ada rapat OSIS dadakan, Dino sebagai anggota Seksi Komunikasi bisa lancar berbicara tanpa ada yang protes masalah bau dari dirinya.

"Din, udah lo suruh kumpul semua kan kelas sepuluhnya?"

Nah, satu ini, paling tua diantara yang lain karena beda setahun akibat telat masuk sekolah dulu. Reza Aghni Siregar, sosok laki-laki yang pas jika dihadapkan sebuah masalah berat. Omongannya itu selalu benar, dan selalu jadi panutan. Seringkali terima sesi curhat anak-anak OSIS yang seringkali patah hati macam Dino sama Reyhan. Pokoknya asyik banget nih Ketua OSIS kalau diajak nongkrong bareng sambil ngopi terus bicarain masa depan.

"Udah gue suruh tadi kok, Bang. Kayaknya udah hampir kumpul semua juga. Tinggal dua biang kerok nih yang sering banget ilang-ilangan kalo ada tugas berat OSIS, dari pagi belum keliatan batang idungnya si Alden sama si Revan."

"Kalo Alden lagi ambil sound system cadangan di ruang wakasek, gue yang suruh tadi. Nah, kalo Revan---" Reza mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan basket. Lalu tertuju pada satu titik pojok lapangan yang menampakan sosok laki-laki yang sedang santai duduk sambil membaca buku. "---itu tuh, kayaknya si Revan. Lagi baca buku dia."

Fakhri Ale Revantino, cowok paling kalem yang selalu bikin orang lain bingung kenapa dia bisa masuk OSIS dan gabung sama anak-anak bandel macam Alden, Reyhan, Dino, dan Reza. Dia tuh ganteng banget, baik juga, sering nolong, sayangnya dia jarang banget berisik alias nggak banyak omong. Sekali ngomong juga kalo itu bahas masalah penting, atau dia lagi ajuin pendapat, selebihnya? dia cuma jadi sosok pendengar yang ikut tertawa meramaikan lelucon teman-teman lainnya.

Dino ikut melihat arah yang ditunjuk oleh Reza, "Gue panggil dia sekarang nggak, Bang?"

"Ya, dipanggilah, Dinosaurus. Dia kan ketupel acara ini, harus beri sambutan juga bareng gue nanti di podium."

Dino cengengesan, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Yaudah gue susulin dia sekarang."

"Bang Ejaaa... liat Mas Mario nggak?"

"Ya Ampun, ini anak dibilangin jangan manggil Alden gitu nggak kapok juga ternyata ya."

Dan yang terakhir, salah satu gadis yang mendapat peran penting dalam keanggotaan OSIS SMA Bergada Satya. Adara Teta Selenia. Sang sekretaris OSIS yang cantik baik hati dan seringkali jadi idaman para cowok manapun yang melihatnya. Dan juga seharusnya ia  sangat cocok jika disandingkan dengan Reza sebagai pasangan. Namun entah mendapat kebodohan darimana, ia justru mendapatkan status sebagai pacar Alden hampir 3 tahun belakangan ini. Walau sering putus sambung gitu semenjak mereka kena masalah sama Kakak kelas mereka, si cantik barbar Cessara Lathifa.

"Apaan sih, Dar. Ini gue lagi bingung masalah kameranya dia, nggak mau ngeflash kalo lagi motret sesuatu."

"Tungguin aja si Alden, bentar lagi juga paling dia balik, Han." Saran Reza kembali menengahi sebelum berakibat fatal.

"Tuh, orang yang dicari panjang umur." Dagu Dara menunjuk sosok Alden yang tengah menurunkan Sound System dari gendongannya dan langsung menata serapi mungkin yang ia bisa. Raut wajah serius bercampur peluh keringat entah kenapa membuat Dara tersenyum. Dengan begitu siapapun bisa melihat seberapa besar cinta gadis itu pada Alden tanpa harus mengatakannya dari mulut sekalipun.

"Liatin teross, pandengin teroos, kangen tinggal bilang kali." Sindir Reyhan dengan wajah meledek yang kemudian mengaduh kesakitan usai mendapat pukulan kecil tangan Dara di bahunya.

"Akh, sakit, Dar! Ketularan bar-barnya si Alden nih, pasti."

"Ya, abis, lo ngeselin. Jangan asal njeplak kalo nggak mau kena pukul tangan gue." Dara bersungut kesal tak mau disalahkan oleh Reyhan. "Sana kameranya cepetan dibenerin. Keburu acaranya mulai,"

"Nggih, nyai roro Dara Teta. Laksanakan!"

Dan sebelum Dara sempat membalas ledekan Reyhan, laki-laki itu sudah kabur duluan menuju tempat dimana Alden berdiri. Mereka berdua tampak mengobrol sebentar, seperti pembicaraan serius karena Alden sama sekali tidak tersenyum atau tertawa. Namun saat mata elang itu melirik tepat ke arahnya, jantung Dara rasanya langsung copot dari tempat karena tatapan Alden begitu dingin padanya.

Sudah biasa, Dara. Nggak perlu kaget, hampir dua tahun kamu berhasil lewatin, tinggal sedikit lagi, Dar, sedikit lagi.

***

See u on new chapter!!!

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang