17. Kabur

916 117 70
                                    

Semenjak Rose menelpon nya, wajah gadis itu seperti menjadi terorist bagi Lim dalam menjalani hari-hari nya bersama Kevin sang putra, dan untuk mengalihkan nya, Lim biasanya bermain dengan Kevin, atau sibuk di peternakan mertua nya.

Dan Rose, suara Lim seolah menjadi candu bagi nya, suara itu masih terngiang ditelinga nya, membuat sang gadis gelisah, meski dia tersiksa sendiri oleh perasaan nya, tapi Rose tak berani untuk menelpon Lim kembali, dia memilih untuk menunggu, meski sampai sebulan lama nya, dan Lim tak menghubungi nya.

Lim adalah orang yang cool dan santai, jadi dia selalu bisa menutupi perasaan nya, termasuk perasaan nya pada Rose, meski dia juga menjadi canggung, tapi dia selalu berhasil menutupinya di depan Rose.

Rose hanya mengaduk-aduk makanan nya, matanya menatap kosong ke depan, dia sedang makan siang dikantin kampus nya Yeungnam University bersama Mina, Sana dan Jihyo sahabat nya, ketiga orang itu saling bertatapan heran dengan Rose yang tiba-tiba jadi pemurung belakangan ini.

Brak

Sana yang usil menggebrak meja untuk membangunkan Rose dari lamunan nya.

Prank

Sendok ditangan Rose terjatuh karena sang gadis terkejut, dia mengelus dada nya sendiri, menatap kesal pada Sana yang hanya tercengir tanpa dosa.

Plak

Jihyo yang ikut kaget memukul lengan Sana, Mina hanya ikut tertawa karena cuma dia yang tidak kaget.

"Rose, kamu ada masalah?" Tanya Jihyo perhatian setelah jantung nya tenang dari keterkejutan tadi, wajah Rose kembali muram mendengar pertanyaan Jihyo, dia menoleh menatap sendu, satu per satu wajah penasaran sahabatnya yang menunggu jawaban Rose.

Dug

Rose menjatuhkan kening nya diatas meja makan kantin, ketiga sahabatnya semakin bingung.

"Sepertinya aku mulai jatuh cinta" jujur Rose tanpa berani mengangkat kepalanya.

"Jatuh cinta?" Beo ketiga sahabatnya tak percaya pada pengakuan Rose yang selama ini menolak setiap pria yang hendak mengencani nya dengan alasan ingin fokus pada pendidikan nya terlebih dahulu.

Rose mengangguk masih dengan menunduk,  Sana langsung terbahak menertawakan kepolosan sang sahabat.

"Dengan siapa?" Tanya Mina dengan wajah serius nya, Rose terdiam tak berani menjawab.

Hening

Rose yang merasa curiga karena tiba-tiba suasana menjadi hening pun mendongak, untuk memastikan apakah sahabatnya sudah pergi.

Jeng jeng

Rose mendapati tatapan menyelidik dari Mina, Jihyo dan Sana yang ternyata masih menunggu jawaban dari nya.

"Lim oppa" jawab Rose yang kemudian menutup kedua matanya, siap menerima hujatan dan makian dari ketiga sahabatnya itu, cairan bening bahkan sudah mengalir diujung matanya.

"Lalu apa masalahnya?" Heran Sana polos

"Dia suami dari mendiang unnie mu kan?" Tanya Jihyo, Rose mengangguk masih dengan mata terpejam.

"Malah bagus kan? Wanita sekarang jarang ada yang bisa menyayangi anak bawaan dari suami nya, jika menikah dengan seorang single parent, dan aku percaya kamu akan menyayangi Kevin seperti anak kandungmu sendiri" tutur Jihyo

"Masalahnya, dia tak mencintaiku" jawab Rose putus asa

"Dari mana kamu tahu jika dia tak mencintaimu?" Tanya Mina

"Dia menolak perjodohan kami" lirih Rose.

Kriing. . .

Suara dering ponsel Rose membuat obrolan mereka tertahan.

Sister In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang