Bab. 1

13.5K 265 11
                                    

Julian Arka Syahreza atau Arka, pengusaha muda yang beberapa hari lagi akan menikahi kekasih tercintanya, Kiara Kanya Princessa yang merupakan teman masa kecilnya.

Ia dan juga Kiara kini sama-sama tinggal terpisah dengan kedua orang tua mereka untuk suatu pekerjaan dan besok adalah hari dimana mereka harus kembali ke orangtua masing-masing untuk mempersiapkan pernikahan mereka.

Tapi, Arka mendadak panas hati ketika ia mendapati Kiara sedang tidur dengan posisi saling berpelukan dan tanpa sehelai benang dengan seorang pria yang ia tidak kenal.

Merasa marah, Arka membangunkan Kiara dan menyuruhnya berpakaian dengan cepat. Arka juga menghajar pria yang baru saja tidur dengan Kiara sampai babak belur.
Arka menarik Kiara secara paksa dan kasar keluar dari kamar hotel tempat Kiara tidur dengan pria itu hingga Kiara meronta minta dilepaskan.

"Arka, lepaskan! Tanganku sakit." Ucap Kiara sambil kesulitan berjalan mengikuti langkah kaki Arka yang lebar dan cepat.

"Arka." Ulang Kiara karena Arka tidak juga mau mendengarkannya. Arka pun berhenti dan mengayunkan lengan Kiara hingga pegangan mereka terlepas.

"Arka, aku tidak tahu kenapa aku bisa bersama pria itu. Aku-" Ucap Kiara hendak menjelaskan apa yang terjadi padanya.

"Tidak ada waktu lagi untuk menjelaskan semua itu. Lebih baik kau bersiap, kita bisa tertinggal pesawat." Ucap Arka datar.

"Tapi, Arka-"

"Kau mau pulang atau tidak?" Tanya Arka mengakhiri Protestan Kiara.

"Baiklah." Jawab Kiara akhirnya. Ia pun terpaksa membiarkan Arka, calon suaminya itu membawanya pergi tanpa sepatah katapun yang terucap di bibirnya. Padahal biasanya Arka selalu banyak bicara saat mereka bersama. Arka memang pantas marah setelah mengetahui dirinya bersama pria lain, tapi Kiara sama sekali tidak menyangka bahwa ia bisa bersama pria tidak dikenalnya itu. Lagipula ia merasa tidak memiliki musuh, jika ia dijebak, siapa yang melakukannya, dan apa alasannya?

.......

"Ka, aku beneran tidak kenal sama pria itu. Aku rasa aku-" Ucap Kiara begitu ia dan Arka hendak menaiki pesawat yang akan membawa mereka pulang ke kota kelahiran mereka.

"Aku tidak ingin membahas itu. Lebih baik jangan bahas atau kau hanya akan membuatku kesal!" Ucap Arka datar menghentikan ucapan Kiara.

kiara mendesah, dan akhirnya diam.  Ia merasa percuma bicara pada Arka. Tapi, ia juga tidak bisa diam saja atas kesalah-pahaman itu, walau bagaiman pun juga ia tidak menghianati Arka sebagai calon suaminya. Dan bagaimana jika sampai di rumah mereka nanti, Arka memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka di hadapan kedua orangtua mereka?  Mereka pasti akan sangat malu mengetahui Kiara sudah pernah tidur dengan pria lain sementara ia tidak pernah bersentuhan fisik dengan Arka sebagai calon suaminya selain berpelukan dan berciuman.

Memikirkan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi setelah mereka sampai di rumah masing-masing membuat Kiara putus asa dan kantuk itu pun datang. Seluruh tubuhnya juga terasa seperti sedang mengkhianatinya, nyeri dan tidak nyaman. Hingga akhirnya ia tertidur di dalam pesawat.

Arka yang sejak tadi tidak membuka suaranya dan juga tidak menatap kekasihnya itu pun melirik Kiara yang tertidur pulas. Sebenarnya ia sangat marah setelah apa yang Kiara lakukan padanya. Tapi, ia tidak ingin membuat kemarahannya semakin memuncak dengan memaki Kiara, itu akan membekas  di hati Kiara dan berdampak pada kekecewaan keluarganya. Tapi, penghianatan yang Kiara lakukan benar-benar telah menyakiti hatinya sangat dalam. Tapi, bagaimana lagi? Pernikahannya hanya kurang hitungan hari lagi. Ia tidak mungkin membiarkan pernikahannya batal dan kehilangan Kiara. Ia mencintai Kiara sangat dalam.  selain itu keluarga mereka sudah sangat percaya dengan mereka berdua. Jika mereka berpisah sekarang, hal itu akan memperburuk hubungan keluarga mereka yang sudah lekat sejak dulu.

Arka benar-benar tidak tahu apakah dirinya bisa hidup bahagia bersama Kiara tanpa bayang-bayang perselingkuhan Kiara dengan pria itu atau tidak.  Tapi, ia harus tetap menikahi Kiara sekarang. Jika suatu hari ia harus melepaskan Kiara dan membiarkan Kiara pergi bersama pria lain, ia akan memikirkannya nanti. Yang terpenting pernikahan mereka tidak akan batal digelar dan tidak akan membuat keluarga mereka menanggung malu, lagipula mereka akan segera kembali ke kota tempat biasa mereka tinggal setelah menikah.

......

Mereka sampai di rumah keluarga mereka masing-masing. kiara tampak tidak senang karena sikap Arka padanya selama perjalanan.  Bahkan Arka juga menolak saat ia memintanya untuk mampir sebentar.

"Kalian ada masalah? Baru sampai kok sudah cemberut begitu?" Tanya ibu Kiara pada putri pertamanya.

"Tidak ada, ma.  Kami baik-baik saja.  Hanya agak lelah saja." Jawab Kiara berbohong.  Ia tidak mungkin mengatakan bahwa Arka sedang marah padanya karena dirinya telah tidur bersama pria tidak dikenal.

"Kalau begitu, kamu istirahat saja dulu!  Mama siapkan makan siang." Ucap ibunya. "Oh iya, besok kalian pergi ke butik ya, gaun pengantinnya sudah jadi, tinggal kalian coba dan bawa pulang." Imbuh ibunya sambil pergi ke dapur meninggalkan Kiara yang tengah berjalan menyeret kopernya menuju ke kamarnya.

Di dalam kamarnya, Kiara baru bisa menangis, menumpahkan air matanya. Apa yang terjadi semalaman padanya, ia sama sekali tidak tahu, yang ia ingat saat itu salah satu temannya mengajaknya pergi dan minum di sebuah bar. Ia memang tidak terbiasa pergi ke tempat semacam itu. Tapi demi untuk menghormati temannya yang sedang merayakan acara ulangtahunnya, Kiara tidak punya hati untuk menolak undangan temannya itu.

Tapi, setelah ia minum setengah gelas minuman yang terasa aneh di lidah Kiara, ia tidak sadar apa yang terjadi berikutnya. Yang ia tahu, Arka datang dengan penuh amarah disaat dirinya ternyata sedang tidur dengan pria yang ia sendiri tidak kenal. Ara menyimpulkan bahwa seseorang telah menjebaknya. Tapi siapa? Kiara tidak merasa memiliki musuh selama ini.

Sementara itu, dikediaman keluarga Syahreza, yang tengah menyambut kedatangan Arka, tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di rumah Kiara. Arka tampak tidak senang dan sama sekali tidak menunjukkan bahwa dirinya sangat bersemangat karena beberapa hari lagi ia akan menikahi kekasih hatinya.

"Ada apa?  Kenapa terlihat tidak seperti kamu saat pulang bersama seperti biasanya?" Tanya ibu Arka.

"Tidak, ma.  Aku hanya agak lelah saja. Beberapa hari belakangan aku sibuk pekerjaan." Jawab Arka. Selama beberapa hari ini Arka memang sibuk dengan pekerjaannya menjalani ia meliburkan dirinya sendiri untuk menikah beberapa hari lagi.

"Ya sudah, kamu istirahat saja dulu. Mama siapkan makanan dulu." Ucap Ibu Arka. Kemudian Arka pun juga pergi ke kamarnya, merebahkan tubuhnya di kasur sambil memejamkan matanya. Namun, bayangan itu datang kembali, bayangan Kiara yang tengah tidur seranjang dengan pria lain. Arka mengeratkan giginya karena marah. Bahkan ia juga tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Membatalkan pernikahannya dan membuat keluarganya kecewa dan malu karena undangan telah tersebar, atau tetap menikahi Kiara yang sudah pernah tidur dengan pria lain, dengan kata lain, Kiara merupakan bekas orang lain.

"Kalau saja, aku tahu lebih awal, pernikahan ini tidak perlu terjadi, dan aku masih bisa menyelamatkan keluargaku dari kekecewaan." Gumam Arka dalam hati, tapi ia juga tidak rela jika sampai Kiara menjadi milik orang lain padahal kenyataannya Kiara memang bukan hanya miliknya saja. Bahkan orang lain telah memilikinya secara keseluruhan, termasuk tubuh Kiara.

Bersambung...

Harap tinggalkan pesan dan kesan kalian saat membaca berita ini....

Terimakasih!!!!

KiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang