Bab.3 .

5.2K 177 8
                                    

Pagi hari, bahkan lebih pagi dari kemarin, Kiara bangun dan agak kaget mengetahui bahwa dirinya ada di atas tempat tidur bersama Arka yang masih memejamkan matanya. Yang ia ingat, semalam ia masih berada di meja makan, menunggu suaminya sampai ia lelah dan terlelap di sana. Tapi, kenapa tiba-tiba dia bisa ada di kamar? Apa Arka yang memindahkannya? Atau dirinya sendiri yang pindah dengan tidak sadar? Lagipula mana mungkin Arka memindahkannya, bukankah pria itu tidak peduli dengannya.

Kiara pun memilih mengabaikannya dan menganggap bahwa semalam ia mengigau hingga berjalan tanpa sadar masuk ke dalam kamar mereka saat Arka sudah tidur.
Ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah itu ia pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Masakan semalam sudah tidak bisa dimakan lagi sehingga ia harus kembali membuang masakannya lagi.

"Andai saja semalam aku tidak benar-benar tertidur, aku tidak akan kelaparan sampai sekarang." Guman Kiara sambil menuangkan satu persatu masakannya semalam ke dalam pembuangan sisa makanan.

Setelah semua bersih, Kiara memeriksa persediaan bahan makanan yang ia miliki, dan untunglah masih ada beberapa bahan yang bisa ia gunakan untuk memasak sarapan. Meskipun tidak selengkap kemarin, setidaknya hari ini ia masih bisa membuatnya dengan bahan seadanya.

Setelah cukup lama berkutat di depan kompor dan alat-alat memasak lainnya, akhirnya Kiara sudah menyelesaikan pekerjaannya.  Ia juga sudah menata dengan rapi makanannya di atas meja makan.  Ia hanya perlu mandi dan menunggu Arka untuk sarapan bersama.

Saat ia masuk ke dalam kamar, ia melihat Arka baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan lilitan handuk di bagian bawah tubuhnya. Kiara menundukkan kepalanya karena malu, ini adalah pertama kalinya ia melihat tubuh setengah telanjang Arka.

"Sarapan sudah siap.  Kalau kamu sudah selesai, segeralah sarapan!" Ucap Kiara tanpa menatap Arka dan langsung masuk ke dalam kamar mandi karena tidak kuasa mengendalikam detak jantungnya yang berdegup begitu tidak beraturan.

Kiara tidak mendengar Arka menjawab, kemungkinan pria itu hanya diam saja dan tidak merespon seperti beberapa hari ini. Biarlah, yang terpenting ia sudah berusaha untuk memenuhi kewajibannya.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian,  Kiara pergi ke dapur untuk sarapan pagi. Kini ia sudah bersiap dengan kemeja kerjanya.  Hari ini ia sudah memutuskan untuk kembali bekerja sebagai sekretaris Arka seperti biasa.

Kiara senang melihat Arka yang ternyata sedang duduk membelakangi nya di kursi meja makan. Ternyata Arka bersedia memakan masakannya. Tapi, kemudian senyum Kiara memudar saat tahu apa yang tengah Arka makan. Roti dan selai, pria itu membuat sarapannya sendiri dan mengabaikan masakan yang sudah dengan susah payah Kiara sediakan.

"Arka, aku sudah memasak untuk sarapan kita, kenapa kamu makan roti?" Tanya Kiara dalam bentuk protesan.

"Aku tidak pernah menyuruhmu memasak. Jangan salahkan aku." Jawab Arka datar.

"Tapi,  Arka aku."

"Aku sudah selesai." Potong Arka sambil menggebrak meja, kemudian ia pergi dengan membawa tas kerjanya, meninggalkan Kiara sendiri, membiarkan istrinya berangkat sendiri.

Kiara mengelus dadanya sendiri, Arka ternyata belum memaafkannya. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Bagaimana ia akan menghadapi Arka di kantor nanti?

........

Jalanan kota yang penuh dengan kemacetan, membuat Kiara terpaksa jalan kaki setelah hampir setengah jam terjebak kemacetan di dalam taksi. Terlambat datang ke kantor tidak dapat terhindarkan meskipun ia telah berlari demi mengejar waktu agar cepat sampai dan tepat waktu. Nyatanya ia masih saja terlambat, bahkan satu jam setelah jam semestinya ia sampai.
Di depan gedung kantor dimana ia bekerja, Tiba-tiba saja Kiara berhenti karena melihat sesuatu yang membuatnya terkejut. Seorang satpam menempelkan sebuah pengumuman bahwa perusahaan itu membutuhkan seorang sekretaris untuk Arka. Jelas saja Kiara merasa terkejut dengan pengumuman itu, selama ini dia lah yang menjadi sekretaris Arka. Jika Arka mencari sekretaris baru, bagaimana dengan Kiara?  Apa selama ini Kiara melakukan kesalahan hingga harus diganti?

"Pak, pak. Kenapa ada pengumuman seperti ini? Saya masih bekerja disini." Tanya Kiara pada satpam. Pria berpakaian seragam itu pun terlihat tidak enak hati melihat Kiara yang bertanya padanya.

"Saya tidak tahu, silahkan anda tanya sendiri pada bos Arka. Dia sendiri yang meminta saya untuk menempelkan pengumuman ini." Jawab pria itu.

"Baiklah, pak. Terima kasih!" Ucap Kiara dengan sopan. Satpam itu mengangguk dan pergi. Kiara pun segera masuk ke dalam untuk menemui Arka dan meminta penjelasan pada suaminya atas apa yang telah ia lakukan dengan memasang pengumuman itu.

Begitu sampai di depan ruangan Arka, Kiara membuka pintu dan masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.

"Arka, kenapa kau-" Ucapan Kiara terhenti begitu ia menyadari bahwa Arka tidak sedang sendirian di ruangan itu.  Pria itu sedang menatapnya dengan tatapan dingin dan seorang pria lainnya juga menatapnya dengan tatapan bingung.

"Maaf, saya tidak tahu kalau sedang ada tamu. Saya permisi dulu!" Pamit Kiara merasa malu dengan sikap ceroboh nya. Ia benar-benar tidak tahu bahwa hari ini Arka ada tamu dan sedang bicara berdua di dalam ruangannya.

Ya Tuhan, apa yang akan Arka lakukan padanya setelah ini? Kiara hanya mampu berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Arka tidak akan melakukan apapun padanya.  Bukankah status mereka sekarang sudah jelas?  Arka adalah suaminya. Ia pasti akan memaafkannya meskipun dalam urusan pekerjaan tidak ada istilah suami istri.

......

Setelah beberapa menit tamu Arka pergi, Arka akhirnya keluar dari ruangannya. Kesempatan itu pun Kiara gunakan untuk bicara pada Arka. Ia berdiri di depan Arka sambil merentangkan kedua tangannya.

"Arka, aku ingin bicara." Ucap Kiara.

"Apa aku terlalu baik padamu? Kau begitu lancang sekarang." Ucap Arka datar. Kiara merasa ada gumpalan es di dalam dadanya.  Kenapa Arka bicara seperti itu.

"Arka, apa maksudmu? Dan untuk apa kamu mencari seorang sekretaris baru? Apa aku berbuat salah?" Tanya Kiara.

"Kau tidak tahu apa kesalahanmu?" Tanya Arka. Kiara menggeleng. "Aku mempekerjakan semua karyawan di sini bukan untuk bermalas-malasan. Aku membayar mereka karena tanggungjawab mereka. Sedangkan kau datang satu jam lebih dari jam pekerjaan dimulai." Lanjut Arka.

"Tapi Arka, aku terlambat karena terjebak macet." Ujar Kiara.

"Aku tidak peduli, di dalam hubungan pekerjaan, tidak ada hubungan lain selain atasan dan bawahan. Apa kau sudah jelas?" Ucap Arka. Ia pergi begitu saja meninggalkan Kiara yang berubah seperti orang lain baginya.  Dulu, saat belum menikah ia juga pernah terlambat dan Arka tidak pernah memperlakukannya seperti ini.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang? Kenapa Arka jadi seperti ini?" Guman Kiara. Ia menangis dalam hati, haruskah ia menanggung ini selamanya? Sampai kapan Arka akan seperti itu? Apa Arka tidak akan kembali seperti dulu lagi?

"Tuhan, apa yang bisa membuat Arka bisa menjadi seperti dulu lagi? Andai aku tahu siapa yang menjebak ku waktu itu, mungkin aku akan bisa menjelaskannya pada Arka. Sekarang Arka bahkan tidak ingin mendengarkanku." Lirih Kiara sebelum dirinya kembali ke ruangannya.

Bersambung...

Bagaimana pendapat kalian tentang Arka???

KiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang