twenty seven

90.3K 11.7K 2.5K
                                    

warning: just a keju chapter!

Semua berjalan normal normal aja selepas hari jadiannya kakanda Aldrian dan yang mulia ndoro Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua berjalan normal normal aja selepas hari jadiannya kakanda Aldrian dan yang mulia ndoro Raka. Udah dua hari sejak hari jadian itu, dan ya, mereka tetep berlaga dan bertingkah biasa aja.

Posisinya sekarang, Al lagi berdiri depan kamar mandi, baru aja kelar bebesih badan. Sedangkan pujaan hatinya, si Raka, lagi duduk sambil hapean di tepian tempat tidurnya. Reflek saling liat dan saling diem beberapa saat. Sampe Al ngelangkahin kakinya dengan santai, dan ambil posisi duduk di karpet samping tempat tidur Raka, tepat di antara kedua kaki ibu negara.

Raka ngeraih handuk dari leher Aldrian dan inisiatif ngeringin rambut cowok itu.

Gak ada yang lucu, tapi Al ketawa pelan, nundukin kepalanya biar Raka lebih gampang ngurusin rambutnya.

Denger makhluk di depannya ketawa, Raka nautin alisnya heran. "Ada yang lucu?"

"Nggak"

"Kerasukan lo? Ketawa gak jelas"

"Setannya takut sama gue"

"Oh iya. Setan mana bisa rasukin setan ya"

"Pacar sendiri dikata setan nih?"

Boom! Raka mendadak gelagapan sendiri denger kata pacar. Kaya ganjel, malu, meletup-letup, nyampur jadi satu bikin dia mendadak mules. Tapi Raka diem, gak nyangkal apapun. Toh kemarin lusa dia nyadar kok kalo baru aja nerima seorang makhluk bernama Aldrian.

Raka mendengus aja "Gak jelas"

Dirasa rambut Al udah lumayan kering, Raka naruh handuk setengah basah itu di pahanya. Dia beralih rapihin rambut berantakan itu pake jari-jarinya.

Yang nerima perlakuan itu udah serasa di atas awan. Nutup matanya rapet, ngerasain bener-bener gerakan tangan Raka yang nyita seluruh atensinya.

Selama duapuluh tahun napak di dunia ini, Aldrian rasanya belum pernah ngerasain perasaan semelegakan ini. Lega, plong, tenang, karna akhirnya perasaan dia dapet balasan sesuai yang diinginkan. Diterima Raka. Apa yang lebih membahagiakan buat seorang Aldrian selain itu?

Biar lah kalian kata Aldrian itu bucin. Memang itu faktanya.

"Al"

"Hm?"

"Lo ada kelas jam berapa aja?"

"Jam sembilan sampe sebelas. Lanjut jam satu sampe jam dua aja"

"Oh"

Rambut yang udah rapih itu malah diacak lagi, tapi lanjut dirapihin lagi.

"Kenapa? Kelas lo padet hari ini?"

"Nggak juga. Tengah hari ntar, gue maen ke fakultas lo boleh?"

Aldrian sontak aja balikin posisi badannya dengan sekali gerak, sedikit dongakin kepalanya buat natap lurus ke wajah Raka. "Ngapain?"

ROOMMATE - [ boyslove, END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang