[ finale ]

102K 11.9K 2.7K
                                    

[ play; honne - location unknown, brooklyn session ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ play; honne - location unknown, brooklyn session ]
.
.

Raka lagi rebahan di ruang tengah sambil nonton tv. Hari udah sore dan punggungnya kerasa agak nyeri, soalnya baru aja selesai bantuin ayahnya mindahin bibit-bibit buah dari polybag ke tanah di halaman belakang rumahnya.

"Nan, ini tamu darimana asalnya?" Kris, papanya Raka yang baru aja masuk rumah sepulang ngantor langsung aja teriak gak jelas pas ngeliat Raka yang lagi rebahan.

"Anak lo itu weh"

"Gak inget, anak lo kali?"

Raka auto ketawa kecil aja ngeliat papa sama ayahnya yang sahut-sahutan dari ruang tengah sama dari dapur.

"Umur udah berapa sih pa? Pikun"

"Ya kesel aja. Kamu tiga bulan gak pulang-pulang, sibuk banget pak dokter. Sampe orangtua tuh kangen" Kris ambil posisi duduk di sofa, samping kanan Raka yang udah gak rebahan lagi.

Raka letakin kepala di bahu papanya. Kalo udah gini, keliatan banget sisi bocahnya yang cuma muncul pas dia lagi di rumah aja. Padahal udah 24 taun umurnya.

"Sehat pa?"

"Sehat. Tapi kadang kalo napas suka berat rasanya"

"Makanya rokok dikurangin. Kasian ayah juga jadi perokok pasif tuh"

"Papa gak pernah ya ngerokok deket ayahmu. Bisa ngamuk dia"

"Apa ngomongin orang?" Dinan ambil posisi di sebelah kiri Raka. Bikin Raka bingung harus nyender ke kanan apa kiri.

Alhasil cowok itu milih meluk lengan kiri papanya sama lengan kanan ayahnya. Bikin Kris sama Dinan bertukar pandang buat beberapa saat.

"Kenapa Ka?"

Raka senyum ketir nanggepin pertanyaan papanya. "Kangen"

"Kangen?"

"Iya, kangen papa sama ayah. Coba Deka pulang juga, pasti asik rame--"

"Jangan ditutupin. Kangen siapa yang bener?" Dinan inisiatif ngelusin surai hitam Raka. Sebagus apapun akting Raka, sebaik apapun cowok itu nyembunyiin sesuatu, Dinan sama Kris pasti peka. Mereka terlalu hafal segala perilakunya Raka.

"Aldrian..

--udah mau empat taun. Sekarang jadi aku yang bingung sendiri harus gimana. Gak kuat lagi rasanya. Harus gimana pa, yah?"

Suara Raka sedikit getar karena dia nahan gemuruh yang bertahun-tahun dia pendam. Raka gak pernah ada diperasaan sejatuh sekarang, perasaan yang bikin dia gak pernah tenang.

"Katanya tiga taun. Mau empat taun belum balik juga. Apa mungkin akunya yang salah ambil keputusan?"

"Tapi kamu percaya sama Aldrian?"

ROOMMATE - [ boyslove, END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang