Sebulan Kemudian

11 4 0
                                    

Sebulan kemudian, disaat aku dan Mario sudah seperti orang asing. Sudah lama aku tidak melihat Mario. Aku gak pernah dan gak ingin tahu bagaimana kabar Mario. Aku hanya bisa berharap semoga dia baik-baik saja.
Hari ini hari jum’at pulang sekolah aku akan mengerjakan tugas kelompok dirumah Alinra. Saat aku sedang mengerjakan kelompok dirumah Alinra, aku menanyakan apakah ada Mario didalam rumahnya.

“Lin, kak Mario ada?” Tanyaku sambil melihat foto-foto yang ada di tembok rumah Alinra.

Tiba-tiba dari belakang dari belakang ada yang menepuk pundakku. Dari wangi parfumnya sih mirip parfum Mario. Ternyata iya, benar. Dia adalah Mario. Aku gugup, bener-bener gabisa gerak. Saat aku melihat ke belakang, aku langsung membulatkan mata dan membuka mulutku lebar-lebar.

“Hai, Ra. Apa kabar?” Sapa Mario.
“Baik” Balasku sambil tersenyum tipis kepada Mario. Dan langsung melangkah meninggalkan Mario sendirian.

Dia menarik tanganku, dan menyuruhku duduk di sofa ruang tamu rumahnya.
Dia menjelaskan kejadian kemarin, tentangnya yang berfoto dengan Alycia sebulan yang lalu. Dia menje;askan secara detail.

“Sorry, Ra. Kemarin itu gada niat buat nyakitin perasaan lu” Ucap Mario.
“Iya, gapapa” Jawabku sambil tersenyum tipis kepadanya.
“Gua sama Alycia udah gada hubungan apa-apa kok cuma foto bareng doang". Jelas Mario.
"Iya santai aja" Jawabku singkat.
"Maafin gua ya, Ra." Mario meminta maaf hingga matanya berbinar.
"Iyaa" Jawabku.

Saat itu juga aku mengerti bahwa Mario tidak sejahat yang aku kira.
Aku dan Alinra lanjut mengerjakan tugas kelompok, sementara Mario hanya duduk melihat Aku dan Alinra, sesekali dia membantu kami jika ada yang sulit. Hari semakin sore, waktunya aku pulang. Akupun segera berpamitan kepada kedua orang tua Alinra dan juga Mario untuk pulang. Saat aku meninggalkan rumah Alinra, aku langsung mencari mobil angkutan umum. Setelah sekian lama menunggu di halte depan komplek Alinra, akhirnya aku menemukan mobil angkutan umum dan langsung menaikinya. Saat di tengah perjalanan tiba-tiba mobil yang aku tumpangi berhenti. Dan tiba-tiba supir memanggil namaku.

"Maaf, ada yang namanya Alinra disini?" Panggil supir kepadaku.
"Ohiya, saya pak. Ada apa ya?" Tanyaku sambil mengerutkan dahiku
"Itu didepan ada yang nunggu, katanya mbak disuruh turun" Titah supir tersebut.

Saat aku lihat dari kaca depan mobil angkutan umum, aku melihat ada mobil jeep putih yang menghalangi mobil yang aku tumpangi. ya, itu mobilnya Mario. Mario berdiri di samping mobilnya sambil melipat tangannya di atas dada.

"Ra, turun. Lo ikut mobil gue aja" Ajak Mario sambil membukakan pintu mobilnya.

Tak lupa iapun membayar mobil angkutan umum dan meminta maaf kepada pak sopir karena telah memberhentikan mobilnya.
Saat di perjalanan aku hanya terdiam sambil melihat ke kaca mobil yang ada di sebelahku. Aku tidak mau menatap Mario.
Mario mengajaku mampir dicafe yang tak jauh dari rumah ku. Di cafe ia memesan kue tiramisu dan coklat hangat kesukaanya. Ia menatap mataku, bola matanya yang indah dan agak kecoklatan itu menatap kearahku. Tangannya memegang tanganku.

"Ra, gue boleh ngomong serius gak?" Tanya Mario
"Boleh" Jawabku
"Sebenernya gue tuh dari awal udah suka sama lu, tapi gue belum bisa ngungkapin. Maaf ya Ra" Pinta Mario sambil memohon kepadaku.
"Iya, gapapa kok" Jawabku sambil meminum coklat hangat yang dipesan olehnya.

Diapun memotong kue tiramisunya, dan memberikannya kepadaku. Saat dia ingin menyuapkan kue nya ke mulutku, tiba-tiba ada yang menyenggol tangannya. Ternyata dia adalah Zafran, teman sekelasku yang selalu perhatian dalam hal apapun. Zafran adalah cowok yang berkulit putih dan bermata agak sipit. Zafran ini anaknya agak sedikit bad boy tapi berhati malaikat.

"Eh sorry, gak sengaja" Kata Zafran setelah menyenggol sendok yang dipegang Mario.

Kue itupun jatuh di baju Mario, dan menodai kemeja coklat yang ia pakai.

Because Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang