💫threat(2)

32 7 2
                                    

Jam pelajaran sedang berlangsung di dalam kelas semua murid memperhatikan dengan serius penjelasan guru sejarah didepan.

Namun,ada satu orang yang terus menerus melirik jam di tangannya, duduknya gelisah,dan pikirannya pun berantakan.

Yah di adalah arkan, setelah pertemuan tak terduga antara ia dan pria tadi, membuat pikirannya kacau.

ketika matanya tak sengaja menatap gadis yang sedari tadi memenuhi pikirannya membuat Arkan terus membayangkan hal-hal berbahaya yang akan menimpanya.

Namun, tentu saja Arkan tak akan membiarkan hal itu terjadi.ia tidak akan membuat kehidupan seseorang dalam bahaya hanya karena tak sengaja bertemu dengannya.

Dan pada detik berikutnya ketika bel pulang berbunyi,Arkan langsung bergegas keluar kelas.ia melangkahkan kakinya menuju gudang belakang sekolah.

*
"Sudah gue duga Lo akan datang untuk cewe itu"ucap seseorang di belakang Arkan.

"Gue udah datang, sekarang apa mau Lo rian" tanya Arkan tak ingin berbasa-basi.

"Lo tanya mau gue apa?....gue.mau.rana.kembali.!! Lo bisa mengabulkan?" Ucap pria itu dengan nada sinis lalu berjalan mengelilingi Arkan dan berhenti tepat di hadapan arkan.

"Gue gak bisa kembalikan orang yang udah meninggal.!"ucap Arkan dengan menatap tepat di manik mata pria yang ia sebut Rian.

"Hebat yah lu sekarang, dulu aja lu gak pernah mau mengakui kalau Rana udah gak ada tapi sekarang dengan lantang nya Lo bilang dia udah meninggal.ternyata jalang itu udah banyak ngerubah Lo yah"Rian sudah mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Siapapun gak akan pernah terima orang yang dia cintai pergi dengan tiba-tiba Tampa sempat pamit,dan itu terjadi sama gue waktu Rana tiba-tiba kecelakaan dan dinyatakan meninggal"

"Jadi sekarang Lo udah gak cinta lagi Ama dia,begitu?"

"Bukan udah gak cinta.tapi memang harusnya dari awal rasa itu gak boleh ada" Rasa sakit yang dulu ada ketika ia mencoba mengatakan hal itu,sudah tidak terasa lagi mungkin karena sudah lama ia melatih hatinya agar bisa terima kenyataan sekalipun itu menyakitkan.

"Kenapa gak harus ada??apa karena lu udah tau dia anak dari hasil perselingkuhan bokap Lo,makanya Lo ngebunuh dia buat selamatin keluarga harmonis Lo itu ha" bentak Rian sambil mencengkram kerah baju arkan.

"Kayanya udah 99 kali gue jelasin tapi 99 kali juga lu menulikan pendengaran lo.jadi gue akan jelasin sekali lagi untuk yang terakhir kalinya,bukan.gue.yang.
Ngebunuh.rana." ucap Arkan membalas tatapan Rian Tampa rasa takut.

"BANGSAT LO UDAH SETAHUN DAN LO MASIH GAK NGAKU"tereak rian dan melayangkan satu pukulan ke wajah arkan.namun pria itu tidak bergerak dari tempatnya ataupun membalas pukulan itu.

"Gue gak akan pernah mengakui apa yang gak pernah gue perbuat" tepat ketika Arkan selesai mengucapkan kalimat itu satu tendangan menghantam tepat di bagian perutnya membuatnya terdorong kebelakang.

"MAJU LO ANJING KENAPA DIAM AJA DISITU?"tereak rian yang tersulut emosi ketika melihat Arkan yang tidak terlihat kesakitan dan tidak membalas pukulannya dan seolah sedang meledeknya.

"Kalau mau bilang kehilangan mungkin gue yang paling tersakiti di banding Lo gue kehilangan Rana, kehilangan keluarga, kehilangan kasih sayang orang tua, kehilangan semua kebahagiaan yang pernah gue miliki tapi gue mencoba mengontrol rasa sakit gue,gak seperti Lo yang berpikir kekerasan bisa menyelesaikan masalah cisss bocah." Ucap arkan dengan nada sinis.

Ucapan Arkan sukses membuat Rian naik pitam dan melayangkan pukulan bertubi-tubi ke arahnya.Arkan tidak juga membalas pukulan itu karena ia tahu jika ia sudah bertindak sekarang demi tuhan Rian tidak akan selamat.dan Arkan tidak mau itu semua terjadi karena dia tahu Rana sangat menyayangi kakaknya itu.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang