💫first promise

21 3 0
                                    


Arkan sudah selesai mengobati luka di leher darah,memang lukanya tidak terlalu besar hanya sayatan kecil saja,oleh karena itu Arkan yang mengobatinya sendiri dan tidak membutuhkaan bantuan petugas uks.

Sedangkan dara ia dari tadi hanya menatap Arkan yang sedang membereskan alat-alat yang ia gunakan untuk mengobati luka dara.

Merasa seperti sedang di perhatikan,arkan mendongakkan kepalanya melihat dara yang sedang menatapnya.

"Anjirr tercyduk"batin dara.
Ia gelagapan ketika ketahuan menatap Arkan diam-diam, ia memutar otaknya untuk mencari alasan.

"Ah itu ada daun di rambut Lo" sela dara mengulurkan tangannya untuk membersihkan daun di kepala Arkan yang tentu saja tidak ada,karena ia hanya berbohong.

Ia merutuki dirinya sendiri, karena mengatakan alasan terkonyol yang pernah ada.bagaimana bisa ada daun di kepala Arkan, apakah ketika arkan membawanya ke uks,pria itu sempat singgah sebentar di hutan,hingga ada daun yang terselip di rambutnya.

Namun dara mencoba untuk tenang agar tidak ketahuan berbohong,ia mengusap-usap rambut Arkan seolah ingin membuang daun transparan yang ada di kepala Arkan.

Matanya sukses terbelalak lebar ketika Arkan memegang tangannya dan membawanya turun.

"Istirahat!,nanti gue yang izinin"ucap Arkan masih dengan memegang tangan dara dan jangan lupakan tatapannya itu.

"Please jantung,gue mohon kerjasama nya.okeh rileks jangan tereak dara....keep calm" batin dara sambil mencoba menenangkan diri.

"Ah iya, makasih yah" ucap dara menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya.

"Arkan" panggil dara dengan suara pelan.

Arkan yang sudah akan beranjak dari tempat duduknya kembali menatap dara karna panggilan gadis itu.

"Kenapa?" tanya Arkan

"Mmm...itu yang kemarin,gue..gue dengar semua pembicaraan kalian " jujur dara dengan kepala yang tertunduk takut kalau saja arkan memarahinya karena sudah menguping pembicaraan mereka.

Arkan tersenyum melihat tingkah gadis di hadapannya ini yang entah kenapa selalu terlihat imut sedari awal mereka bertemu.ia mengangkat wajah dara agar bisa menatap mata kecoklatan itu.

"Gak papa,....dan terima kasih juga udah selamatin gue"

"Huufffttt untung aja,gue udah takut kirain Lo bakal marah" dara mengembuskan nafasnya lega.

"Yaudah Lo istirahat,gue balik ke kelas duluan yah" pamit Arkan lalu berbalik untuk menuju kelas.

"Arkan"panggil dara untuk kedua kalinya.

Arkan kembali menatap dara,lalu mengangkat kedua alisnya

"Enghhh itu....minta nomor Lo boleh?"ucap dara ragu-ragu.ia memain-mainkan jarinya sambil menatap Arkan dengan mata berbinar.

"Tahan Arkan tahan...jangan culik anak orang"batin arkan yang sudah gemas melihat tingkah dara.

"Siniin hp Lo"ucap Arkan sambil menjulurkan tangannya ke arah dara.
Dengan semangat empat lima dara mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Arkan.

Setelah mengotak-atik ponsel dara ia kembali memberikannya pada gadis itu.

"Udah"

"Makasih Arkan"jawab dara dengan menyunggingkan senyum termanis yang ia punya.

"Yaudah gue balik yah"pamit Arkan kedua kalinya

"Arkan"panggil dara untuk kesekian kalinya.

"Ada lagi yang mau di omongin?" tanya Arkan memastikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang