Syi

109 17 3
                                    

Happy reading!

Nama ku Arsyi Han Thaina, Kalian bisa memanggilku Arsyi . Aku tinggal di Jakarta sejak satu tahun yang lalu .

Tidak akan banyak yang ku ceritakan tentang diriku . kalian bisa deskripsikan nanti setelah cerita ini selesai

...

Kring ....kring.........kring

" oke anak - anak, pelajaran Kimia kita sampai disini dulu, dilanjut pertemuan selanjut nya " ucap Bu azkia mengakhiri pelajaran hari ini disertai seruan iyabu se isi kelas.
Bu azkia adalah guru satu satunya yang mampu membuat pelajaran kimia yang rumit menjadi menyenangkan ,buku yang terlihat tebal diubahnya menjadi buku yang tak membosankan . Itu asal mula mengapa sekarang aku menyukai pelajaran kimia ,dari pada pelajaran pokok yang lainnya.

" syi jajan ga ? " Tanya tira teman sebangku

" kayanya engga dulu deh , mau ngambil buku diperpus buat mengerjakan tugas fisika " ucapku ,kemudian aku memasukan buku buku kedalam laci meja.

Ruang kelas ku dengan perpustakaan memiliki jarak yang lumayan jauh .
Dan untuk kesana membutuhkan waktu yang lumayan.

🌻

Setelah hampir dekat dengan ruang perpustakaan , tiba tiba langkah ku terhenti persis dipintu perpustakaan , aku merasa ujung kaki ku mengenakan sesuatu
Ternyata ujung kakiku telah menabrak ujung kaki seorang laki-laki didepanku.

" perimisi " katanya pelan dengan suara yang datar

aku hanya menganggukan kepala lalu bergeser untuk memberikan jalan kepada nya , setelah itu tanpa berfikir panjang aku langsung masuk kedalam perpustakaan .

Perpustakaan disekolah ku memiliki tempat yang memang tak cukup luas,tapi tersusun dengan minimalis dan juga rapi ,ditambah banyak fasilitas yang membuat kita nyaman apabila berada disini dengan waktu yang cukup lama.

Setalah menemukan buku yang aku cari ,aku kembali menuju kelas untuk melanjutkan tugas fisika.
......

15 menit berlalu , kertas coretan bersebaran diatas meja Ah rumit ucapku dalam hati .
Tangan ku kembali mencoret kertas untuk menemukan jawaban ,seketika wajahku pucat sekali

" Lo kenapa syi " ucap Alvin menghampiri

" Dari tadi gue ganemu jawaban fisika nomor 10 Vin, semua rumus udah gue coba  " jawabku sembari mengeluarkan nada sebal.

" Itukan emang bonus ,kata ibu memang ga ada jawabannya " Alvin tertawa keras sembari melihat exspresiku yang semakin pucat dibuatnya.

Aku hanya mengerutkan bibir kemudian mengangkat tangan untuk menutupi wajah maluku .
Kemudian meletakan pen ku diatas meja ,aku benar benar merasa nano nano karena nya.

" bentarbentar... Gue temenin ya " ucapnya sembari mengambil buku fisika ku yang masih tergeletak diatas meja

" Ga usah Vin,nanti saysa cemburu " sembari menunjuk ke arah saysa yang sedang menikmati makanan didepannya

" Kenapaaa" sahut Saysa sembari mengunyah makanan
" Engga " jawabku ,kemudian aku tertawa kecil di iringi tatapan kosong Alvin

Sudahlah.. aku segera bergegas pergi menuju ruangan guru dan memberikan tugas fisika.

Brukk , " aduh sakit " aku mengeluh seraya memegang bahu sebelah kanan

" maaf ga sengaja ,buru-buru " ucap seorang laki-laki yang tidak sengaja menabrak bahu ku

Aku merasa benar- benar kaku setelah kejadian itu. Aku merasa tidak karuan ,entah apa yang mendasari hal itu.
Kemudian aku menoleh ke arah langkah pergi laki - laki itu
Ah sudahlah , akupun berusaha menghiraukan nya dan kembali berjalan menuju kantor

.......
Kringg... Kringg... Kringgg
(Menandakan istirahat berakhir )

"Lega nya " gumanku dalam hati ,akupun Bergegas keluar dari Ruang Guru

kemudian tak lama, bola menggelinding ke arah ku di iringi larian dari salah satu orang yang sedang bermain disana

" Bisa lempar bola nya "

Tanpa berfikir panjang aku segera mengambil bola itu lalu melemparkan kepada nya , sayangnya saat aku melempar ternyata bola melambung tidak tinggi dan titik bola berjatuh tak jauh didekat ku .... arghh sial aku malu sekali

aku pun langsung berlari pergi di iringi tawaan dari banyak laki-laki yang memperhatikan ku tadi

Aku Kamu dan LitiumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang