Apdet lagi, sini bantu ramein.
Btw sebelum lanjut, liat dulu nih teaser buat Juki. Barangkali butuh spoiler ;)
-Emilia
Pertemuanku dengan Jungkook sebenarnya sederhana. Semuanya berawal dari hujan deras ketika aku mampir di apotik untuk membeli inhaler dari Ayah selepas sekolah, dan seorang laki-laki menawarkan tumpangan karena hujan di luar membuatku tak bisa ke mana pun. Waktu itu aku panik karena tahu Ayah sedang sesak napas di rumah, jadi tanpa pikir panjang, aku mengiyakan tawaran itu.
Kalau dipikir-pikir, keputusan impulsif itu sebenarnya bodoh, tapi ternyata Jungkook orang yang baik. Ayah dan Ibu bahkan mengajaknya makan malam sebagai ucapan terima kasih, meski akhirnya Jungkook menolak karena dia bilang harus kembali menjaga apotik—dia bekerja di sana, dan apotik itu milik ayahnya.
Tidak ada yang aneh. Pertemuan-pertemuan kami setelahnya juga didasari ketidaksengajaan. Kembali bertemu di apotik, di restoran cepat saji, atau di taman kota ketika aku dan teman-temanku mengerjakan tugas kelompok.
Dunia kami seolah bergesekkan satu sama lain hingga akhirnya dunia kami menjadi satu. Pertemuan-pertemuan tidak disengaja lantas berubah menjadi sebuah rencana: sebuah kencan. Bagiku Jungkook merupakan kekasih paling baik yang pertama aku miliki—kurasa ini kalimat yang tepat mengingat dia memang laki-laki pertama yang aku kencani, hingga sekarang.
Selama menjalani hubungan selama dua tahun, Ayah dan Ibu selalu menyambut Jungkook. Tak jarang dia ke rumah, ikut makan malam beberapa kali, dan menginap di rumah tiap kali Ayah dan Ibu pergi bekerja dan dapat jadwal.
Jungkook laki-laki yang manis dan baik. Dia tampan, perhatian, dan lucu. Sosoknya seakan membuatku mencegah untuk meminta yang lebih baik.
Hanya saja aku lupa bahwa seringkali dunia mengajak manusia untuk bermain-main. Ada saatnya dunia menutup mata dengan semua rasa manis yang berhasil dicecap, dan menggantinya dengan kepahitan tak terduga.
Dan itulah yang aku rasakan begitu tahu sesuatu tentang Jungkook—sesuatu yang asli. Sesuatu yang benar-benar dirinya.
Jungkook memang bekerja di apotik, tapi apotik itu hanyalah sebuah topeng untuk menutupi jasa yang sebenarnya. Apotik itu menjadi kantor terselubung bagi orang-orang yang membutuhkan "obat". Dia memang menyediakan obat seperti apotik biasanya, tapi dia juga menyediakan obat lain bagi orang-orang yang ingin memuaskan adiksi mereka.
Saat mencuri dengar soal paket obat terlarang yang harus diantar, aku tahu bahwa aku sebaiknya mengakhiri semua itu. Dan itu yang aku lakukan.
Mengakhiri hubunganku dengan Jungkook bukanlah hal yang mudah, tapi aku merasa itu keputusan yang tepat. Aku tidak banyak cerita, tapi Ibu dan Ayah tidak lagi pernah membahas Jungkook, begitu juga dengan Seokjin yang sebelumnya sering menggodaku dan Jungkook setiap kali aku dijemput.
Dunia seperti mendukungku.
Tapi kemudian, dunia bilang bahwa dia hanya bercanda.
Kali ini bukan hanya Jungkook yang diambil dengan kenyataan pahit soal latar belakangnya, tapi keluargaku juga. Tahun lalu, dengan tanggal yang sama dengan hari ini, Ibu dan Ayah pergi. Yang tersisa hanya Seokjin, dan itu juga karena aku kembali pada Jungkook, karena dia tetap melebarkan lengannya menyambutku dan Seokjin.
![](https://img.wattpad.com/cover/212719587-288-k994242.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MILE (✓)
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN - Tinggal 5 bab] Menjalani hubungan dengan Jungkook merupakan hal yang paling Emilia syukuri. Tapi itu dulu. Sekarang dia ingin keluar dan bebas. Sayangnya tak pernah bisa. Tidak akan bisa jika saja dia tidak bertemu dengan Taehyu...