Gagal

164 16 7
                                    

Jangan katakan kalau Alea bego. Ini pukul 4 pagi tapi gadis itu sudah berada di depan supermarket guna mencari motor scoopy nya.

Alea mencak mencak tidak jelas saat menemukan scoopy tidak ada disana. Alea menjambak rambutnya seperti orang gila yang baru kabur dari tahanan.

"Oh ya ampun. Jiwa raga gue masa nggak ada sih. Itu scoopy duit berjalan juga masa ilang," Alea menggigit jemarinya. Lihat pakaiannya sekarang. Piyama warna hitam dengan rambut acak acakan. Mata pun masih terlihat sayu.

"Gue sumpahin yang ngambil nggak bisa berak!" kesalnya dan berlalu kembali pulang. Tentu dengan jalan kaki. Bodo amat. Orang cantik mah bebas.

Alea masuk kedalam rumah dan duduk dengan kasar di sofa. Menerawang langit langit memikirkan bagaimana keadaan scoopy.

"Scoopy udah makan belum ya? Bensinnya dikasih warna apa ya?" Alea beranjak menghampiri Lala yang mengerjakan PR.

"La bensin itu warnanya apa aja?" tanya Alea yang langsung mendapat pukulan dari Lala.

"Kakak ishh. Udah tua kok lemot," kesal Lala.

"Ya habisnya mami kalau nyuruh beli bensin minta yang warna kuning. Kenapa nggak mejiku hibiniu," ucap Alea membut kepala Lala serasa mau pecah.

"Kakak dulu waktu kecil salah minum susu ya?"

"Mungkin. Gue dulu soalnya pernah minum santan. Gue pikir susu. Terus gue campur gula," ujar Alea.

Jangan salahkan Lala kalau ia lupa bahwa Alea kakaknya. Lala sedang bercekcok batin, antara mengakui atau tidak.

"Lo warna apaan sih?" tanya Alea melihat adiknya yang sibuk mewarna lukisan.

"Eh kakak dulu pernah dimarahin sebab nggak mewarnai," kinu Alea mulai bercerita.

Lala memutar bola matanya malas.
"Mewarna apa emang?"

"Monyet."

"Kenapa nggak bisa? Kakak tinggal ngaca kan terus kakak bis lihat warna monyet yang pas apa? Duh ka..."

"Monyet Albino." potong Alea.

"MAMI ANAK MAMI YANG NAMANYA ALEA OTAKNYA MINTA DISREMPET PARANG MAMI!!"

***
Seperti hari hari sebelumnya dimana Alea terlambat, hari ini pun Lea terlambat.

Alea berdiri di depan gerbang yang sudah tertutup rapat. "Pak bukain gerbangnya dong. Saya belum masuk," ucap Alea dengan entengnya pada Pak satpam.

"Enak aja. Kamu itu selalu saja telat!" kesal Pak Satpam.

"Pak ketemu anime itu nggak perlu ijazah. Makanya saya santai." Alea semakin membuat Pak Satpam kesal.

"Dasar bocah gila!"

"Pak satpam saya masih waras wal'afiat," ucap Alea setengah berteriak. "Pak buka gerbangnya saya mau masuk!!"

"Pak sekali ini aja pliss. Besok saya telat lagi," ucap Alea membuat Pak Bimo kesal.

"Pak kali ini aja please," pinta Alea dengan wajah memelasnya.

"Nggak!"ucap Pak Satpam mulai tersulut emosi.

"Pak buka huaaaa!!" Alea mulai menggoyankan gerbang sekolahnya. Bukannya menghentikan aksi Alea, pak satpam justru menatap Alea yang sudah seperti penghuni rsj.

"Aduuhh ini satpam nggak bisa diajak kompromi," gerutu Alea dan sialnya di dengar oleh pak satpam.

"Ngomong apa kamu!"

"Tau ah," Alea menghentakkan kakinya kesal.

"Pak buka pintunya dong?" shut seorang gadis dengan kaca mata bulat.

Hi AleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang