4

25 3 0
                                    

Teruntuk seorang kamu

Kalau aku boleh minta, kamu jangan pergi. Bahagiaku sedang bergantung padamu sekarang.

Dibalik semua diksi dan cerita yang aku buat, kamu adalah peran utama, selamanya begitu.

Bahkan setelah banyak lontaran kata yang aku ucapkan, kamu tetap memilih menghilang dan meninggalkan luka dalam.

Kamu tau? Detik itu, aku hancur.

Sudah ku bilang diksi ku kamu, tapi katamu itu semua palsu.

Kamu bilang, waktu nya udah selesai, udah saatnya kamu cari titik pacu baru.

Heii, kamu pikir merubah haluan semudah itu?

Setelah derap langkahmu pergi menjauhi ku, seakan semua rasa sakit menyapaku.

Kamu nggak salah, disini emang aku yang salah. Seharusnya memang aku tidak menganggapmu seseorang kan?

Seharusnya memang aku tidak menjadikan mu alasan kan?

Bahkan, setelah seluruh kehancuran diksi ku, kamu nggak mau kembali. Aku nggak tau lagi harus dengan cara apa supaya kamu pulang.

Yang jelas, diksi ku hancur, tepat sedetik setelah kepergian mu.

Aku rindu senyum mu, tawa itu yang dulu sumber bahagiaku, bahkan kini tanpa sadar menjadi sumber air mata ku.

Kamu udah terlalu nyaman ya di rumah itu? Rumah yang nggak pernah aku tau itu milik siapa. Yang aku tau, kamu terlihat baik-baik saja, tidak seperti ku.

Kalau mau mu begini, aku turuti. Tapi jangan minta aku untuk mengubah diksi. Karna bagiku, nggak ada yang seindah kamu.

Biarkan luka ini berbekas, setidaknya aku bahagia bisa mengenalmu. Terima kasih.

Berkatmu, aku menemukan diksi ku.

Karenamu, aku menemukan akar dari semua tulisan ku.

Kamu hebat, aku suka, tapi kayaknya..

Semesta emang terlalu jahat untuk menerima aku dan kamu menjadi kita.

Aku tau kamu nggak akan pernah baca setiap tulisan ku, nggak papa. Kamu bahagia aja udah cukup buat aku.

Sekarang sudah, biar yang usai menjadi rinai, tapi kalau boleh mengucapkan kata terakhir...

Aku rindu kamu.

-nf-

Rinai Rindu (Hiat Dulu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang