𝖜𝖍𝖆𝖙'𝖘 𝖌𝖔𝖎𝖓𝖌 𝖔𝖓?

437 64 1
                                    

["nanti, ada yang mau chan ceritain, sama mama juga sama papa"]


o.o


"chan cepet cerita" hyunjin tampak tak sabaran menunggu cerita anak bungsunya ini, disebelahnya ada chan yang sedang merokok. mereka bertiga tengan berada di ruangan kerja chan. 

byungchan yang sama sekali belum pernah masuk ke ruangan kerja papanya cuma bisa berkomentar seperti ini.

"pa, papa jorok amat"

sejorok itu memang, penuh debu, kertas, bahkan byungchan menemukan banyak puntung rokok. byungchan itu orangnya suka bersih. sekarang aja bawaanya itu marahin papanya yang sangat dicintainya ini. 

"chann.." suara mamanya menyentak byungchan dari angan angan ingin memarahi papanya. anak pertama keluarga bang itu menatap kedua orang tuanya. sebelum akhirnya byungchan menghela nafas pelan.

"waktu di miami, seok gak sendirian, ada han seungwoo"

"dan jung jaehyun"

o.o

hyunjin mengusap wajahnya kasar ketika ia mendengar nama jung jaehyun meluncur dengan begitu mulusnya dari mulut byungchan. begitu juga chan yang tampak menghela nafas kasar. byungchan diam memperhatikan kedua orang tuanya yang tampak kesal ketika ia mengucapkan nama jung jaehyun.

"ma, pa, kenapa?" byungchan menanyakan hal yang membuat kedua orang tuanya saling berpandangan, ragu untuk menjawab pertanyaan byungchan. 

"gini chan, mama ceritain dari awal. kamu jangan bosen" hyunjin menatap anaknya serius. 

"kamu tau kan kalau jaehyun punya adik?" chan bertanya. byungchan mengangguk, "tau, jung hangyul"

"dulu, kalian. kamu sama hangyul hampir nyaris dijodohkan"

"HAH?!" pekik byungchan ketika ia mendengar ucapan mamanya, hyunjin langsung menatap byungchan tajam. ini sudah tengah malam dan ia malah berteriak. apalagi dua kamar dari kanan adalah kamar wooseok, dan depannya kamar miyeon. anak anak hyunjin yang itu cukup peka terhadap suara. terutama miyeon.

"kok bisa sih ma?!" kali ini byungchan mengecilkan volumenya. hyunjin menatap chan yang mengelus tengkuknya canggung.

"ada perjanjian, diantara keluarga bang dan jung" 

"terus papa jual aku?!" byungchan memekik, chan gelagapan. 

"enggak, ini ramalan chan, papa gak jual kamu kok" chan berusaha menenangkan byungchan yang shock dengan bayangan kalau ayahnya ternyata menjualnya.

"terus? hunbungannya sama si jahe jahe itu sama adek ku yang uwu uwu itu apa?"

"gatau, kayaknya cuma tertarik" hyunjin menyahuti. byungchan melengos.

"haduh dek, kamu kok yang naksir banyak sih? mana ubin masjid semua lagi, bagi kek satu"

o.o

moonbin melihat wooseok yang baru memasuki ruang musik langsung mengejar si mungil masuk. eh ternyata wooseok malah santai main piano, lain halnya sama dia yang udah panik banget waktu tau wooseok hilang dua hari gak ada kabar.

"seok" moonbin mendekati wooseok yang tengah asik dalam dunianya sendiri, anak itu terkejut lalu menatap moonbin dengan pandangan horror.

"bin! ngagetin!" sentaknya, si pelaku malah ketawa dan duduk di bawah kaki wooseok, "udah, ayo main lagi"

"gamau! kok--"

"seok?"

"iya oke!" bibir tipis itu mengerucut lalu jemari lentiknya mulai menekan tuts hitam putih di piano tua milik sekolah itu. menghasilkan sebuah melodi yang membuat siapapun merasa mengantuk. termasuk moonbin.

"judulnya apa?"

"i'm here for you" jawab si manis, tangannya bergerak lagi. kali ini sedikit lebih cepat.

"kalau ini?"

"no longer"

"kok sedih semua seok?"

wooseok tidak menjawab, ia fokus memainkan pianonya. sampai melodi yang ia bawakan sedikit lebih sendu. bibir itu membuka, lalu membuat suara yang moonbin pikir sepadan dengan suara malaikat.

uriui seulpeun nunmureul
geudaega boji mothage

uri ije annyeong

ije geuman da geuchilkka i bitmuldo
nae nunmuldo bie jeojeo

[ioi - downpour]

lagu yang anak manis mainkan itu berhenti, seiring dengan tubuhnya yang bergetar menahan tangis. bahunya naik turun, moobin yang sadar langsung berdiri di depan anak itu dan menenggelamkan wajah wooseok ke perutnya. 

wooseok mencoba sekuat mungkin untuk tidak mengeluarkan isakan, sampai rasa anyir darah keluar pun. anak itu masih kukuh dan tidak mengeluarkan isakan. hanya ada erangan yang keluar. 

"seok--"

"gue emang harusnya mati bin!"

o.o

"kok lo ngomong gitu?"

"emang dia harusnya mati jae"

"enggak! ngelindur ya lo!"

"jaehyun! stop berdebat. cepat lambat dia bakal mati"

"jung hangyul!" jaehyun membentak adiknya, kemarahannya sudah dipuncak. dan itu karena adiknya. hangyul melengos lalu berjalan melewati jaehyun yang masih mencoba menstabilkan emosinya.

"lo terlalu jatuh sama dia,"

"gue saranin jangan. karena nanti lo yang sakit"

"dia gak sekuat kelihatannya, jangan berharap jae,"

"lo gak akan siap liat dia pergi"

jaehyun menatap adiknya yang sudah melangkah masuk ke dalam kamarnya. nafas pemuda itu masih memburu, emosinya tersulut karena perkataan adiknya. tubuh jaehyun jatuh merosot ke sofa. kedua tangannya menjenggut helaian rambu fawn nya. 

"gue harap lo gak pergi,
















gue gak sanggup kalo lo pergi seok,"

o.o



jadi, ada apa dengan jung jaehyun dan bang wooseok?


[2]𝒶𝒻𝓉𝑒𝓇 𝒾 𝓂𝑒𝑒𝓉 𝒽𝒾𝓂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang