"Jika dia tahu perasaanku yang sesungguhnya, akan kah dia tetap menawarkan pria lain kepadaku?"
~Alfi Maghfira~
🌼🌼🌼
Saat ini Alfi sedang menyantap sarapannya dengan Khadija dan Arman. Setelah salat subuh, Alfi tidak kembali tidur seperti kemarin. Ia tidak ingin terlambat lagi ke kantor dan juga ia tidak ingin menggunakan kendaraan sendiri lagi. Alfi akan berangkat bersama abinya yang memang kampus tempat Arman mengajar searah dengan kantor tempatnya bekerja.
"Oh iya, Al. Mobil Umi udah selesai dibengkel kah?" tanya Khadija setelah menghabiskan sarapannya.
Alfi tidak langsung menjawab pertanyaan Khadija, ia lebih dulu menghabiskan sarapannya sebelum menjawab pertanyaan uminya.
"Kayaknya udah deh, Mi. Nanti deh habis pulang dari kantor aku jemput mobilnya," jawab Alfi, lalu meletakkan kembali gelas yang sudah kosong di atas meja.
"Jadi, mau berangkat sama Abi?" tanya Arman.
"Iya dong, Abi. Kalau nunggu taksi entar kelamaan lagi."
"Ya udah, berangkat sekarang aja, ya." Alfi mengangguk, lalu mengambil tasnya di kursi yang kosong di sebelahnya, begitupun dengan Arman.
"Umi, kalau gitu Alfi sama Abi, berangkat dulu, ya. Assalamualaikum." Setelah itu Alfi menyalimi tangan Khadija.
"Iya, kalian hati-hati di jalan ya." Kali ini Khadija ysng menyalimi tangan Arman, setelah itu Arman mengecup kening istrinya.
Alfi yang sudah biasa melihat adegan itu setiap paginya, tentu tidak pernah merasa bosan. Justru dia bersyukur, karena dari dulu sampai sekarang umi dan abinya selalu akur, walau tak jarang ada pertengkaran kecil yang mereka alami, tetapi hal itu tidak sampai membuat hubungan keduanya renggang.
****
Mobil Marcedes Benz itu berhenti tepat di depan gerbang tempat Alfi bekerja.
"Aku turun ya, Bi. Nanti di jalan, jangan ngebut-negbut loh, ya." Alfi memperingati Abinya dengan mata yang memicing.
"Matanya nggak usah digituin kali, Al. Entar nggak bisa kembali gimana." Mendengar ucapan abinya membuat Alfi memberenggut.
"Aih, Abi mah. Jangan bilang gitu, ih. Buat aku takut aja," ucap Alfi sambil memanyunkan bibirnya.
Melihat tingkah manja sang anak membuat Arman tertawa, lalu mengelus pelan puncak kepala anaknya.
"Abi becanda, kok. Udah, sana turun!" ucap Arman setelah berhenti tertawa.
Sebelum turun, Alfi menyalimi tangan dan kemudian mengecup pipi abinya.
"Semangat ngajarnya, Bi. Jadi dosen jangan galak-galak ya, Bi." Alfi terkekeh setelah melihat perubahan wajah abinya.
"Assalamualaikum. Fii amanillah, Bi." Setelah itu Alfi pun turun dari mobil Arman. Ia tidak langsung masuk, melainkan menunggu abinya kembali menjalankan mobilnya. Setelah mobil Arman tidak terlihat lagi, barulah Alfi berjalan memasuki pelataran kantor.
Alfi mengangguk lalu memberikan senyuman pada Pak Satpam yang berjaga di pos. Setelah itu ia kembali melihat ke arah depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Bersama Abidzar [SELESAI]
SpiritualSebelum baca, yukk follow dulu😚 Alfi tidak menyangka bahwa lelaki yang akan dijodohkan dengannya adalah Abid. Cinta yang sekian lama ia pendam pada lelaki berhati dingin itu akhirnya menemukan setitik harapan dan juga memiliki kesempatan untuk mend...