A Friend

8.3K 823 116
                                    

Sudah sepekan kau memperhatikan pemuda itu. Kageyama Tobio namanya. Meski tertutup oleh seragam, kau bisa tahu dari gerak-geriknya bahwa dia memiliki otot yang bagus. Selayaknya atlet-atlet voli profesional binaan ayahmu.

Sepertinya sering ikut ke tempat ayahmu bekerja tidaklah sia-sia. Matamu menjadi lebih tajam menilai kebugaran tubuh seseorang. Kau bahkan bisa menebak berat badan seseorang hanya dengan melihat. Bakat itu tentunya berguna di bidang olahraga.

Sayang, kau kurang suka kegiatan berkeringat seperti itu. Nilai pelajaran olahragamu selalu anjlok. Sehingga kau selalu mengulang di kelas remedial.

Menyebalkan, memang. Padahal sekarang kau sudah SMP. Minggu depan ada tes voli, dan guru olargaramu bukan orang yang ramah sampai membuat—terutama—siswi-siswi bergidik ngeri. Kau tidak ingin gagal dalam kelasnya.

Karena alasan itulah, kau memberanikan diri menghampiri Kageyama di jam makan siang. Mungkin saja ia mau mengajarimu voli, berhubung dia mendapat nilai tertinggi pada tes ujicoba voli tadi pagi.

"Kageyama Tobio-san!" sapamu, menghampirinya yang sedang makan seorang diri di kelas.

Kageyama sebelumnya tengah melamun, hingga ia nyaris tersedak karena terkejut atas kehadiranmu. Nyaris saja dia menyemburkan susu kotak yang sedang ia minum.

"Apa maumu?" balas Kageyama mendelik. Tatapannya membuatmu sedikit tidak enak.

"A-aku melihatmu di saat jam olahraga, dan ... eh ... aku rasa kau berbakat. I-iya kan?" tuturmu berusaha tidak gugup. Namun sayang, Kageyama tidak merespon sedikit pun. Ia hanya menatap ke arahmu.

"Apa kau tertarik volley ball?" tanyamu lagi, "kau sangat hebat di tes ujicoba tadi. Jadi kurasa kau pasti menyukai voli!"

"Tidak juga," balas Kageyama acuh.

"Begitu ... tapi kurasa kau bisa jadi pemain yang hebat, Kageyama!"

Kageyama mengunci mulutnya seraya menyernyit.  "Apa kau mencoba membujukku agar bergabung dengan tim voli?" tanyanya.

"Eh? Tidak, sih ... sebenarnya aku membutuhkan bantuanmu. M-mau tidak kau mengajariku untuk tes minggu depan?" Kedua tangan kau satukan, memohon kepada Kageyama.

"Kumohon. Aku sangat buruk dalam olahraga. Tapi aku rasa, kalau diajari orang bertalenta sepertimu, aku yang bodoh ini pasti bisa melewati tes kali ini!" pintamu sungguh-sungguh.

Mendadak, kesunyian menghampiri kalian berdua. Cukup lama Kageyama tidak merespon. Yang dia lakukan hanya mengamatimu. Setiap lekuk wajah, ekspresi, dan detail lain di sana. Seakan tengah takjub dengan karya terbaik Tuhan di hadapannya. Dan tempelan semburat merah muda di pipimu, menambah kegemasan Kageyama.

'Bagaimana bisa ada seorang gadis yang seimut ini di kelasku?' batin pemuda tersebut.

"Kageyama-san?" tegurmu kemudian membangunkannya dari fantasi sesaat. Kageyama berdehum, seraya mengalihkan pandangannya darimu.

"Mengapa juga aku harus mengajarimu? Memangnya mau apa kalau aku mau?" tanya Kageyama.

"Eeeh, akan kulakukan apa saja!" jawabmu dengan senyuman yang merekah.

"Apa saja?"

"Iya. Aku memang bodoh di pelajaran fisik, tetapi aku lumayan di pelajaran akademik. Kita bisa belajar bersama kalau kau mau!"

"Hah?"

"Aku juga bisa memasak, loh! Kau boleh makan bekalku jika kau mau. Asal, aku mengajariku olahraga, ya? Aku sudah sangat frustrasi, Kageyama-san! Aku tidak mau mengulang pelajaran olahraga lagi di SMP!"

Kageyama menatapmu dalan diam. Seolah-olah dia tengah menimbang apakah ia bisa mempercayaimu atau tidak. Setiap detik terlalu dengan kecemasan. Rasanya jika Kageyama menolak, hancur sudah kehidupan SMPmu. Tetapi, rupanya kekhawatiran itu berakhir sia-sia.

"Baiklah. Aku akan mengajarimu. Tapi bukan berarti aku ingin belajar pelaharan akademik darimu atau apa," kata pemuda itu.

Seketika senyummu mengembang. Semringah mendengar kabar baik tersebut. Membungkuk sediki, kau membalas, "Mohon bantuannya mulai hari ini, Kageyama-sensei!"

Suaramu agak lantang, hingga seisi kelas menoleh. Lantas saja Kageyama kikuk. Semburat merah timbul di wajahnya karena malu.

"Oi! Kecilkan suaramu!" protesnya. Namun, kau malah terkikik geli menikmati ekspresi pemuda tersebut.

*sensei = guru
*-san = akhiran nama untuk sapaan sopan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Maaf lama hwhw kemaren lusa mau diupload eh ternyata ada kesibukan dadakan di irl selama beberap hari :')

Silahkan tinggalkan jejak jika kamu suka! Voment are very appreciated!

sampai jumpa di chapter selanjutnya xD

love,

Alicia

NOTICE ME! [KAGEYAMA X READER X OIKAWA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang