0.3 [ Masih Canggung ]

10 1 0
                                    

Pukul delapan malam, dan Clarena baru saja selesai bertapa dari kamar mandi. Berendam di air hangat merilekskan diri. Tadi, sejak sepulang sekolah Lisa dan Kalia mampir ke rumahnya hingga sore. Bercerita-cerita, makan, lalu keduanya tertidur dan bangun dengan tergesa-gesa menyadari hari semakin sore.

Hal itu bukan kali pertama kedua sahabatnya mengunjungi rumahnya sekedar main-main atau numpang makan. Sejak memasuki kelas 10, dimana MOS berlangsung, Clarena memang sudah dekat dengan Lisa dan Kalia. Mereka dipertemukan dalam satu kelompok yang sama pada saat anggota OSIS memberi perintah untuk para siswa-siswi baru untuk jogging mengelilingi area SMA Bina Nusa. Tidak sekedar mengelilingi area SMA Bina Nusa yang besarnya nauzubillah saja, melainkan perkelompok disuruh mencari bendera sesuai warna yang sudah ditentukan. Satu bendera itu bernilai 10 point.

Sejak saat itu, ketiganya mulai sangat akrab. Kesana kemari bersama. Hingga mereka kembali bersyukur dipertemukan dalam satu kelas yang sama pula. Clarena senang berada di dekat kedua sahabatnya. Lisa dan Kalia selalu menunjukkan kepedulian mereka terhadap dirinya. Ya, setidaknya Clarena harap kedua orang itu benar-benar yang tepat untuk dijadikan teman. Semoga. Semoga mereka tidak palsu.

Cukup lama melamun mengingat awal kedekatannya dengan kedua sahabatnya, Clarena segera berjalan menuju lemari besar di sisi pojok kamarnya yang luas. Mencari piyama yang akan membuatnya nyaman untuk tidur malam ini. Tidak lama, gadis itu menarik lembut sepasang baju dan celana tidur berwarna marun. Mengenakannya, kemudian melenggang mendekati meja rias. Rambutnya yang ia cepol asal itu ia lepas, kemudian ia rapihkan sedikit dan kembali ia cepol asal. Memperlihatkan leher jenjangnya yang putih.

Clarena tersenyum di depan cermin itu. "Beres. Waktunya santai," gumamnya pada diri sendiri.

Kemudian ia kembali berjalan ke arah kasur. Mulai merebahkan tubuhnya di kasur ternyamannya. Memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Ia kembali melamun. Namun kali ini pikirannya benar-benar kosong.

Saat matanya baru saja terpejam, pintu kamarnya diketuk dari luar. Suara mbo Ijah yang memanggilnya ikut serta dengan ketukan itu.

Clarena bangun dan berjalan menuju pintu. "Kenapa, mbo?"

Mbo Ijah tersenyum ramah pada sang majikan. "Ada teman non Laren dibawah," Laren. Sebutan orang rumah pada dirinya.

Clarena mengkerutkan dahi kebingungan. Teman? Lisa dan Kalia kembali lagi? Benar-benar dua orang itu.

"Iya, mbo, ntar aku samperin. Makasih ya," ia tersenyum dan kembali dibalas tersenyum oleh mbo Ijah.

Gadis itu menuruni anak tangga. Mencari orang yang dimaksud teman oleh mbo Ijah tadi. Di ruang tamu tidak ada. Di ruang tv juga tidak ada. Jadi dimana orang yang mbo Ijah bilang teman itu. Clarena menghela napasnya. Pintu utama terbuka cukup lebar. Mungkin orang itu diluar. Lisa dan Kalia berlebihan sekali, seharusnya mereka masuk saja jika berkunjung ke rumahnya, tidak perlu menunggu diluar seperti ini.

"Masuk aja, Lis, Li—" betapa terkejut dirinya melihat siapa yang sekarang berada dihadapannya. Itu dia.

Raga Fabian Pratama. Cowok yang tadi siang mengklaim dirinya sebagai pacar. Sedang apa cowok itu? Berada di depan rumahnya? Bagaimana ia bisa tau keberadaan rumah Clarena? Dan untuk apa juga cowok itu kesini malam-malam begini?

Raga terkekeh melihat Clarena yang masih cengo memandang dirinya. "Gue kegantengan ya, sampe lo ngeliatin gue kayak gitu?"

Dih anjir. Demi apapun Clarena malu. Dia kenapa? Terpana melihat ketampanan Raga? Ya Tuhan, Clarena benar-benar malu. Ia jadi salah tingkah sendiri.

"Oh, eh... enggak kenapa-napa. Iya itu. Apasih, iya ganteng," shit. Bicara apa gadis itu barusan. Malu-maluin aja deh.

Raga lagi-lagi terkekeh. Kali ini juga terkekeh karena melihat Clarena yang sudah blushing di tempatnya. Lucu. Ungkapnya dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang