Selesai sudah kegiatan hari ini, Dina pun bergegas untuk pulang naik angkutan umum, karena hari ini papanya tidak bisa menjemput karena ada proyek diluar kota dan Anita tidak bisa mengantarnya pulang karena ada keperluan mendadak katanya, jadi terpaksa dina naik angkutan umum.
"Din"tiba-tiba ada yang manggil
"din kamu mau pulang?"tanya seseorang itu
"iya di" yang manggil ternyata adalah andi teman satu kelasnya
"tumben naik angkutan umum, gak di jemput papa kamu?" tanya andi
Dina pun menggelengkan kepala sebagai jawaban
"ya udah aku anter ya" tawar Andi
"gak usah, aku bisa pulang sendiri di, terima kasih" kataku
"mbak jadi naik gak" sahut tukang angkut
"iya iya pak jadi" dan aku pun pamit pada andi untuk pulang duluan
****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit terlihat indah malam ini, kupandangi dia seakan dia sedang tersenyum padaku, bulan dengan cahayanya mampu mebuat langit begitu indah dengan ditemani bintang-bintang yang gemerlap. Dulu kita suka banget mandang langit bersama, kamu dimana sekarang? aku rindu, akankah kamu merindukan ku juga, masih suka kah kamu memandang langit seperti ini, seperti yang kita lakukan dulu, aku sangat rindu kamu. astagfirullah, tiba-tiba dina sadar dari lamunannya
"apaan sih na, kamu harus bisa lupakan dia, belum tentu dia mikirin kamu juga, jangan bego deh jadi orang" dina merutuki dirinya sendiri
Melupakan orang yang kita cintai memang sulit, seberapa besarpun dia telah menyakiti.
dreeet...dreeet tiba-tiba handphonepun berbunyi menandakan ada panggilan masuk, terpampang nama Anita jelas dihandphonenya, dina memencet tombol biru dan menempelkannya ke telinga untuk mendengarkan apa yang akan anita katakan lewat benda pipih pintar itu.
"Assalamualaikum nit"
"......"
"astagfirullah, oke aku kesana sekarang kamu yang tenang ya kamu jangan nangis aku segera menyusul, Assalamualaikum"
"......"
lalu dina segera mengakhiri sambungan telephonenya lalu segera memakai kerudung dan mengambil slingbag yang tergantung dibelakang pintu dan segera bergegas turun ke bawah untuk pamit pada papa dan mamanya. "pah mah dina pamit dulu ya mau ke rumah sakit" kataku
"loh sayang siapa yang sakit na?" tanya mamah yang dianggukin papah
"Boby mah pah boby kecelakaan dan sekarang sedang dilarikan kerumah sakit, aku harus kesana dan disana anita sendirian mah pah aku harus segera kesana" ucapku
"ya sudah kamu hati-hati sayang"ucap mama
lalu aku pun segera mencium tangan kedua orang tuaku dan bergegas pergi. setelah tiba dirumah sakit, kulihat anita sedang duduk terdiam dibangku tunggu rumah sakit "nit" panggilku lalu anitapun menatapku dan langsung memelukku
"din boby" hikss hiksss
"iya iya nit kamu jangan nangis aku jadi suka ikut nangis, kamu yang tenang boby akan baik-baik aja diakan sahabat kita yang paling kuat" ucapku menyemangatinya
sebenarnya aku juga ingin nangis, bagaimana tidak, sahabatku sendiri mengalami kecelakaan yang tidak tahu kenapa awal terjadinya, tapi aku harus terlihat kuat didepan anita, aku tidak ingin anita semakin sedih ketika melihat aku menangis dan tak ada yang menyemangatinya, meskipun aku heran sih kenapa anita begitu sedih sampai menangis seperti ini padahalkan dia sama boby sukanya berantem dan gak pernah akur dan sekarang giliran boby mengalami kecelakaan yang paling terpuruk malah anita, aneh dengan temannya ini.
Dan tiba-tiba datang seorang dokter yang menangani boby, dan dia mengatakan bahwa boby baik-baik saja dan hanya mengalami luka ringan saja, lalu kami pun berterima kasih pada dokter dan bergegas menghampiri boby yang sedang terbaring dibrankar rumah sakit
****
Di keesokan harinya aku kembali melakukan aktivitasku, hari ini kebagian jam pagi masuk kuliah jadi pagi-pagi sudah ke kampus ya walaupun males tapi harus dipaksain. Setelah sampai kelas aku mengedarkan pandanganku, ya tepat dikursi paling pojok terdapat seseorang yang dina cari dia anita sahabatnya yang sedang termenung berdiam diri dibangku.
"hei, kamu kenapa nit" tanya dina
"hah nggak gak kenapa-napa din"jawab anita
"kamu jangan bohong nita, aku tahu kamu pasti sedang terpuruk kan gara-gara boby"ujar dina
Ya semalam pas dina masuk bersama anita, anita mendadak marah sama boby yang harusnya di manjain malah dimarahin, anita bilang kalau boby gak hati-hati bawa motornya sampai mengalami kecelakaan dan untung tak terjadi apa-apa dan hanya mendapat luka ringan saja, boby hanya menyeringai merasa bersalah karena dia begitu ceroboh dalam berkendara, dan bobypun terheran kenapa anita sekhawatir itu padanya, padahal selama ini kan mereka berdua sering berantem, entahlah apa yang ada dihati anita hanya anita dan allah yang tahu.
"terpuruk apaan? Aku mah bersyukur dia kaya gitu biar dia mulai hati-hati kalau dijalanan" -Anita
"cieeeee yang mulai peduli sama boby" -dina
"peduli apaan, aku cuma peduli sama dia hanya sebatas teman gak lebih" ujar anita
"siapa juga yang bilang lebih dari teman" ujar dina
Kini wajah anita seketika mendadak merah gak tahu kenapa, perkataan nya barusan bersama dina mendadak terfikirkan kenapa juga dia sebegitu peduli ya sama boby? Apa jangan-jangan? Ah gak mungkin, segera anita menepis pikirannya yang sedikit ngawur menurutnya.