12

2K 357 21
                                    

Tapi... gimana caranya ke sana? Hujan begini mau nekad? Gue bahkan cuma pakai kaos 3 per 4 warna biru tua dan itu pun udah kedinginan.

Indomaret nya, sih deket itu ada di seberang terus ke kanan sedikit. Tapi lumayan, cuy. Jalannya gede jadi makan waktu yang lama.

Tiba-tiba Yeosang mengangkat kemeja flanel nya ke atas kepala gue— atas kepala dia juga. Kayak dipayungin sementara sama kemeja nya gitu.

"Gini aja gapapa, ya?"

Gue gak jawab. Gue malah sibuk liatin Yeosang dari bawah balutan kemeja di atas kepala gue.

"I-iya." balas gue kemudian.

Abis itu kita jalan pelan-pelan. Gue dititah sama Yeosang katanya jangan cepet-cepet. Masalahnya guys, gue gemeter. Gak tau gemeter karena kedinginan atau karena ini deket banget sama Yeosang gue bahkan bisa mencium bau cowok di dia.

Bukan wangi parfum, tapi wangi maskulin. Suka.

Sesampainya di Indomaret, Yeosang menurunkan kembali kemejanya. Kepala kita aman gak kena hujan. Gue pun aman juga di bagian punggung karena kemejanya yang gede itu bisa nutupin sampai belakang gue.

Yang basah cuma celana dan sepatu gue, sih hehe.

"Gapapa, kan?" tanya Yeosang sambil menatap gue dan pake kemejanya.

"Lu pake lagi kemejanya? Gak basah emang?"

Dengan polosnya dia jawab, "Kemeja nya gue semprot pakai anti-air."

Gue diam. Iya, ada produk begituan sekarang banyak dijual dan gue tertawa dengernya. "Kenapa ketawa?" tanyanya.

"Gapapa. Lucu aja." ujar gue seadanya. Kita mencar. Yeosang ke tempat payung dan gue nyari minum. Haus bro.

Abis ambil minum kesukaan gue; Ichitan Thai Tea gue menghampiri Yeosang yang sama juga mau nyamperin gue.

But wait...

ANJIR GANTENG BANGET!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ANJIR GANTENG BANGET!!!

Tau gak, sih ini gue freeze gitu saking terpananya sama Yeosang. I mean... gue emang pernah suka sama dia karena tindakannya yang baik dan tulus, tapi gue baru sadar kalo dia setampan ini!

"Mau diem sampe kapan?"

Suara berat Yeosang membuyarkan lamunan gue. Gue mengerjap sedikit dan mendongak ngeliat dia.

"Mau satu payung yang gede buat berdua atau dua payung buat masing-masing?"

Apa-apaan, nih pertanyaan.

"Oke, yang gede satu."

"Ih, Yeosang gue belum jawab tau!" rengek gue.

Dia terkekeh, "Lagian lama banget jawabnya."

Gue cuma bisa nurut. Mana gue beneran diem doang. Iya, soalnya masih terpana sama Yeosang >.<

Kemudian kita berdua keluar dari minimarketnya. Gak ada, tuh tanda-tanda hujan mau berhenti karena banyak banget yang neduh di sini.

"Mau sekarang?" tanya gue.

"Lo nya mau?"

Dih, malah nanya balik. "Boleh, deh."

"Kalo kena bilang, ya." ujarnya yang kemudian gue balas anggukan. Akhirnya kita jalan. Berdua di bawah satu payung yang ukurannya gede.

Drama banget gak, sih? Menurut gue, sih iya tapi... nyaman?

Setelah beberapa menit jalan kaki kita sampai di bengkel motor Yeosang.

Fyi, gue pakai kemeja nya Yeosang. Bukan karena dingin, ya! Tapi karena gue pakai backpack gue di depan biar gak kena basah dan kata Yeosang baju yang gue pakai ini lumayan tipis dan kalo kena basah, ya you know, girls. Jadi, dia kasih kemejanya buat gue.

"Eh, Mas Yeosang, kan? Kirain gak jadi sekarang." Gue menoleh ke salah satu abang bengkel yang lagi ngobrol sama Yeosang.

"Iya, Bang. Udah beres itu?"

"Beres, lah, tapi emang mau dibawa sekarang? Ntar ceweknya kehujanan gimana?"

Ceweknya ndasmu, Bang. Tapi gue haha hehe doang.

"Mana ada! Dah, ah ntar gue transfer, ya."

"Sip, lah. Hati-hati lo." ujar Abang bengkelnya dan nepuk pundak Yeosang pelan.

Kemudian Yeosang menoleh gue yang abis buang muka soalnya tadi liatin dia juga. "Maap, ya emang asal jiplak aja dia."

"Slow, slow." Halah, padahal hati gue gak karuan pasti.

Hujannya masih deres. Deres banget— gak, deng, tapi ya gitu lumayan bisa bikin basah kuyup.

"Sesuai ucapan gue tadi. Gue ada jas hujan. Mau pulang sekarang atau tunggu reda?" tanya Yeosang.

"Sekarang aja kali, ya? Gue mau pulang..." seru gue.

"Yakin?" Gue mengangguk mantap. "Yaudah. Pake, nih." katanya sambil ngasih jas hujan berwarna biru tua ke gue. Modelan celana dan jubahnya lumayan gede, ya bagus, deh bisa nutupin semua.

Setelah selesai pake jas hujannya sampe ke bagian penutup kepala dengan talinya gue tarik dan gue ikat, gue samperin Yeosang di motornya yang masih pakai jas hujannya.

"Gue udah."

"Hahahahah!"

"Dih, kenapa ketawa?" tanya gue pas Yeosang ketawa. Ketawanya, tuh pas abis liatin gue!

"Lucu kayak penguin."

Ini muka gue yang nyaris Frozebite jadi mendidih kayak rebusan air.

"Dah, nih. Ayo pulang." ajak Yeosang yang kemudian gue naik ke motornya.

Dan akhirnya kita pulang.

✔️[1] 𝗔 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗔𝗯𝗼𝘂𝘁 𝗠𝘆  𝗕𝗲𝘀𝘁𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 : 𝙒𝙤𝙤𝙮𝙤𝙪𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang