21

1.5K 314 15
                                    

Hari ini gue pulang!

Btw, keluarga gue gak ada yang tau kalo gue sakit. Gue gak mau bikin mereka jauh-jauh ke sini jenguk anaknya yang sakit gara-gara sok diet padahal telat makan sebentar aja bisa nge drop kayak kemarin.

Tadinya Wooyoung mau telepon Kakak dan Mama gue, tapi gue bilang gak perlu karena khawatirnya mereka dengan anak paling kecil di keluarganya bisa lebay.

Tapi hari ini gue sama Wooyoung pulangnya. Yeosang lagi ada bimbingan gitu dan penting banget. Tadinya juga dia keukeuh mau jemput gue, tapi gue bilang kuliah dulu, baru gue. Hehe.

"Awas lu, ye gak makan-makan lagi."

"Iyaaaaaaaa."

"Kalo laper telepon aja Yeosang."

"Halah, biasanya lo gak ada angin gak ada hujan suka ngajak makan."

Wooyoung, "Ya, lo kan udah ada Yeosang."

"Ish, kenapa, sih sekarang apa-apa udah ada Yeosang? Sebel dengernya tau." rengek gue.

"Dah, dah. Lu diem di sini gue mau beli makan." perintahnya ke gue sambil mentitah gue duduk di kasur kos gue. Abis itu dia agak ngibrit ke motor Vespa nya dan pergi dari kos gue buat beli makan.

Gue tersenyum senang. At least dia selalu ada buat gue. Dalam keadaan apa pun itu.

"Hanaaaa!" Samar-samar gue mendengar seseorang yang kayaknya, sih berteriak dari jauh gitu. Gue menoleh ke luar pintu kamar kos gue.

Guess who? Yoojung, Doyeon, dan Mingi. Oh, di belakangnya ada Yeosang.

Gue langsung ke ruang tamu. Ya, gak mungkin lah di kamar gue mau jadi kapal pecah?

Pas sampe di depan pintu kos, mereka lepas sepatu dan Yoojung lari ke gue, "Yaampun, masih lesu aja temen gue ini! Nih, kita bawain cemilan banyak-banyak."

"Sebenernya gue kurang setuju, Han mereka milih beli cemilan mending beli buah," seru Mingi yang langsung gue balas dengan kekehan.

"Thai tea gak ada?" tanya gue saat menggeledah plastik Indomart itu, tapi gak nemuin Ichitan thai tea.

"Gak ada, ya lo minum-minum begituan! Mau sakit lagi?!" Nah, kan bumil ngomel.

"Ampun!"

Abis itu gue simpan plastiknya di samping gue.

"Mana Wooyoung? Gak mungkin, kan dia langsung pulang?" tanya Mingi.

"Oh, dia lagi beli makan, sih. Kalian mau gak? Gue telepon, nih gue minta titip.

Doyeon mengibaskan tangannya, "Gak usah kita semua, mah dah makan. Paling Yeosang doang, nih belom. Ini aja pas kita sampe dia kek abis kebut-kebutan, tuh" katanya yang terkesan ngeledek di akhir.

Gue terkekeh. Bisa aja.

"EH GUE LUPA MASIH ADA KELAS ANJIR,"

Yoojung bisa gak, sih jangan teriak!?

"Gue naik angkot, deh! Bye, kalian! Hanaaa see you tomorrow, ya!!! Bye byeee!" Asli, berisik banget.

"Keknya gue sama Mingi juga balik aja, deh. Ada urusan," seru Doyeon dengan menekankan kata urusan. Gue mengangguk paham. "Okey! Have fun you two!"

Dan, tersisa gue sama Yeosang yang ada di ruang tamu. Yang gue lihat, sih Yeosang keliatan capek gitu. "Lo bener kebut-kebutan?"

Yeosang mengangguk, "Kan mau ketemu lo."

"Ya, gak usah ngebut-ngebut juga kali. Nanti lo modar." seru gue.

"Gapapa. Sesekali doang ini mah. Lo gimana? Udah baikan? Udah sehat?" tanyanya.

Gue mengangguk, "Udah, kok. Udah sehat. Udah bisa jungkir balik kayaknya."

Tiba-tiba Yeosang mengelus puncak kepala gue.

Bukannya deg-deg an gue malah sedikit terkejut. Biasa aja? Padahal sebelumnya, tuh gue selalu fluttering.

"Sehat-sehat, ya. Kalo lo sakit, gue gimana?"

Apa, nih. Gue bisa gila dengernya.

"Haha, apa, sih!" Ini aja gue gugup banget ngomongnya!

Chu.

Wait...

Did he just stole my first kiss?

Did he just—

"I love you."

Gak.

Gue gak suka ini.











































author's pov (short bonus scene)

Wooyoung mengepal tangannya kuat-kuat. Menahan diri agar tak bergelut dengan pria itu.

"Anjing."

✔️[1] 𝗔 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆 𝗔𝗯𝗼𝘂𝘁 𝗠𝘆  𝗕𝗲𝘀𝘁𝗳𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱 : 𝙒𝙤𝙤𝙮𝙤𝙪𝙣𝙜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang