[4] Lipstick Taste

36 5 0
                                    

" Maaf tapi Tuan tidak bisa ditemui dijam makan siang, beliau sedang istirahat. Anda bisa masuk ke ruangannya setelah jam makan siang selesai", katanya.

" Kasihan Bosmu harus melewatkan makan siangnya untuk bekerja. Padahal makanannya sudah siap santap sedari tadi", aku sampai menunjukan tempat makan ini padanya. Masih bisa bersabar atas kelakukan wanita di depanku ini.

Dia diam dan malah mengeluarkan cat kuku dari tasnya.

" Kan sudah kubilang dari tadi, kita sudah membuat perjanjian. Argh tidak tidak", aku menggelengkan kepalaku sendiri. " Dia yang menyuruhku kesini!",

" Banyak yang berbohong dengan cara seperti itu untuk menemui Tuan. Lagi pula di daftar tamu yang hendak berkunjung, tidak ada namamu. Tuan tidak ada pertemuan dengan nama Kim Yoora", terangnya.

" Kalau begitu, bisa beritahu atasanmu kalau aku ada disini?",

Wanita yang kisarannya lebih tua tiga tahun dariku ini menekan tombol angka pada telepon kantor yang ada dimejanya.

" Permisi, Tuan. Ada yang ingin memberikan bekal makan pada Tuan, katanya sudah membuat janji?", kata sekretarisnya itu lewat telepon kantor. Padahal mereka hanya terhalang pintu masuk ruangan Taehyung.

Perempuan itu menaruh gagang telponnya kembali. Mengucapkan kata sopan dengan nada sarkas padaku, ini tidak bisa disimpulkan sopan sebenarnya.

" Anda silahkan masuk. Tuan sudah menunggu",

Aku masuk dan menutup kembali pintunya. Lalu langsung duduk di kursi depannya tanpa dipersilahkan. Menyodorkan bekal makanan ke meja kerjanya.

" Salahmu membuatku telat mengantar ini. Kenapa tidak menulis namaku saja didaftar pertemuan? Aku kesulitan masuk tadi ",

" Untuk apa menulisnya? Kau kan bukan kolega bisnisku"

" Aku didepanmu memang sangat miskin, yah?",

" Tidak juga, kau terlihat angkuh untuk dikata seperti itu. Pembawaanmu sungguh luar biasa",

" Lagian kau kan juga putri pengusaha produk terkenal", tambahnya.

" Kan sudah pernah kukatakan", sebenarnya membanggakan kekayaan orang tua bukan gayaku sekali.

" Kukira itu bohong. Tapi setelah mengantarmu ke rumah Kim Myunsuk, nyatanya benar kalau kau memang putrinya",

Aku menghirup nafas dalam dalam dan beralih ke sofa diruang kerjanya, duduk didepannya sangat membosankan.

Aku mengusap layar kunci ponselku, membuka dan membalas berbagai pesan masuk dari orang yang memiliki peluang atau modal mendekatiku. Lalu menghapus beberapa pesan dari orang pengangguran yang pekerjaannya selalu menggangguku.

Suara memekik penuh heran menembus gendang telingaku, " Yoora?"

"Hmm", kubalas singkat juga.

" Kan sudah kubilang aku tidak makan nasi dan tidak suka sayur?", tanyanya hati hati seolah mungkin dia yang salah, lupa memberitahuku.

" Itu bukan nasi putih, nasi merah cocok untuk orang yang sedang diet. Lagi pula, orang diet juga perlu sayur",

" Tapi, Yoo...",

Ucapannya kupotong, " Makan saja! Akan kuanggap itu sebagai ucapan terimakasih.  Lagian kau tidak akan mati dengan serat sayur",

Aku menunggunya makan, sebenarnya aku juga bingung kenapa aku masih disini menunggunya. Mungkin aku yang malas, atau aku sebenarnya sedang menunggu kotak makanku. Entah.

Sambil menunggu, tentu saja aku memainkan keyboard diponselku hingga memunculkan sebuah nama kelayar. Menekan tombol hijau untuk menghubunginya.

ACCISMUS -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang