[R A T E : M A T U R E]
[ACCISMUS] ; Keadaan dimana Anda berpura pura tidak tertarik pada seseorang atau sesuatu tapi sebenarnya Anda tertarik.
Bagaimana mungkin keduanya sadar telah jatuh pada perasaan, sedang mereka juga sadar mereka saling memper...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sudah kuduga kau tidak akan mencurinya, manis",
Aku tersenyum miring menghadapi orang ini. Perusahannya memang cukup besar, tapi isi otaknya tak sebanyak isi gedungnya. Ingin tak menjawab tapi merasa percuma aku datang sore sore kesini untuk mengembalikan kemeja ini. Argh! bukan kemeja ini, tapi harga diriku.
"Mencurinya? Aku cukup berkelas untuk mengatakan kemeja itu menjijikan karena telah menempel dengan badanmu sebelumnya",
" Languange, baby ", katanya.
" Sudah kuduga, sekarang bagaimana? Mau imbalan?", sambungnya lagi.
Aku mengangkat satu alisku tanda tertarik.
" Aku anak dari pemilik perusahaan By Corporation, untuk alasan uang aku sama sekali tidak tertarik",
" Aku yakin, pemikiranmu sepertinya tidak sedangkal ini Nona Kim. Tapi jika benar dangkal, kau bisa menyebut uang sebagai satu satunya bentuk imbalan kan?"
" Omong kosong, semua yang berada di bumi ini bisa dimiliki hanya dengan uang",
" Termasuk kau?",
" Ya. Kenapa? Apa kau berpikir aku sangat murahan? Setidaknya aku lebih realistis dari wanita diluaran sana. Aku bisa dimiliki dengan uang, bisa dibentuk dengan uang, dan bisa meninggalkan karena uang",
" Terkesan superior sekali",
" Mendominasi harus menempel dalam tubuhku, bahkan sistem kerja ototku seperti selalu melakukan gerakan berulang untuk menang",
" Menang? Dari siapa? Rupanya kau senang bermain dominan, otakmu cukup sexy juga ya",
" Dan otakmu kotor juga ya? padahal bukan itu yang kumaksud. Maksudku menang dari perebutan sumber uang, apalagi? Aku butuh seseorang yang berkelimpahan ",
" Aku tahu Nona Kim, itu juga alasan kau bisa datang ke pesta kemarin meski kau tidak memiliki perusahaan", sungguh orang ini begitu suka menggodaku, senang membuatku jengkel.
Aku diam.
Dia berkata lagi, " Baiklah kemari, duduk di sampingku. Kakimu tidak sakit berdiri terus? heels mu terlihat tidak nyaman digunakan ",
Aku duduk di sofa panjang ruangannya, karena hanya ada satu tempat duduk yang tersedia maka aku duduk disampingnya persis.
" Sudah sampai mana perbincangan kita tadi?", ucapnya setelah melihatku duduk.
" Aku tidak mau menerima apalagi meminta imbalan apapun darimu. Karena jika aku meminta, kau harus memberikannya"